Panduan Lengkap Budidaya Ikan Patin Di Bak Terpal Tanah Dan Kja
Budidaya Ikan Patin Sudah tahu cara budidaya ikan patin di kolam beton? Atau ingin tahu cara budidaya ikan patin di kolam terpal?
Nama latin ikan patin yakni pangasius hypophthalmus banyak terdapat didaerah sumatera, khususnya jambi, palembang, dan kawasan sumatera bab selatan (sumbagsel).
Ikan patin dikenal dengan dengan dagingnya yang empuk dan kulitnya yang agak tebal dipakai sebagai materi baku kerupuk kulit ikan.
Dari sinilah jenis ikan konsumsi patin ini mulai dikembangbiakkan baik di tong maupun kolam terpal demi suksesnya perjuangan menawarkan pelayanan pada konsumen.
Berikut rangkuman budidaya ikan patin lengkap untuk pemula yang sanggup dijadikan sebagai pdf dengan analisa modal minim hasil maksimal.
Pembenihan
Ikan patin gres sanggup dipijahkan dengan pemijahan buatan, sedangkan proses pemijahan secara alaminya belum banyak diketahui.
Adapun langkah awal budidaya ikan patin yakni pembenihan, berikut caranya.
Pemilihan Induk Ikan Patin
Induk yang dipakai dalam pemijahan harus memiliki ukuran dan umur yang sesuai.
Untuk induk ikan patin yang akan diambil hipotalamusnya sebaiknya memiliki berat 1,5 - 3 kg/ekor dan berumur lebih dari 1,5 tahun.
Berapa Jumlah Telur Ikan Patin?
Fekunditas ikan ini berkisar 85.000 - 30.000 butir/kg induk. Induk yang dipakai tidak cacat fisik, baik bentuk tubuh maupun sisiknya.
Perlu diperhatikan, semakin besar ukuran ikan, semakin sulit pula penanganannya.
Baca: Teknik Budidaya Ikan Patin di Kolam Terpal yang Berhasil
Ciri - Ciri Induk Ikan Patin Matang Gonad
Pemilihan induk matang gonad sanggup dilakukan dengan cara menangkap induk dan melaksanakan pengamatan secara seksama terhadap genital papila dan ciri sekunder lainnya.
Induk ikan patin betina yang matang gonad dicirikan dengan warna genital papilanya yang berwarna merah dan abdomennya terasa lunak kalau di raba.
Sementara induk jantan yang matang gonad dicirikan dengan genital papilanya yang berwarna merah dan berbentuk kerucut. Jika abdomennya diurut, induk jantan akan mengeluarkan sperma.
Baca ini: Jenis Makanan Ikan Patin Alami dan Buatan yang Bernutrisi
Memelihara Induk Ikan Patin
Induk yang terpilih kemudian ditempatkan dalam wadah yang terbuat dari waring, kolam plastik, atau kolam fiber berukuran 1 m x 1 m x 1 m .
Induk jantan dan betina sebaiknya dipisah. Adapun jumlah induk yang ditempatkan sebanyak 5 - 10 ekor per wadah.
Selanjutnya, induk yang terpilih ditimbang satu per satu, kemudian di suntik dengan hormon.
Penyuntikan sanggup dilakukan secara intermuskular atau interperitoneal. takaran yang dipakai untuk ovaprim diberikan 0,9 ml/kg yang diaplikasikan 0,3 ml/kg pada penyuntikan awal dan 0,6 ml/kg pada penyuntikan akhir.
Selang waktu penyuntikan pertama dan kedua selama 6 jam dan waktu pemijahan terjadi 6 - 8 jam setelah penyuntikan ke dua.
Induk jantan disuntik dengan takaran 1/2 induk betina dan diberikan bersamaan dengan suntikan kedua induk betina.
Proses pengeluaran sperma dari induk jantan dilakukan dengan langkah berikut. Sebagai catatan, induk jantan dibius terlebih dahulu dibandingkan induk betina.
Baca juga: Manfaat Ikan Patin Untuk Kesehatan Kita Secara Alami
1) sebelum dilakukan pengurutan, bius induk jantan dengan phenoxy etanol, MS222, atau minyak cangkih. takaran untuk pembiusan sanggup diberikan sebanyak 3 ppm.
2) angkat dan keringkan tubuh induk dengan kain, handuk, atau tisu, terutama pada bab genital papilanya.
3) posisikan kepala induk disebelah kanan. sedangkan ekor digenggam dengan tangan kiri.
4) urut abdomen ke arah genital papila dengan memakai jari tangan kanan. pada awal pengurutan, singkirkan urin yang keluar.
5) tampung sperma yang keluar dalam syringe atau suntikan berukuran 10 ml yang sebelumnya ditambahkan larutan fisiologis.
Pengeluaran Telur Ikan Patin
Proses pengeluaran telur dari induk betina budidaya ikan patin dilakukan dengan langkah berikut.
1) sebelum dilakukan pengurutan, bius betina induk betina dengan phenoxy etanol, MS222, atau minyak cangkih. takaran untuk pembiusan sanggup diberikan sebanyak 3 ppm.
2) angkat dan keringkan tubuh induk dengan kain, handuk, atau tisu, terutama pada bab genital papilanya.
3) posisikan kepala induk disebelah kanan, sedangkan ekor digenggam dengan tangan kiri.
4) urut abdomen ke arah genital papila dengan memakai jari tangan kanan. pada awal pengurutan, keluar cairan ketuban berwarna bening, kemudian diikuti oleh telur. Telur yang baik berwarna kuning kehijauan dan berukuran seragam.
5) tampung telur dalam wadah kering yang terbuat dari plastik berbentuk lingkaran atau persegi.
Setelah sperma dan telur dikeluarkan dari masing - masing induk, langkah selanjutnya beternak ikan patin, ialah melaksanakan pembuahan.
Baca juga: Budidaya Ikan Patin Agar Cepat Panen untuk Pemula
Adapun langkah pembuahan ikan patin dilakukan dengan langkah berikut.
1) campurkan telur dengan sperma, kemudian aduk dengan bulu ayam atau materi lembut lainnya. lakukan pengadukan hingga semua telur tercampur merata dengan sperma, sekira 1 menit.
2) aktifasi sperma dengan cara menambahkan air hingga telur dan sperma terendam. diamkan selama 1 menit, kemudian buang airnya.
3) untuk menghilangkan kelebihan sperma, tambahkan air ke dalam adonan telur dan sperma hingga 2-3 kali.
Pemeliharaan Larva Ikan Patin
Keberhasilan budidaya ikan patin ditentukan oleh penetasan telur, yang mana sanggup diupayakan melalui pendekatan sifat telur sesudah dibuahi.
Untuk ikan patin yang telurnya bersifat adesiv (menempel satu dengan lainnya), penetasan dilakukan memakai bak-bak akuarium.
Bak akuarium diisi air dan diberi aerasi. Ukuran akuarium yang dipakai sanggup bervariasi. Adapun ketinggian air dalam akuarium yaitu 20 - 30 cm.
Sementara kepadatan tebar per akuarium 10.000 - 30.000 butir.
Telur akan menetas dalam waktu 15 - 18 jam pada suhu 27 derajat c dan dengan kandungan oksigen 8-10 ppm. Adapun jumlah telur yang menetas rata - rata berkisar 76 - 85%.
Setelah semua telur menetas, lakukan penyiponan dengan memakai selang berdiameter 1 - 2 cm.
Selanjutnya, larva ditampung pada wadah plastik atau akuarium kaca, atau kolam fiber.
Perawatan larva sanggup dilakukan dalam wadah akuarium dengan kepadatan berkisar 50 - 100 ekor/liter.
Selama pemeliharaan, larva diberi pakan artemia. Pemberian pakan artemia dilakukan pada hari ke-2, yaitu ketika kuning telur telah habis dan diberikan selama 4 hari.
Induk berukuran 2,5 kg sanggup menghasilkan benih sebanyak 50.000 ekor.
Baca ini: Teknik Pembenihan Ikan Patin yang Benar
Budidaya Ikan Patin - Pendederan
Pendederan benih patin sanggup dilakukan dikolam sesudah larva berumur 5 - 6 hari.
Sebelum melaksanakan pendederan, kolam dibersihkan dan diberi kapur dengan takaran 25 g/m2 serta diberi pupuk organik dengan takaran 200 g/m2.
Selanjutnya, kolam diberi naungan berupa plastik transparan berlapis plastik berwarna cokelat.
Lembar plastik coklat digulung pada siang hari semoga memungkinkan cahaya masuk sehingga pakan alami sanggup tumbuh dalam kolam.
Pakan yang dipakai yaitu pakan komersial yang tersedia dipasaran dengan takaran 5% berat biomasa per hari dengan frekuensi pinjaman 3 kali sehari.
Baca: Mengenal Ikan Patin Secara Detail (Catfish)
Pembesaran Ikan Patin
Pembesaran ikan patin sudah berkembang dengan baik didaerah sumatera, menyerupai dipalembang dan jambi.
Pada umumnya, pembesaran patin dikedua kawasan tersebut memakai kolam atau karamba di sungai.
Pembesaran patin dikaramba relatif lebih gampang penanganannya dibandingkan pembesaran ikan patin dikolam.
Berikut teknik budidaya ikan patin yang dilakukan di dua tempat pemeliharaan tersebut.
Budidaya Ikan Patin di Karamba
Pembesaran ikan patin dilakukan di karamba berukuran 4 m x 2 m x 2 m. umumnya, benih yang dipakai berukuran agak kasar, yaitu sekitar 20 g/ekor.
Kepadatan yang dipakai ialah 15 ekor/karamba. Pakan yang diberikan berupa pakan komersial berbentuk pelet dengan kandungan protein antara 28 - 30% yang diberikan sebanyak 5 - 10% per hari dengan frekuensi pinjaman 3 kali sehari.
Pemeliharaan dilakukan selama 6-7 bulan dan berukuran 800 g-1 kg/ekor ketika dipanen.
Pembesaran ikan patin dikolam dilakukan dengan memakai benih berukuran lebih kecil, yaitu sekitar 10 g/ekor. Kepadatan ikan yang dipakai yaitu 10 - 15 ekor/m2.
Benih ditebar sesudah kolam diolah sesuai dengan mekanisme standar yang terdiri dari pengeringan, pengapuran, dan pemupukan.
Benih ikan ditebarpada ketika 6 hari sesudah pemupukan. Adapun pakan yang diberikan berupa pakan komersial berbentuk pelet dengan kandungan protein antara 28 - 30 % yang diberikan sebanyak 5 - 10% hari dengan frekuensi pinjaman 3 kali sehari.
Pemeliharaan dilakukan selama 7 - 8 bulan dan berukuran 800 g-1 kg/ekor ketika dipanen.
Nah, itulah beberapa langkah lengkap bagaimana cara budidaya ikan patin di kolam beton maupun kolam terpal serta kolam tanah dengan analisa perjuangan yang pas pasan dengan ketentuan yang menguntungkan. Semoga bermanfaat dan selamat mencoba.
Nama latin ikan patin yakni pangasius hypophthalmus banyak terdapat didaerah sumatera, khususnya jambi, palembang, dan kawasan sumatera bab selatan (sumbagsel).
Ikan patin dikenal dengan dengan dagingnya yang empuk dan kulitnya yang agak tebal dipakai sebagai materi baku kerupuk kulit ikan.
Dari sinilah jenis ikan konsumsi patin ini mulai dikembangbiakkan baik di tong maupun kolam terpal demi suksesnya perjuangan menawarkan pelayanan pada konsumen.
Berikut rangkuman budidaya ikan patin lengkap untuk pemula yang sanggup dijadikan sebagai pdf dengan analisa modal minim hasil maksimal.
Budidaya Ikan Patin
Pembenihan
Ikan patin gres sanggup dipijahkan dengan pemijahan buatan, sedangkan proses pemijahan secara alaminya belum banyak diketahui.
Adapun langkah awal budidaya ikan patin yakni pembenihan, berikut caranya.
Pemilihan Induk Ikan Patin
Induk yang dipakai dalam pemijahan harus memiliki ukuran dan umur yang sesuai.
Untuk induk ikan patin yang akan diambil hipotalamusnya sebaiknya memiliki berat 1,5 - 3 kg/ekor dan berumur lebih dari 1,5 tahun.
Berapa Jumlah Telur Ikan Patin?
Fekunditas ikan ini berkisar 85.000 - 30.000 butir/kg induk. Induk yang dipakai tidak cacat fisik, baik bentuk tubuh maupun sisiknya.
Perlu diperhatikan, semakin besar ukuran ikan, semakin sulit pula penanganannya.
Baca: Teknik Budidaya Ikan Patin di Kolam Terpal yang Berhasil
Ciri - Ciri Induk Ikan Patin Matang Gonad
Pemilihan induk matang gonad sanggup dilakukan dengan cara menangkap induk dan melaksanakan pengamatan secara seksama terhadap genital papila dan ciri sekunder lainnya.
Induk ikan patin betina yang matang gonad dicirikan dengan warna genital papilanya yang berwarna merah dan abdomennya terasa lunak kalau di raba.
Sementara induk jantan yang matang gonad dicirikan dengan genital papilanya yang berwarna merah dan berbentuk kerucut. Jika abdomennya diurut, induk jantan akan mengeluarkan sperma.
Baca ini: Jenis Makanan Ikan Patin Alami dan Buatan yang Bernutrisi
Memelihara Induk Ikan Patin
Induk yang terpilih kemudian ditempatkan dalam wadah yang terbuat dari waring, kolam plastik, atau kolam fiber berukuran 1 m x 1 m x 1 m .
Induk jantan dan betina sebaiknya dipisah. Adapun jumlah induk yang ditempatkan sebanyak 5 - 10 ekor per wadah.
Selanjutnya, induk yang terpilih ditimbang satu per satu, kemudian di suntik dengan hormon.
Penyuntikan sanggup dilakukan secara intermuskular atau interperitoneal. takaran yang dipakai untuk ovaprim diberikan 0,9 ml/kg yang diaplikasikan 0,3 ml/kg pada penyuntikan awal dan 0,6 ml/kg pada penyuntikan akhir.
Selang waktu penyuntikan pertama dan kedua selama 6 jam dan waktu pemijahan terjadi 6 - 8 jam setelah penyuntikan ke dua.
Induk jantan disuntik dengan takaran 1/2 induk betina dan diberikan bersamaan dengan suntikan kedua induk betina.
Proses pengeluaran sperma dari induk jantan dilakukan dengan langkah berikut. Sebagai catatan, induk jantan dibius terlebih dahulu dibandingkan induk betina.
Baca juga: Manfaat Ikan Patin Untuk Kesehatan Kita Secara Alami
1) sebelum dilakukan pengurutan, bius induk jantan dengan phenoxy etanol, MS222, atau minyak cangkih. takaran untuk pembiusan sanggup diberikan sebanyak 3 ppm.
2) angkat dan keringkan tubuh induk dengan kain, handuk, atau tisu, terutama pada bab genital papilanya.
3) posisikan kepala induk disebelah kanan. sedangkan ekor digenggam dengan tangan kiri.
4) urut abdomen ke arah genital papila dengan memakai jari tangan kanan. pada awal pengurutan, singkirkan urin yang keluar.
5) tampung sperma yang keluar dalam syringe atau suntikan berukuran 10 ml yang sebelumnya ditambahkan larutan fisiologis.
Pengeluaran Telur Ikan Patin
Proses pengeluaran telur dari induk betina budidaya ikan patin dilakukan dengan langkah berikut.
1) sebelum dilakukan pengurutan, bius betina induk betina dengan phenoxy etanol, MS222, atau minyak cangkih. takaran untuk pembiusan sanggup diberikan sebanyak 3 ppm.
2) angkat dan keringkan tubuh induk dengan kain, handuk, atau tisu, terutama pada bab genital papilanya.
3) posisikan kepala induk disebelah kanan, sedangkan ekor digenggam dengan tangan kiri.
4) urut abdomen ke arah genital papila dengan memakai jari tangan kanan. pada awal pengurutan, keluar cairan ketuban berwarna bening, kemudian diikuti oleh telur. Telur yang baik berwarna kuning kehijauan dan berukuran seragam.
5) tampung telur dalam wadah kering yang terbuat dari plastik berbentuk lingkaran atau persegi.
Setelah sperma dan telur dikeluarkan dari masing - masing induk, langkah selanjutnya beternak ikan patin, ialah melaksanakan pembuahan.
Baca juga: Budidaya Ikan Patin Agar Cepat Panen untuk Pemula
Adapun langkah pembuahan ikan patin dilakukan dengan langkah berikut.
1) campurkan telur dengan sperma, kemudian aduk dengan bulu ayam atau materi lembut lainnya. lakukan pengadukan hingga semua telur tercampur merata dengan sperma, sekira 1 menit.
2) aktifasi sperma dengan cara menambahkan air hingga telur dan sperma terendam. diamkan selama 1 menit, kemudian buang airnya.
3) untuk menghilangkan kelebihan sperma, tambahkan air ke dalam adonan telur dan sperma hingga 2-3 kali.
Pemeliharaan Larva Ikan Patin
Keberhasilan budidaya ikan patin ditentukan oleh penetasan telur, yang mana sanggup diupayakan melalui pendekatan sifat telur sesudah dibuahi.
Untuk ikan patin yang telurnya bersifat adesiv (menempel satu dengan lainnya), penetasan dilakukan memakai bak-bak akuarium.
Bak akuarium diisi air dan diberi aerasi. Ukuran akuarium yang dipakai sanggup bervariasi. Adapun ketinggian air dalam akuarium yaitu 20 - 30 cm.
Sementara kepadatan tebar per akuarium 10.000 - 30.000 butir.
Telur akan menetas dalam waktu 15 - 18 jam pada suhu 27 derajat c dan dengan kandungan oksigen 8-10 ppm. Adapun jumlah telur yang menetas rata - rata berkisar 76 - 85%.
Setelah semua telur menetas, lakukan penyiponan dengan memakai selang berdiameter 1 - 2 cm.
Selanjutnya, larva ditampung pada wadah plastik atau akuarium kaca, atau kolam fiber.
Perawatan larva sanggup dilakukan dalam wadah akuarium dengan kepadatan berkisar 50 - 100 ekor/liter.
Selama pemeliharaan, larva diberi pakan artemia. Pemberian pakan artemia dilakukan pada hari ke-2, yaitu ketika kuning telur telah habis dan diberikan selama 4 hari.
Induk berukuran 2,5 kg sanggup menghasilkan benih sebanyak 50.000 ekor.
Baca ini: Teknik Pembenihan Ikan Patin yang Benar
Budidaya Ikan Patin - Pendederan
Pendederan benih patin sanggup dilakukan dikolam sesudah larva berumur 5 - 6 hari.
Sebelum melaksanakan pendederan, kolam dibersihkan dan diberi kapur dengan takaran 25 g/m2 serta diberi pupuk organik dengan takaran 200 g/m2.
Selanjutnya, kolam diberi naungan berupa plastik transparan berlapis plastik berwarna cokelat.
Lembar plastik coklat digulung pada siang hari semoga memungkinkan cahaya masuk sehingga pakan alami sanggup tumbuh dalam kolam.
Pakan yang dipakai yaitu pakan komersial yang tersedia dipasaran dengan takaran 5% berat biomasa per hari dengan frekuensi pinjaman 3 kali sehari.
Baca: Mengenal Ikan Patin Secara Detail (Catfish)
Pembesaran Ikan Patin
Pembesaran ikan patin sudah berkembang dengan baik didaerah sumatera, menyerupai dipalembang dan jambi.
Pada umumnya, pembesaran patin dikedua kawasan tersebut memakai kolam atau karamba di sungai.
Pembesaran patin dikaramba relatif lebih gampang penanganannya dibandingkan pembesaran ikan patin dikolam.
Berikut teknik budidaya ikan patin yang dilakukan di dua tempat pemeliharaan tersebut.
Budidaya Ikan Patin di Karamba
Pembesaran ikan patin dilakukan di karamba berukuran 4 m x 2 m x 2 m. umumnya, benih yang dipakai berukuran agak kasar, yaitu sekitar 20 g/ekor.
Kepadatan yang dipakai ialah 15 ekor/karamba. Pakan yang diberikan berupa pakan komersial berbentuk pelet dengan kandungan protein antara 28 - 30% yang diberikan sebanyak 5 - 10% per hari dengan frekuensi pinjaman 3 kali sehari.
Pemeliharaan dilakukan selama 6-7 bulan dan berukuran 800 g-1 kg/ekor ketika dipanen.
Budidaya Ikan Patin di Kolam
Pembesaran ikan patin dikolam dilakukan dengan memakai benih berukuran lebih kecil, yaitu sekitar 10 g/ekor. Kepadatan ikan yang dipakai yaitu 10 - 15 ekor/m2.
Benih ditebar sesudah kolam diolah sesuai dengan mekanisme standar yang terdiri dari pengeringan, pengapuran, dan pemupukan.
Benih ikan ditebarpada ketika 6 hari sesudah pemupukan. Adapun pakan yang diberikan berupa pakan komersial berbentuk pelet dengan kandungan protein antara 28 - 30 % yang diberikan sebanyak 5 - 10% hari dengan frekuensi pinjaman 3 kali sehari.
Pemeliharaan dilakukan selama 7 - 8 bulan dan berukuran 800 g-1 kg/ekor ketika dipanen.
Nah, itulah beberapa langkah lengkap bagaimana cara budidaya ikan patin di kolam beton maupun kolam terpal serta kolam tanah dengan analisa perjuangan yang pas pasan dengan ketentuan yang menguntungkan. Semoga bermanfaat dan selamat mencoba.
0 Response to "Panduan Lengkap Budidaya Ikan Patin Di Bak Terpal Tanah Dan Kja"
Posting Komentar