Cara Pembenihan Ikan Patin Menghasilkan Banyak Telur
Pembenihan Ikan Patin Untuk mengenal ikan patin, ada beberapa hal pokok yang perlu di ketahui mengenal sosok, karakteristik, dan kebiasaan hidupnya.
Klasifikasi dan Morfologi Ikan Patin
Klasifikasi Ikan Patin
Patin (jambal) siam Pangasius hypophthalmus
Klasifikasi ilmiah
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Actinopterygii
Ordo : Siluriformes
Famili : Pangasiidae
Genus : Pangasius (partim)
Valenciennes, 1840
Morfologi Ikan Patin
1. Ikan patin sampaumur mempunyai panjang badan mencapai 120 cm. Ukuran tersebut memang tergolong besar kalau di bandingkan dengan jenis lele - lelean lainnya.
Bentuk badan ikan patin memanjang dengan warna mayoritas putih berkilauan, menyerupai perak dan punggung berwarna kebiruan.
2. Ketika kecil, warna tubuhnya berkilau menyerupai perak, sehingga cocok diletakkan di dalam akuarium sebagai ikan hias.
Ketika ukurannya semakin besar, warnanya mulai memudar sehingga kurang menarik untuk di pajang di akuarium.
3. Seperti halnya keluarga ikan lele - lelean, ikan putih tidak bersisik alias bertubuh licin. Kepalanya relatif kecil dengan verbal terletak di ujung kepala sebelah bawah.
4. Di sudut mulutnya terdapat dua pasang kumis, sebagaimana halnya dengan ikan lele. Kumis tersebut berfungsi sebagai alat peraba ketika berenang atau mencari makan.
1. Ikan ini sanggup bertahan hidup diperairan agak asam hingga basa
2. Kandungan oksigen larutan yang di butuhkan bagi kehidupan patin berkisar 3-6 ppm, karbondioksida berkisar 9 – 20, alkalinitas 80 – 250, dan suhu 28 – 30 derajat c.
3. Saat hidup patin terbilang nokturnal, yakni atau aktif pada malam hari.
4. Lebih banyak menetap di dasar perairan ketimbang di permukaan. Ciri khas ikan demersal yaitu mempunyai bentuk verbal yang melebar.
5. Termasuk kategoriikan omnivora atau pemakan segala. Senang memakan ikan - ikan kecil, cacing, detritus, serangga, udang – udangan, moluska, biji – bijian.
6. Mengandung 68,6% protein, 5,8% lemak, 3,5% abu, dan 59,3% air, bobot ikan sesudah di siangi sebesar 9,7% dari bobot awal dan filter yang diperoleh sekitar 61,7% dari bobot ikan.
Di indonesia, sedikitnya terdapat dua jenis ikan patin yang terkenal dan banyak di pelihara di kolam budidaya, yaitu patin lokal dan patin siam.
Jenis Ikan Patin Lokal
Baca juga:
Budidaya Ikan Patin Bisnis Rumahan Modal Kecil
Jenis Hama dan Penyakit Ikan Patin serta Cara Mengobatinya
Teknik Pembesaran Ikan Patin secara Intensif
Ikan Patin Lokal mempunyai nama ilmiah pangasius pangasius atau pangasius spp. Patin lokal terdiri dari beberapa jenis.
Salah satu jenis terkenal yang berpeluang menjadi komoditas ekspor yaitu patin jambal yang banyak terdapat di beberapa sungai besar di indonesia.
Jenis lain yang juga terkenal yaitu patin kunyit yang banyak di temukan di sungai-sungai besar di riau.
Jenis ikan patin yang hampir sama dengan patin jambal yaitu p. Bocourti yang merupakan komoditas ekspor ke eropa, amerika serikat, dan beberapa negara asia. Ikan jenis ini banyak di temukan di perairan.
Jenis Ikan Patin Siam
Selain patin lokal, ada juga patin siam. Biasa di sebut patin bangkok atau lele bangkok. Sebutan ini muncul tidak hanya alasannya ukuran tubuhnya yang bongsor dan memang berasal dari bangkok.
Jenis Ikan Patin Juaro
Kerabat ikan patin yang lain di antaranya pangasius polyuranodo (ikan juaro), pangasius macronema, pangasius micronemus (wakal, rius caring), pangasius nasutus (pedado), dan pangasius nieuwenhuisii (dikenal dengan sebutan ikan lawang).
Ikan patin termasuk salah satu jenis ikan yang sulit dipijahkan secara alami.
Pasalnya, agak sulit membuat atau memanipulasi lingkungan yang sesuai dengan habitatnya di alam.
Untuk itu, pemijahan ikan patin hanya sanggup dilakukan secara buatan dengan rangsangan memakai kalenjer hipofisa.
1. Induk merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan iusaha pembenihan ikan patin. Induk yang baik dan sehat tentu akan menghasilkan benih yang baik pula.
2. Induk patin sebaiknya dipilih induk yang telah dipelihara dikolam atau wadah lainnya, menyerupai jaring.
3, Selama pemeliharaan induk di beri kuliner komplemen yang cukup mengandung protein.
4, Berikan pakan dua kali sehari, tepatnya pada pagi dan sore hari, dengan takaran 3% dari bobot induk.
Sebelum dipijahkan, indukan diseleksi terlebih dahulu dengan menentukan induk betina dan induk jantan yang matang gonad atau siap pijah.
Berikut ciri – ciri induk patin yang telah matang gonad
Ciri Induk betina ikan patin matang gonad
- Umur kurang lebih 2,5 tahun
- Bobot minimum 3 kg/ekor
- Perut membesar ke arah anus serta terasa halus dan empuk ketika di raba
- Kulit di bab perut lembek dan tipis
- Keluar beberapa butir telur berbentuk bulat dan berukuran seragam di sekitar kloaka
Ciri Induk betina ikan patin matang gonad
- Umur di atas 1,5 tahun
- Bobot minimum 2 kg/ekor
- Kulit perut lembek dan tipis
- Alat kelamin membengkak dan berwarna merah tua
- Jika bab perut di urut ke arah anus akan keluar cairan sperma berwarna putih
Pastikan juga induk yang akan di pijahkan dalam kondisi sehat secara fisik, yakni tidak terinfeksi penyakit dan benalu serta tidak mempunyai luka jawaban benturan, pukulan, goresan, atau sayatan.
Induk yang baik juga harus mempunyai sifat pertumbuhan relatif cepat serta resisten terhadap penyakit, tetapi toleran atau gampang menyesuaikan diri dan responsif terhadap perubahan lingkungan dan makanan.
alat dan materi pemijahan ikan patin - INDUCED BREEDING (kawin suntik)
Induced breeding atau kawin suntik merupakan teknik pemijahan buatan. Yang dilakukan pada ikan patin.
Tingkat keberhasilan pemijahan ini sangat dipengaruhi oleh tingkat kematangan gonad indukan, kualitas air, penyediaan kuliner yang berkualitas dan dalam jumlah yang mencukupi, serta kecermatan dalam penanganan atau pelaksanaan penyuntikan.
Induced breeding sanggup dilakukan dengan memakai kelenjer hipofisa ikan lain, menyerupai ikan mas, atau memakai kelenjer hipofisa buatan yang mengandung hormon gonadtropin.
Di pasaran dikenal dengan merek dagang chorulon dan ovaprim.
1. Siapkan ika donor atau ikan yang akan di ambil kelenjer hipofisanya.
Jika induk patin betina yang akan di suntik mempunyai bobot 3 kg, diharapkan donor ikan mas berupa induk betina seberat 9 kg dan induk jantan seberat 6 kg.
2. Potong bab belakang tutup insang ikan mas, sanggup di lakukan secara tegak lurus ataupun vertikal.
3. Letakkan penggalan kepala dengan posisi verbal menghadap ke atas, kemudian potong secara vertikal dari permukaan sedikit di atas verbal hingga tampak organ otak yang dilingkupi lendir atau lemak
4. Angkat bab otak ikan mas, kemudian buang atau bersihkan lendir memakai kapas atau tisu.
Setelah higienis dari lendir, di bab otak akan tampak butiran putih menyerupai beras. Itulah kelenjer hipofisa yang dibutuhkan.
5. Ambil kelenjer hipofisa memakai pinset, kemudian gerus memakai gelas penggerus hingga halus
6. Larutkan kelenjer hipofisa tadi ke akuabides sebanyak 2,5 ml. Perlakuan ini berfungsi untuk mempermudah penyuntikan nantinya.
Agar larutan ini berfungsi benar-benar hancur dan tercampur, gunakan sentrifugai atau pemusing.
7. Ambil atau sedot larutan kelenjer hipofisa memakai alat suntik dengan jarum berukuran 0,12 mm.
Penyuntikan dilakukan secara intramuskular (di dalam daging atau otot) di belakang pangkal sirip punggung.
1. Ambil induk jantan dan induk betina, kemudian timbang bobot keduanya.
2. Untuk induk jantan diharapkan ovaprim sebanyak 0,3 ml/kg dan induk betina sebanyak 0,6 ml/kg
3, Penyuntikan terhadap induk betina dilakukan dua kali, pada penyuntikan pertama memakai chorulon dengan takaran 500 iu/ kg.
Sedangkan pada penyuntikan kedua memakai ovaprim. Penyuntikan kedua dilakukan sekitar 24 jam sesudah penyuntikan pertama.
4. Sementara itu, penyuntikan induk jantan di lakukan sekali, yakni bersamaan dengan penyuntikan kedua induk betina.
5. Untuk menghindari induk berontak ketika penyuntikan (yang sanggup menjadikan telur keluar), penyuntikan sebaiknya dilakukan oleh dua orang. Satu orang bertugas memegang ikan yang akan di suntik.
6. Penyuntikan dilakukan secara intramuskular di belakang sirip punggung dengan memasukkan jarum sedalam 2 cm dan kemiringan 45 derajat.
7. Simpan induk patin yang telah di suntik ke dalam waring yang di pasang di dalam kolam dengan air yang mengalir.
Setelah 8 – 15 jam kemudian, biasanya induk sudah ovulasi (puncak kematangan gonad).
Saat ovulasi, telur yang telah matang harus dikeluarkan dengan cara memijit bab perut patin betina. Perlakuan ini di sebut (stripping).
Berikut untuk pekerjaan dalam melaksanakan stripping
1. Sediakan wadah untuk menampung telur, berupa bejana plastik yang telah di bersihkan dan dalam keadaan kering.
2. Pegang induk betina yang akan di stripping dengan kedua belah tangan, tangan kiri memegang pangkal ekor dan ajudan memegang perut bab bawah. Ujung kepala induk patin di topangkan di pangkal paha.
3. Urut perut indukan patin memakai jari tangan dan jempol secara perlahan, di mulai dari bab depan ke arah belakang. Tampung telur yang keluar ke dalam sebuah baskom.
4. Selanjutnya, induk jantan di tangkap untuk di ambil spermanya. Pengurutan induk jantan pada prinsipnya sama dengan pengurutan induk betina.
Sperma yang keluar dari perut induk jantan eksklusif di satukan dengan telur yang telah di tampung di dalam baskom.
5. Agar telur dan sperma sanggup tercampur sempurna, lakukan pengadukan dengan memakai bulu ayam kurang lebih selama 0,5 menit. Pengadukan dilakukan secara berputar perlahan-lahan di dalam baskom.
6. Untuk meningkatkan fertilisasi, tambahkan larutan naci ke dalam adonan telur tersebut.
Penambahan dilakukan sambil tetap mengaduk adonan dan di sertai dengan memasukkan air sedikit demi sedikit, pengadukan dilakukan kurang lebih selama 2 menit.
7. Untuk membuang lendir, perlu di lakukan penggantian air higienis sebanyak 2-3 kali.
8. Untuk menghindari terjadinya penggumpalan pada telur, perlu di perhatikan pembersihan memakai larutan lumpur. Lumpur sanggup membersihkan lendir-lendir yang melekat dan memisahkan telur-telur yang menggumpal.
Lumpur yang di gunakan berupa tanah dasar kolam atau tanah tegalan yang telah di panaskan pada suhu 100 derajat c terlebih dahulu guna menghindari penyakit.
9. Telur-telur yang di buahi akan mengalami pengembangan. Ukuran telur terlihat lebih besar dan berwarna kuning penuh. Telur-telur yang tidak di buahi akan berwarna putih dan mengendap dibawah.
Proses Penetasan Telur Ikan Patin
1. Bersihkan semua perlengkapan pembenihan, menyerupai corong penetasan telur, kawasan perawatan larva, kolam filter air, kolam penampungan air bersih, water turn, kemudian keringkan.
2. Untuk menghindari kontaminasi jamur atau bakteri, rendam corong penetasan dalam larutan pk sebanyak 20 ppm atau malachite green sebanyak 5 ppm selama 30 menit.
3. Masukkan air higienis ke dalam semua wadah, kemudian nyalakan pompa isap semoga air mengalir dari wadah penampungan air higienis ke water turn, sehingga terjadi sirkulasi air di seluruh wadah unit pembenihan patin tersebut.
4. Tuangkan telur patin yang akan di teteskan ke dalam corong penetasan, kemudian sebarkan memakai bulu ayam.
5. Usahakan jangan hingga telur menumpuk didasar corong. Pasalnya, telur yang menumpuk sanggup cepat membusuk. Idealnya, kepadatan telur sebanyak 200.000-300.000 butir per corong.
Selain itu, atur debit air yang mengalir semoga telur selalu terangkat di dalam corong tersebut.
6. Telur yang telah di buahi selanjutnya akan berkembang dan menetas menjadi larva.
Benih patin yang gres menetas dikenal dengan sebutan larva.
Larva di tampung sementara di kawasan penampungan larva berupa kain hapa yang dipasang di dalam kolam penampungan larva.
Hal tersebut di maksudkan untuk memudahkan pemanenan larva ketika akan dipindahkan ke kawasan pemeliharaan.
Pemanenan dilakukan memakai scop net halus secara hati – hati.
Selanjutnya larva di distribusikanke kawasan pendederan, kalau lokasi kawasan pendederan jauh dari kawasan pembenihan, maka larva patin di angkut memakai kantong plastik bening yang di beri oksigen.
Plastik berukuran 40 x 60 cm sanggup mengangkut larva patin sebanyak 15000 -20.000 ekor dengan usang perjalanan sekitar 4 - 6 jam.
Benih yang berasal dari kawasan penampungan sementara selanjutnya dipelihara ditempat pemeliharaan benih.
Tempat pemeliharaan benih sanggup berupa akuarium, fiber glass, atau kolam plastik. Wadah pemeliharaan di susun rapi di dalam ruangan tertutup berukuran 60-79 m2.
Sebelum di gunakan, akuarium fiber glass di bersihkan dan dikeringkan. Selang 1-2 hari sebelum benih di tebar, isi wadah pemeliharaan dengan air.
Nyalakan blower untuk menambah aerasi guna memberi komplemen kandungan oksigen terlarut ke dalam air. Jangan lupa menyediakan genset untuk suplai listrik kalau sewaktu-waktu listrik PLN padam.
Benih patin dipelihara di akuarium atau fiber glass selama 25 – 30 hari. Berikut sumbangan pakan pada benih selama pemeliharaan berlangsung.
1. Hari ke 1 hingga ke 5. benih pakan di beri kuliner komplemen berupa artemia yang telah diteteskan di kawasan terpisah. Pemberian artemia dilakukan sekitar 2 jam sekali.
2. Hari ke 6 hingga ke 14. benih di beri kuliner berupa kutu air, jentik nyamuk atau cacing sutra.
3. Hari ke 15 hingga panen. Benih di beri kuliner berupa pakan buatan bentuk tepung yang mengandung kadar protein lebih dari 35%. jumlah kuliner yang di berikan harus diadaptasi dengan kebutuhan benih.
4. Usahakan jangan hingga ada kuliner yang tersisa guna menghindari terjadinya penurunan kualitas air yang pada hasilnya sanggup menjadikan maut benih.
5. Selama pemeliharaan, lakukan penggantian air higienis setiap 1 – 2 hari sekali atau tergantung pada kebutuhan. Penggantian air dilakukan secara hati-hati dengan cara menyifon atau membuang kotoran yang berupa di dasar wadah pemeliharaan memakai slang kecil.
Penambahan air higienis dilakukan secara bertahap bertahap guna menghindari terjadinya stres pada benih yang dipelihara hingga posisi air mendekati ketinggian semula.
Dari sini diharapkan sahabat sanggup memulai pembenihan ikan patin secara sungguh – sungguh baik di aquarium maupun kolam beton secara alami maupun buatan.
Klasifikasi dan Morfologi Ikan Patin
Klasifikasi Ikan Patin
Patin (jambal) siam Pangasius hypophthalmus
Klasifikasi ilmiah
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Actinopterygii
Ordo : Siluriformes
Famili : Pangasiidae
Genus : Pangasius (partim)
Valenciennes, 1840
Morfologi Ikan Patin
1. Ikan patin sampaumur mempunyai panjang badan mencapai 120 cm. Ukuran tersebut memang tergolong besar kalau di bandingkan dengan jenis lele - lelean lainnya.
Bentuk badan ikan patin memanjang dengan warna mayoritas putih berkilauan, menyerupai perak dan punggung berwarna kebiruan.
2. Ketika kecil, warna tubuhnya berkilau menyerupai perak, sehingga cocok diletakkan di dalam akuarium sebagai ikan hias.
Ketika ukurannya semakin besar, warnanya mulai memudar sehingga kurang menarik untuk di pajang di akuarium.
3. Seperti halnya keluarga ikan lele - lelean, ikan putih tidak bersisik alias bertubuh licin. Kepalanya relatif kecil dengan verbal terletak di ujung kepala sebelah bawah.
4. Di sudut mulutnya terdapat dua pasang kumis, sebagaimana halnya dengan ikan lele. Kumis tersebut berfungsi sebagai alat peraba ketika berenang atau mencari makan.
Pembenihan Ikan Patin
Pembenihan Ikan Patin – Kebiasaan Ikan Patin Hidup di Alam
1. Ikan ini sanggup bertahan hidup diperairan agak asam hingga basa
2. Kandungan oksigen larutan yang di butuhkan bagi kehidupan patin berkisar 3-6 ppm, karbondioksida berkisar 9 – 20, alkalinitas 80 – 250, dan suhu 28 – 30 derajat c.
3. Saat hidup patin terbilang nokturnal, yakni atau aktif pada malam hari.
4. Lebih banyak menetap di dasar perairan ketimbang di permukaan. Ciri khas ikan demersal yaitu mempunyai bentuk verbal yang melebar.
5. Termasuk kategoriikan omnivora atau pemakan segala. Senang memakan ikan - ikan kecil, cacing, detritus, serangga, udang – udangan, moluska, biji – bijian.
6. Mengandung 68,6% protein, 5,8% lemak, 3,5% abu, dan 59,3% air, bobot ikan sesudah di siangi sebesar 9,7% dari bobot awal dan filter yang diperoleh sekitar 61,7% dari bobot ikan.
Pembenihan Ikan Patin – Jenis Ikan Patin yang sering Dibudidayakan
Di indonesia, sedikitnya terdapat dua jenis ikan patin yang terkenal dan banyak di pelihara di kolam budidaya, yaitu patin lokal dan patin siam.
Jenis Ikan Patin Lokal
Baca juga:
Budidaya Ikan Patin Bisnis Rumahan Modal Kecil
Jenis Hama dan Penyakit Ikan Patin serta Cara Mengobatinya
Teknik Pembesaran Ikan Patin secara Intensif
Ikan Patin Lokal mempunyai nama ilmiah pangasius pangasius atau pangasius spp. Patin lokal terdiri dari beberapa jenis.
Salah satu jenis terkenal yang berpeluang menjadi komoditas ekspor yaitu patin jambal yang banyak terdapat di beberapa sungai besar di indonesia.
Jenis lain yang juga terkenal yaitu patin kunyit yang banyak di temukan di sungai-sungai besar di riau.
Jenis ikan patin yang hampir sama dengan patin jambal yaitu p. Bocourti yang merupakan komoditas ekspor ke eropa, amerika serikat, dan beberapa negara asia. Ikan jenis ini banyak di temukan di perairan.
Jenis Ikan Patin Siam
Selain patin lokal, ada juga patin siam. Biasa di sebut patin bangkok atau lele bangkok. Sebutan ini muncul tidak hanya alasannya ukuran tubuhnya yang bongsor dan memang berasal dari bangkok.
Jenis Ikan Patin Juaro
Kerabat ikan patin yang lain di antaranya pangasius polyuranodo (ikan juaro), pangasius macronema, pangasius micronemus (wakal, rius caring), pangasius nasutus (pedado), dan pangasius nieuwenhuisii (dikenal dengan sebutan ikan lawang).
Pembenihan Ikan Patin – Pembenihan Ikan Patin secara Intensif
Ikan patin termasuk salah satu jenis ikan yang sulit dipijahkan secara alami.
Pasalnya, agak sulit membuat atau memanipulasi lingkungan yang sesuai dengan habitatnya di alam.
Untuk itu, pemijahan ikan patin hanya sanggup dilakukan secara buatan dengan rangsangan memakai kalenjer hipofisa.
Pembenihan Ikan Patin – Pemupukan Kolam
1. Induk merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan iusaha pembenihan ikan patin. Induk yang baik dan sehat tentu akan menghasilkan benih yang baik pula.
2. Induk patin sebaiknya dipilih induk yang telah dipelihara dikolam atau wadah lainnya, menyerupai jaring.
3, Selama pemeliharaan induk di beri kuliner komplemen yang cukup mengandung protein.
4, Berikan pakan dua kali sehari, tepatnya pada pagi dan sore hari, dengan takaran 3% dari bobot induk.
Pembenihan Ikan Patin – Ciri Induk Patin Matang Gonad
Sebelum dipijahkan, indukan diseleksi terlebih dahulu dengan menentukan induk betina dan induk jantan yang matang gonad atau siap pijah.
Berikut ciri – ciri induk patin yang telah matang gonad
Ciri Induk betina ikan patin matang gonad
- Umur kurang lebih 2,5 tahun
- Bobot minimum 3 kg/ekor
- Perut membesar ke arah anus serta terasa halus dan empuk ketika di raba
- Kulit di bab perut lembek dan tipis
- Keluar beberapa butir telur berbentuk bulat dan berukuran seragam di sekitar kloaka
Ciri Induk betina ikan patin matang gonad
- Umur di atas 1,5 tahun
- Bobot minimum 2 kg/ekor
- Kulit perut lembek dan tipis
- Alat kelamin membengkak dan berwarna merah tua
- Jika bab perut di urut ke arah anus akan keluar cairan sperma berwarna putih
Pastikan juga induk yang akan di pijahkan dalam kondisi sehat secara fisik, yakni tidak terinfeksi penyakit dan benalu serta tidak mempunyai luka jawaban benturan, pukulan, goresan, atau sayatan.
Induk yang baik juga harus mempunyai sifat pertumbuhan relatif cepat serta resisten terhadap penyakit, tetapi toleran atau gampang menyesuaikan diri dan responsif terhadap perubahan lingkungan dan makanan.
Pembenihan Ikan Patin secara Buatan
alat dan materi pemijahan ikan patin - INDUCED BREEDING (kawin suntik)
Induced breeding atau kawin suntik merupakan teknik pemijahan buatan. Yang dilakukan pada ikan patin.
Tingkat keberhasilan pemijahan ini sangat dipengaruhi oleh tingkat kematangan gonad indukan, kualitas air, penyediaan kuliner yang berkualitas dan dalam jumlah yang mencukupi, serta kecermatan dalam penanganan atau pelaksanaan penyuntikan.
Induced breeding sanggup dilakukan dengan memakai kelenjer hipofisa ikan lain, menyerupai ikan mas, atau memakai kelenjer hipofisa buatan yang mengandung hormon gonadtropin.
Di pasaran dikenal dengan merek dagang chorulon dan ovaprim.
Pembenihan Ikan Patin Menggunakan kelenjer hipofisa ikan mas
1. Siapkan ika donor atau ikan yang akan di ambil kelenjer hipofisanya.
Jika induk patin betina yang akan di suntik mempunyai bobot 3 kg, diharapkan donor ikan mas berupa induk betina seberat 9 kg dan induk jantan seberat 6 kg.
2. Potong bab belakang tutup insang ikan mas, sanggup di lakukan secara tegak lurus ataupun vertikal.
3. Letakkan penggalan kepala dengan posisi verbal menghadap ke atas, kemudian potong secara vertikal dari permukaan sedikit di atas verbal hingga tampak organ otak yang dilingkupi lendir atau lemak
4. Angkat bab otak ikan mas, kemudian buang atau bersihkan lendir memakai kapas atau tisu.
Setelah higienis dari lendir, di bab otak akan tampak butiran putih menyerupai beras. Itulah kelenjer hipofisa yang dibutuhkan.
5. Ambil kelenjer hipofisa memakai pinset, kemudian gerus memakai gelas penggerus hingga halus
6. Larutkan kelenjer hipofisa tadi ke akuabides sebanyak 2,5 ml. Perlakuan ini berfungsi untuk mempermudah penyuntikan nantinya.
Agar larutan ini berfungsi benar-benar hancur dan tercampur, gunakan sentrifugai atau pemusing.
7. Ambil atau sedot larutan kelenjer hipofisa memakai alat suntik dengan jarum berukuran 0,12 mm.
Penyuntikan dilakukan secara intramuskular (di dalam daging atau otot) di belakang pangkal sirip punggung.
Pembenihan Ikan Patin Menggunakan ovaprim dan chorulon
1. Ambil induk jantan dan induk betina, kemudian timbang bobot keduanya.
2. Untuk induk jantan diharapkan ovaprim sebanyak 0,3 ml/kg dan induk betina sebanyak 0,6 ml/kg
3, Penyuntikan terhadap induk betina dilakukan dua kali, pada penyuntikan pertama memakai chorulon dengan takaran 500 iu/ kg.
Sedangkan pada penyuntikan kedua memakai ovaprim. Penyuntikan kedua dilakukan sekitar 24 jam sesudah penyuntikan pertama.
4. Sementara itu, penyuntikan induk jantan di lakukan sekali, yakni bersamaan dengan penyuntikan kedua induk betina.
5. Untuk menghindari induk berontak ketika penyuntikan (yang sanggup menjadikan telur keluar), penyuntikan sebaiknya dilakukan oleh dua orang. Satu orang bertugas memegang ikan yang akan di suntik.
6. Penyuntikan dilakukan secara intramuskular di belakang sirip punggung dengan memasukkan jarum sedalam 2 cm dan kemiringan 45 derajat.
7. Simpan induk patin yang telah di suntik ke dalam waring yang di pasang di dalam kolam dengan air yang mengalir.
Setelah 8 – 15 jam kemudian, biasanya induk sudah ovulasi (puncak kematangan gonad).
Pembenihan Ikan Patin dengan Cara STRIPPING dan PEMBUAHAN
Saat ovulasi, telur yang telah matang harus dikeluarkan dengan cara memijit bab perut patin betina. Perlakuan ini di sebut (stripping).
Berikut untuk pekerjaan dalam melaksanakan stripping
1. Sediakan wadah untuk menampung telur, berupa bejana plastik yang telah di bersihkan dan dalam keadaan kering.
2. Pegang induk betina yang akan di stripping dengan kedua belah tangan, tangan kiri memegang pangkal ekor dan ajudan memegang perut bab bawah. Ujung kepala induk patin di topangkan di pangkal paha.
3. Urut perut indukan patin memakai jari tangan dan jempol secara perlahan, di mulai dari bab depan ke arah belakang. Tampung telur yang keluar ke dalam sebuah baskom.
4. Selanjutnya, induk jantan di tangkap untuk di ambil spermanya. Pengurutan induk jantan pada prinsipnya sama dengan pengurutan induk betina.
Sperma yang keluar dari perut induk jantan eksklusif di satukan dengan telur yang telah di tampung di dalam baskom.
5. Agar telur dan sperma sanggup tercampur sempurna, lakukan pengadukan dengan memakai bulu ayam kurang lebih selama 0,5 menit. Pengadukan dilakukan secara berputar perlahan-lahan di dalam baskom.
6. Untuk meningkatkan fertilisasi, tambahkan larutan naci ke dalam adonan telur tersebut.
Penambahan dilakukan sambil tetap mengaduk adonan dan di sertai dengan memasukkan air sedikit demi sedikit, pengadukan dilakukan kurang lebih selama 2 menit.
7. Untuk membuang lendir, perlu di lakukan penggantian air higienis sebanyak 2-3 kali.
8. Untuk menghindari terjadinya penggumpalan pada telur, perlu di perhatikan pembersihan memakai larutan lumpur. Lumpur sanggup membersihkan lendir-lendir yang melekat dan memisahkan telur-telur yang menggumpal.
Lumpur yang di gunakan berupa tanah dasar kolam atau tanah tegalan yang telah di panaskan pada suhu 100 derajat c terlebih dahulu guna menghindari penyakit.
9. Telur-telur yang di buahi akan mengalami pengembangan. Ukuran telur terlihat lebih besar dan berwarna kuning penuh. Telur-telur yang tidak di buahi akan berwarna putih dan mengendap dibawah.
alat dan materi pemijahan ikan patin – Cara Menetaskan telur Ikan Patin
Proses Penetasan Telur Ikan Patin
1. Bersihkan semua perlengkapan pembenihan, menyerupai corong penetasan telur, kawasan perawatan larva, kolam filter air, kolam penampungan air bersih, water turn, kemudian keringkan.
2. Untuk menghindari kontaminasi jamur atau bakteri, rendam corong penetasan dalam larutan pk sebanyak 20 ppm atau malachite green sebanyak 5 ppm selama 30 menit.
3. Masukkan air higienis ke dalam semua wadah, kemudian nyalakan pompa isap semoga air mengalir dari wadah penampungan air higienis ke water turn, sehingga terjadi sirkulasi air di seluruh wadah unit pembenihan patin tersebut.
4. Tuangkan telur patin yang akan di teteskan ke dalam corong penetasan, kemudian sebarkan memakai bulu ayam.
5. Usahakan jangan hingga telur menumpuk didasar corong. Pasalnya, telur yang menumpuk sanggup cepat membusuk. Idealnya, kepadatan telur sebanyak 200.000-300.000 butir per corong.
Selain itu, atur debit air yang mengalir semoga telur selalu terangkat di dalam corong tersebut.
6. Telur yang telah di buahi selanjutnya akan berkembang dan menetas menjadi larva.
Pembenihan Ikan Patin – Cara Merawat Benih atau Burayak Ikan Patin
Benih patin yang gres menetas dikenal dengan sebutan larva.
Larva di tampung sementara di kawasan penampungan larva berupa kain hapa yang dipasang di dalam kolam penampungan larva.
Hal tersebut di maksudkan untuk memudahkan pemanenan larva ketika akan dipindahkan ke kawasan pemeliharaan.
Pemanenan dilakukan memakai scop net halus secara hati – hati.
Selanjutnya larva di distribusikanke kawasan pendederan, kalau lokasi kawasan pendederan jauh dari kawasan pembenihan, maka larva patin di angkut memakai kantong plastik bening yang di beri oksigen.
Plastik berukuran 40 x 60 cm sanggup mengangkut larva patin sebanyak 15000 -20.000 ekor dengan usang perjalanan sekitar 4 - 6 jam.
Pembenihan Ikan Patin – Memelihara benih Patin di Ruang Tertutup
Benih yang berasal dari kawasan penampungan sementara selanjutnya dipelihara ditempat pemeliharaan benih.
Tempat pemeliharaan benih sanggup berupa akuarium, fiber glass, atau kolam plastik. Wadah pemeliharaan di susun rapi di dalam ruangan tertutup berukuran 60-79 m2.
Sebelum di gunakan, akuarium fiber glass di bersihkan dan dikeringkan. Selang 1-2 hari sebelum benih di tebar, isi wadah pemeliharaan dengan air.
Nyalakan blower untuk menambah aerasi guna memberi komplemen kandungan oksigen terlarut ke dalam air. Jangan lupa menyediakan genset untuk suplai listrik kalau sewaktu-waktu listrik PLN padam.
Pembenihan Ikan Patin – Makanan anakan Ikan Patin
Benih patin dipelihara di akuarium atau fiber glass selama 25 – 30 hari. Berikut sumbangan pakan pada benih selama pemeliharaan berlangsung.
1. Hari ke 1 hingga ke 5. benih pakan di beri kuliner komplemen berupa artemia yang telah diteteskan di kawasan terpisah. Pemberian artemia dilakukan sekitar 2 jam sekali.
2. Hari ke 6 hingga ke 14. benih di beri kuliner berupa kutu air, jentik nyamuk atau cacing sutra.
3. Hari ke 15 hingga panen. Benih di beri kuliner berupa pakan buatan bentuk tepung yang mengandung kadar protein lebih dari 35%. jumlah kuliner yang di berikan harus diadaptasi dengan kebutuhan benih.
4. Usahakan jangan hingga ada kuliner yang tersisa guna menghindari terjadinya penurunan kualitas air yang pada hasilnya sanggup menjadikan maut benih.
5. Selama pemeliharaan, lakukan penggantian air higienis setiap 1 – 2 hari sekali atau tergantung pada kebutuhan. Penggantian air dilakukan secara hati-hati dengan cara menyifon atau membuang kotoran yang berupa di dasar wadah pemeliharaan memakai slang kecil.
Penambahan air higienis dilakukan secara bertahap bertahap guna menghindari terjadinya stres pada benih yang dipelihara hingga posisi air mendekati ketinggian semula.
Dari sini diharapkan sahabat sanggup memulai pembenihan ikan patin secara sungguh – sungguh baik di aquarium maupun kolam beton secara alami maupun buatan.
0 Response to "Cara Pembenihan Ikan Patin Menghasilkan Banyak Telur"
Posting Komentar