Pengendalian Hama Dan Penyakit Ikan Bawal Ampuh
Pengendalian Hama dan Penyakit Ikan Bawal penyakit merupakan salah satu hambatan yang paling ditakutkan dalam budidaya bawal.
Kehadirannya sangat tidak diperlukan lantaran akan sangat merugikan. Namun, melalui pencegahan dan pengobatan, serangan hama maupun jenis penyakit sanggup dicegah atau ditangani.
Mencegah lebih baik dari pada mengobati merupakan slogan yang juga berlaku pada semua budidaya ikan lantaran bagaimanapun pencegahan merupakan tindakan yang paling baik dari pengobatan.
Selain tidak berefek samping, juga tidak memerlukan biaya yang besar.
Berikut ini bagaimana perjuangan kita dalam memelihara pembesaran ikan konsumsi untuk pengendalian hama dan penyakit ikan bawal yang biasa menyerang.
A. HAMA
Hama ikan sanggup diartikan sebagai suatu organisme yang berukuran lebih besar dari ikan sehingga kerap menjadi pemangsa ikan tersebut, baik secara eksklusif atau bertahap.
Secara eksklusif berarti ikan dimakan eksklusif masuk ke dalam lisan hama. Sementara secara bertahap berarti ikan di makan sedikit demi sedikit.
Kerugian yang diakibatkan hama biasanya tidak sebesar yang ditimbulkan penyakit, kecuali jika jumlah hama yang menyerang sangat banyak.
Hama sanggup berasal dari luar atau memang sudah menetap didalam kolam. Hama dari luar sanggup masuk ke kolam melalui fatwa air atau melalui pematang.
Salah satu penyebabnya ialah tidak adanya saringan dipintu pemasukan sehingga memberi peluang bagi hama untuk masuk ke kolam.
Sementara itu, hama yang sudah ada dikolam biasanya hadir lantaran lingkungan yang kotor, contohnya rumput tinggi dan lubang-lubang dipematang.
Berikut beberapa cara umum yang sanggup dilakukan sebagai upaya mencegah serangan hama dikolam budidaya ikan bawal.
1. Pengendalian Hama dan Penyakit Ikan Bawal - ULAR SAWAH
Ular sawah yang lebih-lebih dikenal dengan sebutan ular kadut ini merupakan binatang bertubuh panjang mirip ikan belut, tetapi seluruh tubuhnya dipenuhi sisik.
Punggungnya berwarna coklat dengan perut berwarna putih. Kepalanya berukuran kecil dengan lisan lebar yang membelah dibagian kepala dan pengecap yang panjang bercagak.
Berbeda dengan jenis ular lainnya, sanggup ular sawah tidak membahayakan manusia.
Oleh lantaran tergolong binatang malam, pada siang hari ular sawah bersembunyi dilubang-lubang dan tempat yang terlindungi. Hewan ini banyak ditemukan disawah-sawah dan akses air.
Makanan yang paling disukai ialah ikan, anak kodok, dan binatang lainnya. Kalau tidak menemukan masakan di habitatnya, yakni sawah, ular akan memasuki kolam-kolam, termasuk kolam pemeliharaan ikan. Seekor ular sawah sanggup memakan beberapa ekor ikan.
Upaya yang sanggup dilakukan untuk mencegah ular sawah masuk kedalam kolam ialah dengan menciptakan pagar yang rapat disekeliling kolam.
Dengan demikian, tidak ada peluang bagi ular sawah untuk sanggup masuk.
Sementara itu, pemberantasan yang sanggup dilakukan ialah secara mekanis, yakni dengan membunuh ular tersebut.
Sedangkan pemberantasan secara kimiawi masih agak sulit, lantaran dosisnya sanggup membahayakan ikan-ikan yang dipelihara
linsang atau dalam bahasa sunda disebut sero ialah binatang berkaki 4, berbulu, dan berekor panjang. Tubuhnya mirip tubuh kucing, tetapi ukurannya lebih panjang.
Bila terkena sinar, matanya akan mengeluarkan cahaya berwarna biru. Hewan ini banyak dijumpai didaerah berbukit. Linsang termasuk binatang misterius
karena kendati disuatu tempat populasinya cukup banyak, sarangnya sulit untuk ditemukan.
Seperti halnya ular sawah, linsang beraktivitas pada malam hari. Pada sang hari linsang akan bersembunyi disarangnya.
Ketika keluar dari sarang, linsang berjalan secara bergerombol menelusuri sungai kecil atau terkadang masuk diperkampungan menuju tempat mangsanya.
Satu rombongan sanggup berjumlah ratusan ekor. Makanan yang paling digemari ialah ikan. Linsang mempunyai penciuman yang sangat tajam sehingga sanggup mengendus keberadaan ikan yang berlokasi jauh dari sarangnya.
Linsang agak sulit diberantas, baik secara mekanis, kimiawi,atau biologis. Hal ini lantaran jumlahnya yang cukup banyak, sulit untuk ditangkap, serta penciumannya yang sangat tajam.
Pencegahan yang sanggup dilakukan ialah dengan memukul kentongan atau bunyi lainnya yang dibentuk mendadak atau dengan melaksanakan pemagaran disekeliling kolam.
B. PENYAKIT
Pengendalian hama dan penyakit ikan bawal terutama timbulnya penyakit pada ikan sanggup disebabkan oleh 3 faktor, yaitu kondisi tubuh ikan yang kurang baik, lingkungan yang kotor, dan kehadiran binatang patogen lain.
Ketiga faktor tersebut sling berkaitan lantaran jika salah satu faktor terjadi, serangan penyakit niscaya terjadi.
Oleh lantaran itu, untuk menghindarinya perlu ada pencegahan terhadap ketiga faktor tersebut.
Kondisi tubuh ikan yang kurang baik sanggup terjadi akhir akibat lingkungan yang kurang baik, terutama lantaran kualitas air yang buruk.
Kondisi ini sanggup menimbulkan menurunnya nafsu makan ikan sehingga ikan menjadi loyo.
Dalam kondisi tubuh yang demikian, biasanya gampang muncul patogen sehingga terjadilah serangan penyakit.
Dari penyerangannya, penyakit ikan dibedakan dalam 2 golongan, yaitu endotern dan eksotern. Endotern ialah penyakit yang menyerang tubuh cuilan tubuh dalam lainnya.
Sementara eksotern ialah penyakit yang menyerang organ tubuh cuilan luar mirip sirip, kepala, dan cuilan tubuh luar lainnya.
Salah satu upaya pencegahan yang sanggup dilakukan dalam budidaya ialah segera melaksanakan perbaikan kualitas air yang sudah memburuk.
Namun, berikut beberapa upaya untuk mencegah serangan penyakit.
Juga membutuhkan biaya yang lebih mahal. Jangan hingga harga obatnya melebihi harga jual ikan yang akan di obati. Bila demikian, perjuangan budidaya yang dilakukan menjadi sangat tidak ekonomis.
Berikut beberapa cara pengobatan penyakit pada ikan bawal.
1. Pengendalian Hama dan Penyakit Ikan Bawal - PENYAKIT PUTIH
Pengendalian hama dan penyakit ikan bawal terutama sanggup disebut penyakit ekor putih lantaran penyakit ini umumnya menyerang cuilan sirip ekor berwarna putih.
Penyakit ini disebabkan oleh benalu trichodina sp. Dan oodinium sp. Selain sirip ekor, benalu ini juga menyerang cuilan lain mirip insang dan sirip-sirip lainnya.
Trichodina sp. Bertubuh setengah bola, pada cuilan bawahnya terdapat lisan yang dilingkari suatu alat dari kitin berjumlah 20-30 buah berfungsi sebagai alat untuk menempelkan diri pada tubuh ikan dan sekaligus berfungsi sebagai alat pengisap. Trichodina sp. Berkembang biak dengan cara membelah diri.
Bagian ikan yang terjangkit penyakit ini akan terlihat berwarna putih. Serangannya sangat parah, sanggup menimbulkan ekor ikan putus.
Kemudian seluruh permukaan tubuhnya menjadi putih lantaran cairan tubuhnya berkurang dan kulitnya terkelupas. Serangan mirip ini sanggup menimbulkan tubuh ikan menjadi lemah dan hasilnya berdampak kematian.
1. Pengendalian Hama dan Penyakit Ikan Bawal - Tahap Pencegahan
Sebelum ikan terserang, sebaiknya dilakukan pencegahan lantaran trichodina sp. Praktis dicegah dengan melaksanakan persiapan kolam yang baik.
Melalui pengeringan dan pengapuran merupakan cara yang paling praktis. Cara lainnya ialah dengan menciptakan fatwa air yng cukup dan menjaga ketinggian air kolam setinggi 30-40 cm.
2. Pengendalian Hama dan Penyakit Ikan Bawal - Pengobatan
Bila pencegahan yang dilakukan tidak efektif, terpaksa harus melalui pengobatan.
Namun, pengobatan dihentikan memakai bahan-bahan berbahaya atau memakai materi yang tidak berdampak negatif pada insan yang mengonsumsi ikan.
Salah satu materi yang nyaman bagi insan ialah garam pasar berdosis 10 gr/m3 air. Pengobatannya sanggup dilakukan secara eksklusif dikolam maupun secara tidak langsung.
Sebelum dilakukan pengobatan secara langsung, volume air kolam harus diketahui terlebih dahulu. Selanjutnya, ditentukan jumlah garam.
Volume air sanggup diketahui dengan mengalikan panjang dan lebar kolam serta ketinggian rata-rata air kolam, kemudian garam ditebar ke kolam.
Pengobatan tidak eksklusif ialah pengobatan yang dilakukan tidak eksklusif dikolam, tetapi ditempat lainnya dipanen terlebih dahulu.
Seperti pengobatan langsung, volume air kolam harus diketahui terlebih dahulu, gres kemudian garam yang sudah dihitung ke kolam tersebut.
Kiat mengatasi penyakit ekor putih
Ada satu cara yang paling gampang dan murah untuk mengatasi penyakit ekor putih, antara lain dengan menaikkan suhu air kolam lantaran dalam suhu yang tinggi penyakit ekor putih dan penyakit-penyakit lainnya tidak akan berkembang.
Cara menaikkan suhu air kolam ialah dengan menurunkan ketinggian air dalam kolam setinggi 10-20 cm atau mengurangi volume air kolam.
Dengan demikian, sinar matahari akan menembus hingga kedasar kolam sehingga tanah dasar akan terjemur dan suhu lainnya akan naik. Selain itu, air bervolume sedikit suhunya akan cepat naik jika terkena sinar matahari.
Ketinggian air yang sudah diturunkan idealnya dipertahankan selama 4-7 hari.
Biasanya, dalam waktu tersebut ikan yang terjangkit akan pulih dan kondisi badannya akan kembali normal dalam beberapa hari kemudian.
Bila tidak ingin terjangkit lagi, ketinggian tersebut tetap dipertahankan dalam beberapa hari berikutnya.
Pengendalian hama dan penyakit ikan bawal berikutnya disebut penyakit bercak merah lantaran tubuh ikan yang terjangkit berwarna merah. Penyakit ini umumnya disebabkan oleh Aeromonas punctata, aeromona hydrophilla, dan aeromona liquifaciens.
Air berkadar organik tinggi merupakan habitat yang paling disukai organisme ini. Serangan penyakit bercak merah biasanya terjadi sesudah ada serangan penyakit lain.
Warna tubuh ikan yang terjangkit akan berubah gelap. Hal ini merupakan tanda awal dari penyakit bercak merah. Gejala berikutnya kulit menjadi kesat lantaran lendir pada kulit berkurang.
Pada serangan yang parah, akan diikuti pendarahan dan luka. Luka yang besar dalam akan menjadi borok. Oleh lantaran itu, penyakit ini juga kerap disebut penyakit borok.
Tanda lain dari ikan yang terjangkit ialah ikan barerang sangat lemah, napasnya megap-megap, dan sering muncul ke permukaan air.
Pencegahan penyakit bercak merah sanggup dilakukan dengan mempersiapkan kolam dengan baik, terutama dengan pengeringan dan pengapuran.
Dengan perlakuan tersebut, akan tercipta kualitas air yang baik. Untuk pengobatan sanggup dilakukan mirip pada penyakit ekor putih.
Itulah beberapa jenis halangan dan rintangan dalam budidaya serta bagaimana cara pengendalian hama dan penyakit ikan bawal tersebut biar mendapat hasil ikan konsumsi sehat hingga panen tiba.
Kehadirannya sangat tidak diperlukan lantaran akan sangat merugikan. Namun, melalui pencegahan dan pengobatan, serangan hama maupun jenis penyakit sanggup dicegah atau ditangani.
Mencegah lebih baik dari pada mengobati merupakan slogan yang juga berlaku pada semua budidaya ikan lantaran bagaimanapun pencegahan merupakan tindakan yang paling baik dari pengobatan.
Selain tidak berefek samping, juga tidak memerlukan biaya yang besar.
Berikut ini bagaimana perjuangan kita dalam memelihara pembesaran ikan konsumsi untuk pengendalian hama dan penyakit ikan bawal yang biasa menyerang.
Pengendalian Hama dan Penyakit Ikan Bawal
A. HAMA
Hama ikan sanggup diartikan sebagai suatu organisme yang berukuran lebih besar dari ikan sehingga kerap menjadi pemangsa ikan tersebut, baik secara eksklusif atau bertahap.
Secara eksklusif berarti ikan dimakan eksklusif masuk ke dalam lisan hama. Sementara secara bertahap berarti ikan di makan sedikit demi sedikit.
Kerugian yang diakibatkan hama biasanya tidak sebesar yang ditimbulkan penyakit, kecuali jika jumlah hama yang menyerang sangat banyak.
Hama sanggup berasal dari luar atau memang sudah menetap didalam kolam. Hama dari luar sanggup masuk ke kolam melalui fatwa air atau melalui pematang.
Salah satu penyebabnya ialah tidak adanya saringan dipintu pemasukan sehingga memberi peluang bagi hama untuk masuk ke kolam.
Sementara itu, hama yang sudah ada dikolam biasanya hadir lantaran lingkungan yang kotor, contohnya rumput tinggi dan lubang-lubang dipematang.
Berikut beberapa cara umum yang sanggup dilakukan sebagai upaya mencegah serangan hama dikolam budidaya ikan bawal.
- Mengeringkan kolam yang akan dipakai sehingga hama-hama akan mati.
- Melakukan pengapuran pada ketika persiapan kolam.
- Memasang saringan pada pintu pemasukan biar hama tidak masuk kolam.
- Melakukan filterisasi biar air yang masuk ke areal kolam akan melalui filter terlebih dahulu sehingga hama sanggup tertahan.
- Memberantasan hama, baik secara mekanik,biologis,maupun secara kimiawi.
1. Pengendalian Hama dan Penyakit Ikan Bawal - ULAR SAWAH
Ular sawah yang lebih-lebih dikenal dengan sebutan ular kadut ini merupakan binatang bertubuh panjang mirip ikan belut, tetapi seluruh tubuhnya dipenuhi sisik.
Punggungnya berwarna coklat dengan perut berwarna putih. Kepalanya berukuran kecil dengan lisan lebar yang membelah dibagian kepala dan pengecap yang panjang bercagak.
Berbeda dengan jenis ular lainnya, sanggup ular sawah tidak membahayakan manusia.
Oleh lantaran tergolong binatang malam, pada siang hari ular sawah bersembunyi dilubang-lubang dan tempat yang terlindungi. Hewan ini banyak ditemukan disawah-sawah dan akses air.
Makanan yang paling disukai ialah ikan, anak kodok, dan binatang lainnya. Kalau tidak menemukan masakan di habitatnya, yakni sawah, ular akan memasuki kolam-kolam, termasuk kolam pemeliharaan ikan. Seekor ular sawah sanggup memakan beberapa ekor ikan.
Upaya yang sanggup dilakukan untuk mencegah ular sawah masuk kedalam kolam ialah dengan menciptakan pagar yang rapat disekeliling kolam.
Dengan demikian, tidak ada peluang bagi ular sawah untuk sanggup masuk.
Sementara itu, pemberantasan yang sanggup dilakukan ialah secara mekanis, yakni dengan membunuh ular tersebut.
Sedangkan pemberantasan secara kimiawi masih agak sulit, lantaran dosisnya sanggup membahayakan ikan-ikan yang dipelihara
linsang atau dalam bahasa sunda disebut sero ialah binatang berkaki 4, berbulu, dan berekor panjang. Tubuhnya mirip tubuh kucing, tetapi ukurannya lebih panjang.
Bila terkena sinar, matanya akan mengeluarkan cahaya berwarna biru. Hewan ini banyak dijumpai didaerah berbukit. Linsang termasuk binatang misterius
karena kendati disuatu tempat populasinya cukup banyak, sarangnya sulit untuk ditemukan.
Seperti halnya ular sawah, linsang beraktivitas pada malam hari. Pada sang hari linsang akan bersembunyi disarangnya.
Ketika keluar dari sarang, linsang berjalan secara bergerombol menelusuri sungai kecil atau terkadang masuk diperkampungan menuju tempat mangsanya.
Satu rombongan sanggup berjumlah ratusan ekor. Makanan yang paling digemari ialah ikan. Linsang mempunyai penciuman yang sangat tajam sehingga sanggup mengendus keberadaan ikan yang berlokasi jauh dari sarangnya.
Linsang agak sulit diberantas, baik secara mekanis, kimiawi,atau biologis. Hal ini lantaran jumlahnya yang cukup banyak, sulit untuk ditangkap, serta penciumannya yang sangat tajam.
Pencegahan yang sanggup dilakukan ialah dengan memukul kentongan atau bunyi lainnya yang dibentuk mendadak atau dengan melaksanakan pemagaran disekeliling kolam.
B. PENYAKIT
Pengendalian hama dan penyakit ikan bawal terutama timbulnya penyakit pada ikan sanggup disebabkan oleh 3 faktor, yaitu kondisi tubuh ikan yang kurang baik, lingkungan yang kotor, dan kehadiran binatang patogen lain.
Ketiga faktor tersebut sling berkaitan lantaran jika salah satu faktor terjadi, serangan penyakit niscaya terjadi.
Oleh lantaran itu, untuk menghindarinya perlu ada pencegahan terhadap ketiga faktor tersebut.
Kondisi tubuh ikan yang kurang baik sanggup terjadi akhir akibat lingkungan yang kurang baik, terutama lantaran kualitas air yang buruk.
Kondisi ini sanggup menimbulkan menurunnya nafsu makan ikan sehingga ikan menjadi loyo.
Dalam kondisi tubuh yang demikian, biasanya gampang muncul patogen sehingga terjadilah serangan penyakit.
Dari penyerangannya, penyakit ikan dibedakan dalam 2 golongan, yaitu endotern dan eksotern. Endotern ialah penyakit yang menyerang tubuh cuilan tubuh dalam lainnya.
Sementara eksotern ialah penyakit yang menyerang organ tubuh cuilan luar mirip sirip, kepala, dan cuilan tubuh luar lainnya.
Salah satu upaya pencegahan yang sanggup dilakukan dalam budidaya ialah segera melaksanakan perbaikan kualitas air yang sudah memburuk.
Namun, berikut beberapa upaya untuk mencegah serangan penyakit.
- Mengeringkan kolam untuk memotong siklus hidup penyakit.
- Melakukan pengapuran pada waktu persiapan kolam biar sanggup membunuh hama dan penyakit.
- Menjaga lingkungan kolam.
- Menjaga kualitas air kolam
- Melakukan penebaran dengan padat tebar bullfrog yang optimal.
- Memberikan pakan suplemen yang cukup.
- Melakukan penanganan yang baik biar tidak menjadikan luka.
- Menghindari masuknya binatang-binatang pembawa penyakit mirip burung dan siput.
Juga membutuhkan biaya yang lebih mahal. Jangan hingga harga obatnya melebihi harga jual ikan yang akan di obati. Bila demikian, perjuangan budidaya yang dilakukan menjadi sangat tidak ekonomis.
Berikut beberapa cara pengobatan penyakit pada ikan bawal.
- Pengobatan langsung, yaitu dengan menebarkan suatu materi ke kolam secara eksklusif dengan takaran dan waktu yang telah ditentukan.
- Perawatan/ treatment, yaitu dengan meredam ikan yang terjangkit penyakit kedalam suatu larutan materi tertentu, dengan takaran dan waktu yang telah ditentukan.
- Pengobatan melalui masakan (oral), yaitu dengan memberi pakan yang sudah tercampur obat dengan takaran tertentu.
- Pengobatan eksklusif pada ikan yang terserang, yakni dengan mengambil ikan yang terserang, kemudian diolesi obat tertentu.
1. Pengendalian Hama dan Penyakit Ikan Bawal - PENYAKIT PUTIH
Pengendalian hama dan penyakit ikan bawal terutama sanggup disebut penyakit ekor putih lantaran penyakit ini umumnya menyerang cuilan sirip ekor berwarna putih.
Penyakit ini disebabkan oleh benalu trichodina sp. Dan oodinium sp. Selain sirip ekor, benalu ini juga menyerang cuilan lain mirip insang dan sirip-sirip lainnya.
Trichodina sp. Bertubuh setengah bola, pada cuilan bawahnya terdapat lisan yang dilingkari suatu alat dari kitin berjumlah 20-30 buah berfungsi sebagai alat untuk menempelkan diri pada tubuh ikan dan sekaligus berfungsi sebagai alat pengisap. Trichodina sp. Berkembang biak dengan cara membelah diri.
Bagian ikan yang terjangkit penyakit ini akan terlihat berwarna putih. Serangannya sangat parah, sanggup menimbulkan ekor ikan putus.
Kemudian seluruh permukaan tubuhnya menjadi putih lantaran cairan tubuhnya berkurang dan kulitnya terkelupas. Serangan mirip ini sanggup menimbulkan tubuh ikan menjadi lemah dan hasilnya berdampak kematian.
1. Pengendalian Hama dan Penyakit Ikan Bawal - Tahap Pencegahan
Sebelum ikan terserang, sebaiknya dilakukan pencegahan lantaran trichodina sp. Praktis dicegah dengan melaksanakan persiapan kolam yang baik.
Melalui pengeringan dan pengapuran merupakan cara yang paling praktis. Cara lainnya ialah dengan menciptakan fatwa air yng cukup dan menjaga ketinggian air kolam setinggi 30-40 cm.
2. Pengendalian Hama dan Penyakit Ikan Bawal - Pengobatan
Bila pencegahan yang dilakukan tidak efektif, terpaksa harus melalui pengobatan.
Namun, pengobatan dihentikan memakai bahan-bahan berbahaya atau memakai materi yang tidak berdampak negatif pada insan yang mengonsumsi ikan.
Salah satu materi yang nyaman bagi insan ialah garam pasar berdosis 10 gr/m3 air. Pengobatannya sanggup dilakukan secara eksklusif dikolam maupun secara tidak langsung.
Sebelum dilakukan pengobatan secara langsung, volume air kolam harus diketahui terlebih dahulu. Selanjutnya, ditentukan jumlah garam.
Volume air sanggup diketahui dengan mengalikan panjang dan lebar kolam serta ketinggian rata-rata air kolam, kemudian garam ditebar ke kolam.
Pengobatan tidak eksklusif ialah pengobatan yang dilakukan tidak eksklusif dikolam, tetapi ditempat lainnya dipanen terlebih dahulu.
Seperti pengobatan langsung, volume air kolam harus diketahui terlebih dahulu, gres kemudian garam yang sudah dihitung ke kolam tersebut.
Kiat mengatasi penyakit ekor putih
Ada satu cara yang paling gampang dan murah untuk mengatasi penyakit ekor putih, antara lain dengan menaikkan suhu air kolam lantaran dalam suhu yang tinggi penyakit ekor putih dan penyakit-penyakit lainnya tidak akan berkembang.
Cara menaikkan suhu air kolam ialah dengan menurunkan ketinggian air dalam kolam setinggi 10-20 cm atau mengurangi volume air kolam.
Dengan demikian, sinar matahari akan menembus hingga kedasar kolam sehingga tanah dasar akan terjemur dan suhu lainnya akan naik. Selain itu, air bervolume sedikit suhunya akan cepat naik jika terkena sinar matahari.
Ketinggian air yang sudah diturunkan idealnya dipertahankan selama 4-7 hari.
Biasanya, dalam waktu tersebut ikan yang terjangkit akan pulih dan kondisi badannya akan kembali normal dalam beberapa hari kemudian.
Bila tidak ingin terjangkit lagi, ketinggian tersebut tetap dipertahankan dalam beberapa hari berikutnya.
2. Pengendalian Hama dan Penyakit Ikan Bawal - Penyakit bercak merah
Pengendalian hama dan penyakit ikan bawal berikutnya disebut penyakit bercak merah lantaran tubuh ikan yang terjangkit berwarna merah. Penyakit ini umumnya disebabkan oleh Aeromonas punctata, aeromona hydrophilla, dan aeromona liquifaciens.
Air berkadar organik tinggi merupakan habitat yang paling disukai organisme ini. Serangan penyakit bercak merah biasanya terjadi sesudah ada serangan penyakit lain.
Warna tubuh ikan yang terjangkit akan berubah gelap. Hal ini merupakan tanda awal dari penyakit bercak merah. Gejala berikutnya kulit menjadi kesat lantaran lendir pada kulit berkurang.
Pada serangan yang parah, akan diikuti pendarahan dan luka. Luka yang besar dalam akan menjadi borok. Oleh lantaran itu, penyakit ini juga kerap disebut penyakit borok.
Tanda lain dari ikan yang terjangkit ialah ikan barerang sangat lemah, napasnya megap-megap, dan sering muncul ke permukaan air.
Pencegahan penyakit bercak merah sanggup dilakukan dengan mempersiapkan kolam dengan baik, terutama dengan pengeringan dan pengapuran.
Dengan perlakuan tersebut, akan tercipta kualitas air yang baik. Untuk pengobatan sanggup dilakukan mirip pada penyakit ekor putih.
Itulah beberapa jenis halangan dan rintangan dalam budidaya serta bagaimana cara pengendalian hama dan penyakit ikan bawal tersebut biar mendapat hasil ikan konsumsi sehat hingga panen tiba.
0 Response to "Pengendalian Hama Dan Penyakit Ikan Bawal Ampuh"
Posting Komentar