Budidaya Ikan Kakap Putih Di Jaring/Keramba Dan Sangat Menguntungkan Bulan Ini

Seperti yg sudah saya jelakan diartikel sebelumnya bahwa ikan sangat banyak keuntungannya dan sangat baik bila sering dikonsumsi. Tetapi perlu diketahui bahwa mengkonsumsi ikan terlalu sering juga kurang baik bagi kesehatan kalau tidak seimbang dengan asupan kuliner lainnya yang kita konsumsi  sehari hari, lantaran tubuh kita membutuhkan banyak vitamin, gizi, omega3, dan lainnya untuk kebutuhan tubuh semoga selalu sehat dan terhindar dari penyakit.


Ikan sanggup melengkapi kebutuhan gizi dan vitamin pada tubuh kita, selain itu ikan juga sanggup membantu perekonomian masyarakat contohnya menyerupai membudidayakan ikan salah satunya. Dengan cara demikian yaitu salah satu bentuk kepedulian kita terhadap perkembangan ikan semoga tidak punah. Membudidayakan ikan salah satu bentuk kepedulian kita, lantaran tanpa adanya perjuangan pembudidayaan ikan maka ikan yang ada diseluruh perairan Indonesia akan musnah. Oleh karna itu marilah kita bersama sama membudidayakan ikan untuk mencukupi kebutuhan dipasaran, baik dipasaran global maupun di pasar Internasional.



Budidaya Ikan Kakap Putih Di Tambak Dan Sangat Menguntungkan

Indonesia mempunyai potensi sumber daya perairan yang cukup besar untuk perjuangan budidaya ikan, namun perjuangan budidaya ikan kakap belum banyak berkembang, sedangkan di beberapa negara seperti: Malaysia, Thailand dan Singapura, perjuangan budidaya ikan kakap dalam jaring apung (floating net cage) di bahari telah berkembang. Ikan Kakap Putih  merupakan jenis ikan yang mempunyai nilai ekonomis, baik untuk memenuhi kebutuhan konsumsi dalam negeri maupun ekspor. Produksi ikan kakap di indonesia sebagian besar masih dihasilkan dari penangkapan di laut, dan hanya beberapa saja diantarannya yang telah di hasilkan dari usah pemeliharaan (budidaya).

Ikan kakap putih yaitu ikan yang mempunyai toleransi yang cukup besar terhadap kadar garam (Euryhaline) dan merupakan ikan katadromous (dibesarkan di air tawar dan kawin di air laut). Sifat-sifat inilah yang menyebabkan ikan kakap putih sanggup dibudidayakan di laut, tambak maupun air tawar. Pada beberapa kawasan di Indonesia ikan kakap putih dikenal dengan beberapa nama seperti: pelak, petakan, cabek, cabik (Jawa Tengah dan Jawa Timur), dubit tekong (Madura), talungtar, pica-pica, kaca-kaca (Sulawesi). Ikan kakap putih termasuk dalam famili Centroponidae, secara lengkap taksonominya yaitu sbb:
Phillum : Chordata
Sub phillum : Vertebrata
Klas : Pisces
Subclas : Teleostei
Ordo : Percomorphi
Famili : Centroponidae
Genus : Lates
Species : Lates calcarifer (Block)

Ciri-ciri morfologis antara lain adalah:
Badan memanjang, gepeng dan batang sirip ekor lebar.
Pada waktu masih burayak (umur 1 3 bulan) warnanya gelap dan sesudah menjadi gelondongan (umur 3 5 bulan) warnanya jelas dengan penggalan punggung berwarna coklat kebiru-biruan yang selanjutnya bermetamorfosis keabu-abuan dengan sirip berwarna abu-abu gelap.
Mata berwarna merah cemerlang.
Mulut lebar, sedikit serong dengan geligi halus.
Bagian atas epilog insang terdapat lubang kuping bergerigi.
Sirip punggung berjari-jari keras 3 dan lemah 7 8. Sedangkan bentuk sirip ekor bulat.


Sebelum aktivitas budidaya dilakukan terlebih dahulu diadakan pemilihan lolkasi. Pemilihan lokasi yang sempurna akan memilih keberhasilan perjuangan budidaya ikan kakap putih. Berikut ini yaitu beberapa ciri-ciri lokasi dan cara yang sempurna untuk budidaya ikan kakap putih;

- Perairan pantai/ bahari yang terlindung dari angin dan gelombang
- Kedalaman air yang baik untuk pertumbuhan ikan kakap putih berkisar antara 5 7 meter.
- Pergerakan air yang cukup baik dengan kecepatan arus 20-40 cm/detik.
- Kadar garam 27 32 ppt, suhu air 28 30 0 C dan oksigen terlarut 7 8 ppm
- Benih gampang diperoleh.
- Bebas dari pencemaran dan gampang dijangkau.
- Tenaga kerja cukup tersedia dan terampil.


Sarana dan Alat
Pemeliharaan ikan kakap di bahari umumnya dilakukan dalam keramba jaring apung (floating net cage) dengan metoda operasional secara mono kultur. Secara garis besar keramba jaring apung terdiri dari beberapa penggalan yaitu:

1. Jaring
Jaring terbuat dari bahan; Jaring PE 210 D/18 dengan ukuran lebar mata 1 1,25”, guna untuk menjaga jangan hingga ada ikan peliharaan yang lolos keluar.
Ukuran: 3 m x 3 m x 3 m
1 Unit Pembesaran: 6 jaring (4 terpasang dan 2 jaring cadangan)
Kerangka/Rakit: Kerangkan berfungsi sebagai tempat peletakan kurungan.
Bahan: Bambu atau kayu
Ukuran: 8 m x 8 m



2. Pelampung
Pelampung berpungsi untuk mengapungkan seluruh sarana budidaya atau barang lain yang dibutuhkan untuk kepentingan pengelolaan
Jenis: Drum (Volume 120 liter)
Jumlah: 9 buah.
Jangkar: Agar seluruh sarana budidaya tidak bergeser dari tempatnya akhir dampak angin, gelombang digunakan jangkar.
Jenis yang dipakai: Besi atau beton (40 kg).
Jumlah : 4 buah
Panjang tali : Minimal 1,5 kali ke dalam air
Ukuran benih yang akan Dipelihara: 50-75 gram/ekor
Pakan yang digunakan: ikan rucah
Perahu : Jukung
Peralatan lain : ember,serok ikan, keranjang, gunting dll.


Perakitan karamba jaring sanggup dilakukan di darat dengan terlebih dahulu dilakukan pembuatan kerangka rakit sesuai dengan ukuran yang telah ditentukan. Keangkan ditempatkan di lokasi budidaya yang telah direntukan dan agar
tetap pada tempatnya (tidak terbawa arus) diberi jangkar sebanyak 4 buah.Jaring apung apa yang telah dibentuk berbentuk bujur kandang pada kerangka rakit dengan cara mengikat keempat sudut kerangka. Untuk menciptakan jaring semoga berbentuk bujur sangkar, maka pada sudut penggalan bawah jaring diberi pemberat. Jaring Berbentuk Bujur Sangkar Untuk sanggup mengikat bambu/kayu dengan mudah




Metode Pemeliharaan
Benih ikan yang sudah mencapai ukuran 50-70 gram/ekor dari hasil pendederan atau hatchery, selanjutnya dipelihara dalam wadah/kurungan yang telah disiapkan. Penebaran benih ke dalam karamba/jaring apung dilakukan pada aktivitas sore hari dengan pembiasaan terlebih dahulu. Padat penebaran yang ditetapkan yaitu 50 ekor/m 3 volume air. Pemberian pakan dilakukan 2 kali sehari pada pagi dan sore hari dengan takaran pakan 8-10% botol total tubuh perhari.

Jenis pakan yang diberikan yaitu ikan rucah (trash fish). Konversi pakan yang digunakan adlah 6:1 dalam arti untuk menghasilkan 1 kg daging dibutuhkan pakan 6 kg. Selama periode pemeliharan yaitu 5-6 bulan, dilakukan pencucian kotoran yang melekat pada jaring, yang disebabkan oleh teritif, algae, kerang-kerangan dll. Penempelan organisme sangat menggangu pertukaran air dan menyebabkan kurungan bertambah berat. Pembersihan kotoran dilakukan secara periodik paling sedikit 1 bulan sekali dilakukan secara terpola atau sanggup juga tergantung kepada banyak sedikitnya organisme yang menempel.

Penempelan oleh algae sanggup ditanggulangi dengan memasukkan beberapa ekor ikan herbivora (Siganus sp.) ke dalam kurungan semoga sanggup memakan algae tersebut. Pembersihan kurungan sanggup dilakukan dengan cara menyikat atau menyemprot dengan air bertekanan tinggi. Selain pengelolaan terhadap sarana /jaring, pengelolaan terhadap ikan peliharaan juga termasuk aktivitas pemeliharaan yang harus dilakukan. Setiap hari dilakukan pengontrolan terhadap ikan peliharaan secara berkala, guna untuk menghindari sifat kanibalisme atau kerusakan fisik pada ikan.

Disamping itu juga untuk menghindari terjadinya pertumbuhan yang tidak seragam lantaran adanya persaingan dalam mendapat makanan. Penggolongan ukuran (grading) harus dilakukan bila dari hasil pengontrolan terlihat ukuran ikan yang tidak seragam. Dalam melaksanakan pengontrolan, perlu dihindari sebelum hingga terjadi stress pada bibit ikan


Lama pemeliharan mulai dari awal penebaran hingga mencapai ukuran ± 500 gram/ekor diperlikan waktu 5-6 bulan. Dengan tingkat kelulusan hidup/survival rate sebesar 90% akan didapat produksi sebesar 2.250 kg/unit/periode budidaya. Pemanenan dilakukan dengan cara mengangkat jaring keluar rakit, kemudian dilakukan penyerokan.


Penyakit yang menyerang ikan-ikan yang dibudidayakan di bahari menyerupai ikan kakap putih belum banyak dijumpai. Ikan kakap putih ini termasuk diantara jenis-jenis ikan Teleostei. Ikan jenis ini sering kali diserang virus, basil dan jamur. Gejala-gejala ikan yang terjangkit penyakit antara lain adalah, kurang nafsu makan, kelainan tingkah laku, kelainan bentuk tubuh dll. Tindakan yang sanggup dilakukan dalam mengantisipasi penyakit ini adalah:
menghentikan pinjaman pakan terhadap ikan dan menggantinya dengan jenis yang lain;
memisahkan ikan yang terjangkit penyakit, serta mengurangi kepadatan;
memperlihatkan obat sesuai dengan takaran yang telah ditentukan.

Semoga bermanfaat.

0 Response to "Budidaya Ikan Kakap Putih Di Jaring/Keramba Dan Sangat Menguntungkan Bulan Ini"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel