Budidaya Ikan Nila Di Jaring Terapung (Kja) Yang Menguntungkan
Budidaya Ikan Nila di Jaring Terapung Banyak perairan umum yang sanggup dimanfaatkan sbagai perjuangan pemeliharaan nila khususnya perjuangan pembesaran, perairan yang dimaksud ialah pedoman sungai, waduk atau danau.
Sepanjang lokasi sungai, waduk atau danau tidak ada larangan dari pihak yang berwenang untuk dimanfaatkan sebagai pembesaran ikan, berarti siapa saja sanggup memanfaatkannya.
Namun meski tidak ada larangan khusus, tetapi memperhatikan aturan-aturan yang berlaku di tempat tersebut, setidak-tidaknya pengelola perlu meminta persetujuan masyarakat setempat, apakah disetujui atau tidak.
Dengan demikian untuk membuka budidaya ikan nila di jaring terapung yang masih jenis ikan konsumsi akan lebih gampang sekaligus mendapat untung yang lebih besar dengan modal yang sedikit dan sederhana.
Dulu sebelum muncul istilah jaring terapung, petani ikan di Jawa Barat memanfaatan sungai untuk memlihara ikan dengan wadah yang disebut keramba.
Arti keramba yakni kadang atau sarang ikan buatan, berbentuk segi empat dan terbuat dari bambu dan atau kayu yang diapungkan di air, alasannya ialah keramba telah dilengkapi dengan jaring.
Kemudian muncul istilah jaring terapung, dan bahkan istilah itu bermetamorfosis macam-macam, kantong jaring terapung, jaring keramba terapung (jakapung), keramba jaring apung.
Apapun namanya, yang dimaksud dengan kantong jaring terapung ialah wadah berupa kantong jaring yang letaknya terapung di permukaan air.
Perkembangan Budidaya Ikan Nila di Keramba Jaring Terapung
Perkembangan budidaya ikan nila di perairan umum khususnya waduk dari tahun ke tahun semakin meningkat, seiring dengan pembuatan waduk-waduk baru.
Waduk-waduk yang sudah dikenal luas sebagai pembangkit tenaga listrik dan irigasi sawah, sanggup diamnfaatkan untuk kepentingan lain, yaitu budidaya ikan nila.
Dari pengalaman para petani, maupun pengusaha ikan nila, ternyata budidaya dengan sistem jaring terapung lebih menguntungkan, masa panen lebih cepat, pemeliharaannya mudah, biaya investasinya lebih kecil.
Dari ukuran benih 5-8 cm sekitar 15-20 gram per ekor sanggup menghasilkan 200 3000 gram per ekor. Jika dibandingkan pembesaran di kolam atau tambak masa panen perlu waktu 5-6 bulan.
Selain masa panen lebih singkat, cara memanennya sangat gampang dan cepat.
Sebelum mengambil keputusan untuk menentukan membesarkan ikan nila di perairan umum dengan sistem jaring terapung, berikut beberapa syarat yang sanggup dipertimbangkan, yaitu syrat tekis dan ekonomis.
Syarat Budidaya Ikan Nila di Jaring Terapung
Syarat Ekonomis
Perairan umum menyerupai sungai dan waduk memang sudah terang sangat sempurna untuk perjuangan pembesaran ikan nila, persoalannya ialah apakah lokasi tersebut cukup baik, cukup ideal ditinjau dari aspek ekonomisnya.
Daerah Strategis
Berikut ini beberapa lokasi taktik budidaya ikan nila di jaring terapung:
Strategisnya tempat atau lokasi waduk diukur dari beberapa hal, menyerupai akrab jalan umum.
Jalan menuju ke arah waduk atau sungai gampang dilewati kendaraan, baik roda dua maupun roda 4..
Apakah tempat tersebut akrab dengan pasar dimana terdapat para pedagang ikan.
Akan sangat baik dan sangat mendukung perjuangan apabila lokasi tersebut ialah memang lokasi umum untuk budidaya ikan, sehingga akan ada komunikasi dan saling kerjasama antar petani atau pengusaha ikan.
Seperti misalnya, ada komunitas budidaya ikan, ada koperasi yang menangani produksi, serta pemasaran, sehingga akan menunjang kegiatan perjuangan di sekitar lokasi tersebut.
Dengan demikian kita gampang memperoleh benih, pakan, serta pemasarannya.
Dengan ketersediaan sarana dan prasarana di lokasi itu efisien kerja menjadi sangat ekonomis, biaya exploitas menjadi berkurang dan sebaliknya hasil perjuangan akan lebih tinggi.
Keamanan
Keamanan menjadi faktor penting, alasannya ialah perjuangan pembesaran menyerupai ini membutuhkan biaya yang tidak sedikit, sedangkan lokasi perjuangan berada di tempat umum, sehingga perlu memperhitungkan segi keamanan.
Keamanan yang mungkin timbul dari pencurian ikan, dan keamanan dari segi lain, contohnya adanya penolakan warga di sekitar lokasi, hal menyerupai ini mungkin terjadi,
Karena pemilik perjuangan jaring terrapung belum tentu warga sekitar waduk atau sungai. Untuk itu perlu menjalin hubungan baik dengan warga sekitar, agar sanggup saling menjaga.
Ijin Usaha
Ijin perjuangan perlu diperoleh sebelum memulai perjuangan pemeliharaan, untuk menjaga hal-hal yang tidak diinginkan di kemudian hari, contohnya adanya penutupan, atau pelarangan di lokasi tersebut.
Permintaan ijin perlu dilakukan secara tertulis agar ada bukti kuat, kepada pemerintah setempat, atau kepala desa, tokoh masyarakat, dan sebagainya.
Kondisi Air
Kondisi air budidaya ikan nila perlu mendapat perhatian, menyerupai arus air, tingkat kekeruhan, kedalaman.
Arus air yang baik ialah arus mengalir horizontal, tidak perlu deras, asal limbah yang berasal dari ikan yang berada di dasar jaring apung (keramba) sanggup terbawa arus, sehingga tidak berdampak bagi kesehatan ikan.
Demikian pula kedalaman air, minimal 3 meter untuk air mengalir dan 5 meter untuk air yang tidak megalir.
Bebas dari Pencemaran
Air tempat budidaya ikan nila di jaring terapung harus terbebas dari pencemaran, baik pencemaran dari limbah pabrik, pencemaran dari materi kimia lain yang sanggup merusak kualitas air dan akan berdampak sangat kurang baik bagi ikan.
Oleh alasannya ialah itu perlu mempelajari sejarah lokasi perairan tersebut dengan menggali info sebanyak-banyaknya pada orang atau masyarakat yang bermukim di sekitar wilayah tersebut.
Serta perlu berguru pengalaman orang-orang yang telah dulu mengusahakan budidaya di tempat itu.
Suhu Air
Suhu air di tempat budidaya yang ideal untuk pertumbuhan dan perkembangan khususnya ikan nila ialah antara 20 – 30 derajat C, sedangkan keasaman (PH) antara 6-9, oksigen lebih dari 3 ppm, dan CO2 kurang dari 25 ppm.
Volume Air
Mengingat perjuangan pembesaran nila khususnya merah untuk jangka panjang, sebaiknya perlu mengetahui volume air tersebut terutama arus airnya.
Baik itu demam isu hujan mauoun kemarau sebaiknya volume air perairan selalu konstan.
Sebab sering terjadi pada demam isu kemarau panjang, banyak waduk yang mengalami kekeringan. Oleh alasannya ialah itu perlu mengetahui arus yang dalam dan arus yang dangkal,
Jika meletakkan keramba jaring apung pada arus air dangkal dikhawatirkan di ketika demam isu kemarau akan berakibat jelek bagi ikan yang dipelihara dan juga kontinuitas usaha.
Selesai sudah uraian singkat perihal budidaya ikan nila di jaring terapung (KJA) yang gampang dipahami dan dikerjakan dengan modal pas-pasan serta memperoleh laba yang besar.
Sepanjang lokasi sungai, waduk atau danau tidak ada larangan dari pihak yang berwenang untuk dimanfaatkan sebagai pembesaran ikan, berarti siapa saja sanggup memanfaatkannya.
Namun meski tidak ada larangan khusus, tetapi memperhatikan aturan-aturan yang berlaku di tempat tersebut, setidak-tidaknya pengelola perlu meminta persetujuan masyarakat setempat, apakah disetujui atau tidak.
Dengan demikian untuk membuka budidaya ikan nila di jaring terapung yang masih jenis ikan konsumsi akan lebih gampang sekaligus mendapat untung yang lebih besar dengan modal yang sedikit dan sederhana.
Tips Budidaya Ikan Nila di Jaring Apung yang Berhasil
Umunya pembesaran ikan nila atau ikan lain di pedoman sungai, dan waduk memakai cara jarring terapung.
Dulu sebelum muncul istilah jaring terapung, petani ikan di Jawa Barat memanfaatan sungai untuk memlihara ikan dengan wadah yang disebut keramba.
Arti keramba yakni kadang atau sarang ikan buatan, berbentuk segi empat dan terbuat dari bambu dan atau kayu yang diapungkan di air, alasannya ialah keramba telah dilengkapi dengan jaring.
Kemudian muncul istilah jaring terapung, dan bahkan istilah itu bermetamorfosis macam-macam, kantong jaring terapung, jaring keramba terapung (jakapung), keramba jaring apung.
Apapun namanya, yang dimaksud dengan kantong jaring terapung ialah wadah berupa kantong jaring yang letaknya terapung di permukaan air.
Perkembangan Budidaya Ikan Nila di Keramba Jaring Terapung
Perkembangan budidaya ikan nila di perairan umum khususnya waduk dari tahun ke tahun semakin meningkat, seiring dengan pembuatan waduk-waduk baru.
Waduk-waduk yang sudah dikenal luas sebagai pembangkit tenaga listrik dan irigasi sawah, sanggup diamnfaatkan untuk kepentingan lain, yaitu budidaya ikan nila.
Dari pengalaman para petani, maupun pengusaha ikan nila, ternyata budidaya dengan sistem jaring terapung lebih menguntungkan, masa panen lebih cepat, pemeliharaannya mudah, biaya investasinya lebih kecil.
Dari ukuran benih 5-8 cm sekitar 15-20 gram per ekor sanggup menghasilkan 200 3000 gram per ekor. Jika dibandingkan pembesaran di kolam atau tambak masa panen perlu waktu 5-6 bulan.
Selain masa panen lebih singkat, cara memanennya sangat gampang dan cepat.
Sebelum mengambil keputusan untuk menentukan membesarkan ikan nila di perairan umum dengan sistem jaring terapung, berikut beberapa syarat yang sanggup dipertimbangkan, yaitu syrat tekis dan ekonomis.
Syarat Budidaya Ikan Nila di Jaring Terapung
Syarat Ekonomis
Perairan umum menyerupai sungai dan waduk memang sudah terang sangat sempurna untuk perjuangan pembesaran ikan nila, persoalannya ialah apakah lokasi tersebut cukup baik, cukup ideal ditinjau dari aspek ekonomisnya.
Daerah Strategis
Berikut ini beberapa lokasi taktik budidaya ikan nila di jaring terapung:
Strategisnya tempat atau lokasi waduk diukur dari beberapa hal, menyerupai akrab jalan umum.
Jalan menuju ke arah waduk atau sungai gampang dilewati kendaraan, baik roda dua maupun roda 4..
Apakah tempat tersebut akrab dengan pasar dimana terdapat para pedagang ikan.
- Dan bagaimana mendapat pakan.
- Prasarana jalan yang baik
- Dekat dengan sumber pembelian benih
- Dekat pasar penjualan ikan hasil panen.
Akan sangat baik dan sangat mendukung perjuangan apabila lokasi tersebut ialah memang lokasi umum untuk budidaya ikan, sehingga akan ada komunikasi dan saling kerjasama antar petani atau pengusaha ikan.
Seperti misalnya, ada komunitas budidaya ikan, ada koperasi yang menangani produksi, serta pemasaran, sehingga akan menunjang kegiatan perjuangan di sekitar lokasi tersebut.
Dengan demikian kita gampang memperoleh benih, pakan, serta pemasarannya.
Dengan ketersediaan sarana dan prasarana di lokasi itu efisien kerja menjadi sangat ekonomis, biaya exploitas menjadi berkurang dan sebaliknya hasil perjuangan akan lebih tinggi.
Keamanan
Keamanan menjadi faktor penting, alasannya ialah perjuangan pembesaran menyerupai ini membutuhkan biaya yang tidak sedikit, sedangkan lokasi perjuangan berada di tempat umum, sehingga perlu memperhitungkan segi keamanan.
Keamanan yang mungkin timbul dari pencurian ikan, dan keamanan dari segi lain, contohnya adanya penolakan warga di sekitar lokasi, hal menyerupai ini mungkin terjadi,
Karena pemilik perjuangan jaring terrapung belum tentu warga sekitar waduk atau sungai. Untuk itu perlu menjalin hubungan baik dengan warga sekitar, agar sanggup saling menjaga.
Ijin Usaha
Ijin perjuangan perlu diperoleh sebelum memulai perjuangan pemeliharaan, untuk menjaga hal-hal yang tidak diinginkan di kemudian hari, contohnya adanya penutupan, atau pelarangan di lokasi tersebut.
Permintaan ijin perlu dilakukan secara tertulis agar ada bukti kuat, kepada pemerintah setempat, atau kepala desa, tokoh masyarakat, dan sebagainya.
Syarat Teknis Budidaya Ikan Nila di Jaring Terapung
Setelah mempertimbangkan syarat hemat perlu pula mempertimbangkan syarat teknis, apakah lokasi waduk itu cukup baik, cukup ideal, cukup memenuhi syarat dan layak untuk dijalani.
Kondisi Air
Kondisi air budidaya ikan nila perlu mendapat perhatian, menyerupai arus air, tingkat kekeruhan, kedalaman.
Arus air yang baik ialah arus mengalir horizontal, tidak perlu deras, asal limbah yang berasal dari ikan yang berada di dasar jaring apung (keramba) sanggup terbawa arus, sehingga tidak berdampak bagi kesehatan ikan.
Demikian pula kedalaman air, minimal 3 meter untuk air mengalir dan 5 meter untuk air yang tidak megalir.
Bebas dari Pencemaran
Air tempat budidaya ikan nila di jaring terapung harus terbebas dari pencemaran, baik pencemaran dari limbah pabrik, pencemaran dari materi kimia lain yang sanggup merusak kualitas air dan akan berdampak sangat kurang baik bagi ikan.
Oleh alasannya ialah itu perlu mempelajari sejarah lokasi perairan tersebut dengan menggali info sebanyak-banyaknya pada orang atau masyarakat yang bermukim di sekitar wilayah tersebut.
Serta perlu berguru pengalaman orang-orang yang telah dulu mengusahakan budidaya di tempat itu.
Suhu Air
Suhu air di tempat budidaya yang ideal untuk pertumbuhan dan perkembangan khususnya ikan nila ialah antara 20 – 30 derajat C, sedangkan keasaman (PH) antara 6-9, oksigen lebih dari 3 ppm, dan CO2 kurang dari 25 ppm.
Volume Air
Mengingat perjuangan pembesaran nila khususnya merah untuk jangka panjang, sebaiknya perlu mengetahui volume air tersebut terutama arus airnya.
Baik itu demam isu hujan mauoun kemarau sebaiknya volume air perairan selalu konstan.
Sebab sering terjadi pada demam isu kemarau panjang, banyak waduk yang mengalami kekeringan. Oleh alasannya ialah itu perlu mengetahui arus yang dalam dan arus yang dangkal,
Jika meletakkan keramba jaring apung pada arus air dangkal dikhawatirkan di ketika demam isu kemarau akan berakibat jelek bagi ikan yang dipelihara dan juga kontinuitas usaha.
Selesai sudah uraian singkat perihal budidaya ikan nila di jaring terapung (KJA) yang gampang dipahami dan dikerjakan dengan modal pas-pasan serta memperoleh laba yang besar.
0 Response to "Budidaya Ikan Nila Di Jaring Terapung (Kja) Yang Menguntungkan"
Posting Komentar