Cara Memelihara Ikan Patin Biar Cepat Besar
Cara Memelihara Ikan Patin jenis ikan konsumsi air tawar yang mempunyai rasa daging sangat lezat, sehingga dimanfaat untuk usaha dan bisnis sampaingan.
Tak hanya itu, untuk melaksanakan budidaya patin sendiri tergolong sangat mudah. Karena disamping mudahnya dalam mencari bibitnya, sudah banyak yang memberi tips cara ternak ikan patin sekaligus cara merawatnya sesuai kondisi suhu di daearh. Bagi Anda yang kurang tau akan cara memelihara ikan patin supaya cept besar, berikut ini klarifikasi singkatnya.
Oleh alasannya yaitu itu , penetasan telur dan pemeliharaan secara terkontrol merupakan hal yang mutlak dilakukan. Pemeliharaan larva patin harus dilakukan diruang tertutup rapat dan terlindungi dari efek perubahan suhu, cuaca hujan, angin dan hama predator.
Pemeliharaan larva mulai dilakukan ketika cadangan makanan atau kuning telur yang ad diperut larva mulai habis , yaitu 1 hari dari telur menetas. Pakan larva yang diberikan sesudah telur menetas yaitu telur artemia yang gres menetas .
Selanjutnya, diberi pakan berupa cacing sutera. Dan pakan pellet tepung dengan kandungan protein minimal 40% . Waktu yang dibutuhkan untuk mencapai benih ukuran ¾- inci yaitu 21-30 hari.
Beberapa aktivitas yang dilakukan dalam pemeliharaan larva biar angka mortalitas larva sanggup ditekan seminimal mungkin, yaitu sebagai berikut.
A.Persiapan Wadah Pemeliharaan
Persiapan wadah cara memelihara ikan patin merupakan hal yang harus dilakukan.
Sebelum memulai pemeliharaan. Kegiatan persiapan tersebut mulai beberapa proses diantaranya pengeringan, pembersihan, perbaikan(wadah produksi, instalasi air, instalasi listrik, instslasi udara , serta sluran pembuangan), dan pengisian air.
Penyiapan wadah pemeliharaan larva bertujuan untuk membuat lingkungan yang optimal bagi larva sehingga bias hidup dan berkembang, serta mengurangi serangan basil atau jamur. Wadah pemeliharaan larva harus sudah disiapkan 1-2 hari sebelum larva ditebarkan
Persyaratan untuk pemeliharaan larva yaitu air yang digunakan harus higienis dan jernih serta suhu air dan udaranya harus stabil danberflutuasi. Sumber air higienis sanggup berasal pompa atau sumur gali.
Untuk meningkatkan kandungan oksigen terlarut dalam air dan menguapkan gas gas lain sebagai media pemeliharaan, air diareasi terlebih dahulu selama 1-2 hari atau dengan menampungnya tarlebih dahulu dalam kolam tendon air. Pada kolam tendon tarsebut juga dipasang aerasi dari blower atau aerator selama 24 jam.
Untuk mencegah timbulnya jamur dan bibit penyakit pada larva patin,berikan larutan larutan methylene blue (mb) pada media pemeliharaan dengan dosis sesuai dengan hukum yang tercantum pada label kemasan.perlakuan ini diberikan minimal 1-2 hari sebelum larva patin dimasukkan .
Untuk menjaga suhu air tetap dalam kondisi stabil ,lengkapi wadah pemeliharaan dengan heater atau sumber panas yang berasal dari pemanas ruangan berasal dari pemanas ruangan berupa lampu listrik atau kompor.
Persiapan selanjutnya yaitu pemasangan instalasi penetasan, pada tahapan ini,penggunaan aerasi dari blower atau aerator kedalam wadah pemeliharaan dibutuhkan untuk menyuplai oksigen terlarut.
Hal ini alasannya yaitu larva patin sangat peka tarhadap kekurangan oksigen.aerasi dipasang pada setiap kolam atau wadah pemeliharaan larva. Tekanan aerasi dibentuk sedemikian rupa biar tidak terlalu kencang sehingga larva tidak gampang stres.
Untuk mengurangi goncangan tanggapan gelembung air yang terlalu besar, pada ujung selang aerator sanggup ditempatkan sebuah watu aerasi. Selama pemeliharaan larva berlangsung , aerasi harus slalu dihidupkan.
B. Macam Wadah Memelihara Larva Ikan Patin
Pemeliharaan larva patin dilakukan selama 21-30 hari atau bila benih patin telah mencapai ukuran ¾-1 inci/ekor. Benih patin yang telah mencapai ukuran 1 inci selanjutnya di dederkan ke kolam atau kolam yang lebih luas.
1. Cara Memelihara Ikan Patin Supaya Cepat Besar di Kolam Fiberglass
Fiberglass yang umum digunakan untuk pemeliharaan larva/benih patin berukuran panjang 2 m ,lebar 1 m ,dan tinggi 0,5 m. atau kolam fiberglass ada yang lingkaran /oval atau empat persegi. Untuk jumlah larva patin sebanyak 200.000 ekor,diperlukan kolam fiberglass sebanyak 12 buah. Tinggi air pada kolam pemeliharaan berkisar 30-40 cm.
Bak fiberglass sanggup diperoleh dengan membeli di took akuarium atau di toko akuarium atau ditoko alat –alat perikanan .bak fiberglass tergolong mudah dan gampang dalam pengelolaannya dan sanggup di pindah-pindahkan. Namun ,harga sebuah kolam fiberglass masih terbilang mahal .
Seperti halnya di akuarium ,pemeliharaan larva di kolam fiberglass juga di temptkan di dalam ruangan yang tertutup rapat dan terlindungi. Tujuannya untuk mempertahankan suhu air dan suhu ruangan tetap stabil. Pada kolam fiberglass juga dilengkapi dengan beberapa titik aerasi dan heater.
2. Cara Memelihara Ikan Patin di Akuarium
Selain berfungsi sebagai daerah penetasan telur,akuarium juga berfngsi sebagai daerah pemeliharaan larva hingga larva berubah menjadi benih dengan ukuran tertentu atau berukuran ¾-1 inci/ekor.
Akuarium yang umum di gunakan untuk pemeliharaan larva patin antara lain berukuran panjang 80-100 m,lebar 40-60 cm, dan tinggi 40 cm.akuarium ukuran tersebut sanggup di isi dengan larva patin sebanyak 5.000 ekor. Untuk larva sebanyak 200.000 ekor,diperlukan akuarium sebanyak 40 buah. Namun,jumlah akuarium yang dibutuhkan targantung dari larva yang akan dipelihara.
Akuarium akuarium tarsebut disusun dan diletakan pada arak-rak yang di buat dari besi atau kayu. Setiap akuarium dilapisi dengan Styrofoam atau gabus yang berfungsi untuk mencgah retak dan pecahnya akuarium.
Akuarium yang dibutuhkan diubahsuaikan dengan jumlah telur dn larva yang akan dipelihara . Setelah menetas menjadi larva,benih tersebut kemudian di jarangkan menjadi beberapa akuarium. Pada setiap akuarium di lengkapi dengan beberapa titik aerasi dan heater.
3. Cara Memelihara Ikan Patin di Kolam Semen
Bak pemeliharaan untuk larva patin sanggup tarbuat dari kolam semen. Pemeliharaan larva patin di kolam semen hendaknya dilakukan stelah benih patin mulai Makan cacing sutera atau sekitar umur 10 hari dari penetasan. Jika pemeliharaan larva patin dilakukan sesudah larva menetas (umur 1 hari) tingkat simpulan hayat atau mortalitas benih sangat tinggi.
Bak semen untuk pemeliharaan larva patin tersebut hendaknya di tempatkan di dalam ruangan tertutup dan terlindungi.tujuannya untu mempetahankan suhu air ruangan tetap stabil .
Jika pemeliharaan larva berada di ruang terbuka,maka pada wadah pemeliharaan tersebut di atas dan dindingnya di beri epilog atau pelindung berupa tutup plastik biar suhu di dalam wadah pemeliharaan tetap stabil.pada kolam semen tersebut di lengkapi dengan beberapa titik aerasi dan pemanas air (heater).
Bak semen yang umum di gunakan untuk pemeliharaan larva patin berukuran lebar 1 m,panjang 2-4 meter dan tinggi 0.8m. Kolam pemeliharaan di lengkapi dengan susukan pemasukan atau pengeluaran yang terbuat dari pipa paralon.
Fungsi kedua susukan tersebut yaitu untuk memudahkan pengeringan dan pengisian air.tinggi air pada kolam pemeliharaan larva patin sanggup di atur mulai dari 20-50 cm. Pemeliharaan larva patin di kolam semen di lakukan hingga dngan benih ukuran ¾-1 inci/ekor. Setelah benih mencapai ukuran tersebut ,benih di pindahkan ke kolam pendederan yang lebih luas.
4. Cara Memelihara Ikan Patin di Kolam Terpal Plastic
Terpal plastik sanggup dijadikan sebagai daerah alternatif daerah pemeliharaan larva ikan patin. Metode pemeliharaan kolam terpal sudah banyak digunakan oleh para pembudidaya patin keran mudah dalam pengelolaan dan mempunyai tingkat keberhasilan yang tinggi.
Padat penebaran di kolam terpal sekitar 40 ekor/l. Untuk jumlah larva patin sebanyak 200.000 ekor, dibutuhkan kolam terpal plastik sebanyak 12-14 buah. waktu pemeliharaan patin di kolam terpal yaitu 21-30 hari atau bila benih patin telah mencapai ukuran 3/4-1 inci/ekor.
C. Penebaran Larva
Cara memelihara ikan patin supaya cepat besar selanjutnya proses pemasukan benih patin. Agar tidak menyebabkan larva stress, proses penyebaran larva harus dilakukan secara hati-hati, yakni dengan cara memperhatikan kondisi air serta kesesuaian larva, aerasi sebaiknya dikecilkan, ketinggian air pada kolam pemeliharaan diupayakan 20-50cm.
Dan padat penebaran optimal 100 ekor/l air (patin siam), 30 ekor larva/l (patin jambal) dengan sisitem sirkulasi), dan 50 ekor /l air (patin pasupati).
Seiring pertumbhan larva menjadi benih, perlu dilakukan pemindahan dan penjarangan kepadatan. Idealnya, penebaran larva dilakukan sesudah larva berumur minimal 5 jam dari penetasan dan larva yang ditebar harus sudah terbebas dari sisa telur yang tidak menetas.
Cara memelihara ikan patin pada tahap peberian pakan harus jenis pakan yang sesuai dan cocok untuk larva atau benih patin antara lain, Kutu air (Daphnia sp, Moina sp), telur Artemia (Artemia sp), dan cacing sutera (Tubifex sp).
Larva mulai aktif makan pada jam ke 30-36 sesudah penetasan dengan pakn awal berupa artemia. Berikut tahana cara pinjaman larva ikan yang sesuai standar.
a. Umur 0-2 hari (tergantung suhu), larva patin belum diberi pakan komplemen alasannya yaitu masih mempunyai cadangan makanan dalam badan berupa kuning telur (yolk).
b. Umur 2-7 hari, larva patin diberi pakan Artemia, yakni pada ketika larva berumur kurang lebih 36 jam.
c. Umur 7-15 hari, larva atau benih patin diberi pakan berupa cacing sutera (tubifex sp). Biasanya sesudah pinjaman pakan cacing sutera pertumbuhan larva patin akan cepat.
Di awal pemberian, campur pakan cacing sutera dengan artemia dulu. Hal ini alasannya yaitu larva patin belum terbiasa makan cacing sutera. Dengan cara demikian larva patin yang masih berumur kecil dan belum makan cacing sutera akan memakan artemia.
Frekuensi pinjaman pakan cacing sutera dilakukan setiap 3 jam sekali yang diberikan secara ad libitum atau secukupnya dengan memperhatikan nafsu makan ikan.
d. Umur 15-30 hari, diberi pakan pelet terbentuk tepung dengan kandungan protein minimal 40%. Walaupun jumlah pakan yang diberikan sesuai kebutuhan, tetapi kisaran pakannya yaitu kurang lebih 15 % dari total bobot ikan.
Frekuensi pinjaman pakan pelet tepung untuk benih patin 5 kali per hari.
E. Cara Memelihara Ikan Patin - Pengelolaan Air
Pengelolaan air merupakan salah satu kunci keberhasilan memelihara larva patin. Pengelolaan air bertujuan menyediakan lingkungan hidup yang optimal bagi larva biar sanggup hidup, berkembang, dan tumbuh secara optimal.
Prinsi pengelolaan air yaitu memasukkan zat yang bermanfaat menyerupai oksigen atau air gres ke dalam wadah budidaya mengeluarkan yang tidak bermanfaat bahkan merugikan menyerupai sisa pakan, kotoran ikan, amoniak (NH3), atau CO2.
Demikian inilah uraian singkat perihal cara memelihar ikan patin yang gampang dilakukan untuk pemula. Semoga bermanfaat dan selamat mencoba dengan hasil yang maksimal.
Sumber: Panduan lengkap Aribisnis Patin
Tak hanya itu, untuk melaksanakan budidaya patin sendiri tergolong sangat mudah. Karena disamping mudahnya dalam mencari bibitnya, sudah banyak yang memberi tips cara ternak ikan patin sekaligus cara merawatnya sesuai kondisi suhu di daearh. Bagi Anda yang kurang tau akan cara memelihara ikan patin supaya cept besar, berikut ini klarifikasi singkatnya.
Cara Memelihara Ikan Patin Supaya Cepat Besar
Pemeliharaan larva merupakan aktivitas yang paling memilih keberhasilan perjuangan pembenihan ikan patin.tingkat simpulan hayat pada fase larva hingga 15 hari sangat tinggi alasannya yaitu stadia larva merupakan fase yang paling kritis dalam siklus hidup ikan patin dan cenderung lebih sulit daripada fase penetasan telur itu sendiri.Oleh alasannya yaitu itu , penetasan telur dan pemeliharaan secara terkontrol merupakan hal yang mutlak dilakukan. Pemeliharaan larva patin harus dilakukan diruang tertutup rapat dan terlindungi dari efek perubahan suhu, cuaca hujan, angin dan hama predator.
Pemeliharaan larva mulai dilakukan ketika cadangan makanan atau kuning telur yang ad diperut larva mulai habis , yaitu 1 hari dari telur menetas. Pakan larva yang diberikan sesudah telur menetas yaitu telur artemia yang gres menetas .
Selanjutnya, diberi pakan berupa cacing sutera. Dan pakan pellet tepung dengan kandungan protein minimal 40% . Waktu yang dibutuhkan untuk mencapai benih ukuran ¾- inci yaitu 21-30 hari.
Beberapa aktivitas yang dilakukan dalam pemeliharaan larva biar angka mortalitas larva sanggup ditekan seminimal mungkin, yaitu sebagai berikut.
A.Persiapan Wadah Pemeliharaan
Persiapan wadah cara memelihara ikan patin merupakan hal yang harus dilakukan.
Sebelum memulai pemeliharaan. Kegiatan persiapan tersebut mulai beberapa proses diantaranya pengeringan, pembersihan, perbaikan(wadah produksi, instalasi air, instalasi listrik, instslasi udara , serta sluran pembuangan), dan pengisian air.
Penyiapan wadah pemeliharaan larva bertujuan untuk membuat lingkungan yang optimal bagi larva sehingga bias hidup dan berkembang, serta mengurangi serangan basil atau jamur. Wadah pemeliharaan larva harus sudah disiapkan 1-2 hari sebelum larva ditebarkan
Persyaratan untuk pemeliharaan larva yaitu air yang digunakan harus higienis dan jernih serta suhu air dan udaranya harus stabil danberflutuasi. Sumber air higienis sanggup berasal pompa atau sumur gali.
Untuk meningkatkan kandungan oksigen terlarut dalam air dan menguapkan gas gas lain sebagai media pemeliharaan, air diareasi terlebih dahulu selama 1-2 hari atau dengan menampungnya tarlebih dahulu dalam kolam tendon air. Pada kolam tendon tarsebut juga dipasang aerasi dari blower atau aerator selama 24 jam.
Untuk mencegah timbulnya jamur dan bibit penyakit pada larva patin,berikan larutan larutan methylene blue (mb) pada media pemeliharaan dengan dosis sesuai dengan hukum yang tercantum pada label kemasan.perlakuan ini diberikan minimal 1-2 hari sebelum larva patin dimasukkan .
Untuk menjaga suhu air tetap dalam kondisi stabil ,lengkapi wadah pemeliharaan dengan heater atau sumber panas yang berasal dari pemanas ruangan berasal dari pemanas ruangan berupa lampu listrik atau kompor.
Persiapan selanjutnya yaitu pemasangan instalasi penetasan, pada tahapan ini,penggunaan aerasi dari blower atau aerator kedalam wadah pemeliharaan dibutuhkan untuk menyuplai oksigen terlarut.
Hal ini alasannya yaitu larva patin sangat peka tarhadap kekurangan oksigen.aerasi dipasang pada setiap kolam atau wadah pemeliharaan larva. Tekanan aerasi dibentuk sedemikian rupa biar tidak terlalu kencang sehingga larva tidak gampang stres.
Untuk mengurangi goncangan tanggapan gelembung air yang terlalu besar, pada ujung selang aerator sanggup ditempatkan sebuah watu aerasi. Selama pemeliharaan larva berlangsung , aerasi harus slalu dihidupkan.
B. Macam Wadah Memelihara Larva Ikan Patin
Pemeliharaan larva patin dilakukan selama 21-30 hari atau bila benih patin telah mencapai ukuran ¾-1 inci/ekor. Benih patin yang telah mencapai ukuran 1 inci selanjutnya di dederkan ke kolam atau kolam yang lebih luas.
1. Cara Memelihara Ikan Patin Supaya Cepat Besar di Kolam Fiberglass
Fiberglass yang umum digunakan untuk pemeliharaan larva/benih patin berukuran panjang 2 m ,lebar 1 m ,dan tinggi 0,5 m. atau kolam fiberglass ada yang lingkaran /oval atau empat persegi. Untuk jumlah larva patin sebanyak 200.000 ekor,diperlukan kolam fiberglass sebanyak 12 buah. Tinggi air pada kolam pemeliharaan berkisar 30-40 cm.
Bak fiberglass sanggup diperoleh dengan membeli di took akuarium atau di toko akuarium atau ditoko alat –alat perikanan .bak fiberglass tergolong mudah dan gampang dalam pengelolaannya dan sanggup di pindah-pindahkan. Namun ,harga sebuah kolam fiberglass masih terbilang mahal .
Seperti halnya di akuarium ,pemeliharaan larva di kolam fiberglass juga di temptkan di dalam ruangan yang tertutup rapat dan terlindungi. Tujuannya untuk mempertahankan suhu air dan suhu ruangan tetap stabil. Pada kolam fiberglass juga dilengkapi dengan beberapa titik aerasi dan heater.
2. Cara Memelihara Ikan Patin di Akuarium
Selain berfungsi sebagai daerah penetasan telur,akuarium juga berfngsi sebagai daerah pemeliharaan larva hingga larva berubah menjadi benih dengan ukuran tertentu atau berukuran ¾-1 inci/ekor.
Akuarium yang umum di gunakan untuk pemeliharaan larva patin antara lain berukuran panjang 80-100 m,lebar 40-60 cm, dan tinggi 40 cm.akuarium ukuran tersebut sanggup di isi dengan larva patin sebanyak 5.000 ekor. Untuk larva sebanyak 200.000 ekor,diperlukan akuarium sebanyak 40 buah. Namun,jumlah akuarium yang dibutuhkan targantung dari larva yang akan dipelihara.
Akuarium akuarium tarsebut disusun dan diletakan pada arak-rak yang di buat dari besi atau kayu. Setiap akuarium dilapisi dengan Styrofoam atau gabus yang berfungsi untuk mencgah retak dan pecahnya akuarium.
Akuarium yang dibutuhkan diubahsuaikan dengan jumlah telur dn larva yang akan dipelihara . Setelah menetas menjadi larva,benih tersebut kemudian di jarangkan menjadi beberapa akuarium. Pada setiap akuarium di lengkapi dengan beberapa titik aerasi dan heater.
3. Cara Memelihara Ikan Patin di Kolam Semen
Bak pemeliharaan untuk larva patin sanggup tarbuat dari kolam semen. Pemeliharaan larva patin di kolam semen hendaknya dilakukan stelah benih patin mulai Makan cacing sutera atau sekitar umur 10 hari dari penetasan. Jika pemeliharaan larva patin dilakukan sesudah larva menetas (umur 1 hari) tingkat simpulan hayat atau mortalitas benih sangat tinggi.
Bak semen untuk pemeliharaan larva patin tersebut hendaknya di tempatkan di dalam ruangan tertutup dan terlindungi.tujuannya untu mempetahankan suhu air ruangan tetap stabil .
Jika pemeliharaan larva berada di ruang terbuka,maka pada wadah pemeliharaan tersebut di atas dan dindingnya di beri epilog atau pelindung berupa tutup plastik biar suhu di dalam wadah pemeliharaan tetap stabil.pada kolam semen tersebut di lengkapi dengan beberapa titik aerasi dan pemanas air (heater).
Bak semen yang umum di gunakan untuk pemeliharaan larva patin berukuran lebar 1 m,panjang 2-4 meter dan tinggi 0.8m. Kolam pemeliharaan di lengkapi dengan susukan pemasukan atau pengeluaran yang terbuat dari pipa paralon.
Fungsi kedua susukan tersebut yaitu untuk memudahkan pengeringan dan pengisian air.tinggi air pada kolam pemeliharaan larva patin sanggup di atur mulai dari 20-50 cm. Pemeliharaan larva patin di kolam semen di lakukan hingga dngan benih ukuran ¾-1 inci/ekor. Setelah benih mencapai ukuran tersebut ,benih di pindahkan ke kolam pendederan yang lebih luas.
4. Cara Memelihara Ikan Patin di Kolam Terpal Plastic
Terpal plastik sanggup dijadikan sebagai daerah alternatif daerah pemeliharaan larva ikan patin. Metode pemeliharaan kolam terpal sudah banyak digunakan oleh para pembudidaya patin keran mudah dalam pengelolaan dan mempunyai tingkat keberhasilan yang tinggi.
Padat penebaran di kolam terpal sekitar 40 ekor/l. Untuk jumlah larva patin sebanyak 200.000 ekor, dibutuhkan kolam terpal plastik sebanyak 12-14 buah. waktu pemeliharaan patin di kolam terpal yaitu 21-30 hari atau bila benih patin telah mencapai ukuran 3/4-1 inci/ekor.
C. Penebaran Larva
Cara memelihara ikan patin supaya cepat besar selanjutnya proses pemasukan benih patin. Agar tidak menyebabkan larva stress, proses penyebaran larva harus dilakukan secara hati-hati, yakni dengan cara memperhatikan kondisi air serta kesesuaian larva, aerasi sebaiknya dikecilkan, ketinggian air pada kolam pemeliharaan diupayakan 20-50cm.
Dan padat penebaran optimal 100 ekor/l air (patin siam), 30 ekor larva/l (patin jambal) dengan sisitem sirkulasi), dan 50 ekor /l air (patin pasupati).
Seiring pertumbhan larva menjadi benih, perlu dilakukan pemindahan dan penjarangan kepadatan. Idealnya, penebaran larva dilakukan sesudah larva berumur minimal 5 jam dari penetasan dan larva yang ditebar harus sudah terbebas dari sisa telur yang tidak menetas.
Jenis Pakan Larva Patin dan Cara Pemberiannya
Pakan untuk larva patin harus diubahsuaikan dengan ukuran dan besarnya bukaan lisan larva patin.Cara memelihara ikan patin pada tahap peberian pakan harus jenis pakan yang sesuai dan cocok untuk larva atau benih patin antara lain, Kutu air (Daphnia sp, Moina sp), telur Artemia (Artemia sp), dan cacing sutera (Tubifex sp).
Larva mulai aktif makan pada jam ke 30-36 sesudah penetasan dengan pakn awal berupa artemia. Berikut tahana cara pinjaman larva ikan yang sesuai standar.
a. Umur 0-2 hari (tergantung suhu), larva patin belum diberi pakan komplemen alasannya yaitu masih mempunyai cadangan makanan dalam badan berupa kuning telur (yolk).
b. Umur 2-7 hari, larva patin diberi pakan Artemia, yakni pada ketika larva berumur kurang lebih 36 jam.
c. Umur 7-15 hari, larva atau benih patin diberi pakan berupa cacing sutera (tubifex sp). Biasanya sesudah pinjaman pakan cacing sutera pertumbuhan larva patin akan cepat.
Di awal pemberian, campur pakan cacing sutera dengan artemia dulu. Hal ini alasannya yaitu larva patin belum terbiasa makan cacing sutera. Dengan cara demikian larva patin yang masih berumur kecil dan belum makan cacing sutera akan memakan artemia.
Frekuensi pinjaman pakan cacing sutera dilakukan setiap 3 jam sekali yang diberikan secara ad libitum atau secukupnya dengan memperhatikan nafsu makan ikan.
d. Umur 15-30 hari, diberi pakan pelet terbentuk tepung dengan kandungan protein minimal 40%. Walaupun jumlah pakan yang diberikan sesuai kebutuhan, tetapi kisaran pakannya yaitu kurang lebih 15 % dari total bobot ikan.
Frekuensi pinjaman pakan pelet tepung untuk benih patin 5 kali per hari.
E. Cara Memelihara Ikan Patin - Pengelolaan Air
Pengelolaan air merupakan salah satu kunci keberhasilan memelihara larva patin. Pengelolaan air bertujuan menyediakan lingkungan hidup yang optimal bagi larva biar sanggup hidup, berkembang, dan tumbuh secara optimal.
Prinsi pengelolaan air yaitu memasukkan zat yang bermanfaat menyerupai oksigen atau air gres ke dalam wadah budidaya mengeluarkan yang tidak bermanfaat bahkan merugikan menyerupai sisa pakan, kotoran ikan, amoniak (NH3), atau CO2.
Demikian inilah uraian singkat perihal cara memelihar ikan patin yang gampang dilakukan untuk pemula. Semoga bermanfaat dan selamat mencoba dengan hasil yang maksimal.
Sumber: Panduan lengkap Aribisnis Patin
0 Response to "Cara Memelihara Ikan Patin Biar Cepat Besar"
Posting Komentar