Cara Budidaya Belut Sawah Dikolam Dengan Gampang Dan Menguntungkan

Cara Budidaya Belut Sawah Dengan Drum Yang Praktis Dan Menguntungkan


Belut yaitu predator ganas di lingkungan rawa dan area persawahan, masakan belut yaitu ikan-ikan kecil,krustasea, dan cacing. Belut sanggup bernafas dengan oksigen pribadi dari udara sanggup dapat bertahan hidup lebih usang meskipun tanpa air asalkan dilingkunganya/sarangnya tetap berair dan lembab. 

Belut sangat diminati dikalangan masyarakat, selain mempunyai rasa yang yummy dan nikmat ternyata daging belut juga mengandung gizi dan protein yang sangat anggun untuk kesehatan manusia. Selain itu belut juga mempunyai nilai irit yang tinggi sehingga para peternak ikan juga mengakibatkan belut sebagai salah satu binatang yang dibudidayakan ketika ini. 

Dengan adanya budidaya belut menciptakan para masakan merasa bahagia alasannya yaitu sudah tidak kesulitan lagi untuk mencari dan mendapat belut, belut sudah banyak dijual dipasar-pasar tradisional dan Anda tidak perlu repot-repot mencari di sawah lagi.





Cara Budidaya Belut


Belut sanggup hidup di banyak sekali tempat dan kondisi, baik di dataran tinggi atau rendahdan tempat dengan curah hujan tinggi maupun rendah. Hal ini menjadi masuk akal alasannya yaitu habitat alami belut ada di sawah yang biasa ditanami padi. Tanaman padi juga sanggup tumbuh di banyak sekali daerah, jikalau tempat itu ada padi, maka kemungkinan besar sanggup dijadikan tempat untuk mengembangbiakkan belut.
Air pun tak menjadi masalah, syarat untuk membudidayakan belut hanyalah terdapat air bersih. Maksudnya higienis di sini yaitu tidak ada pencemaran limbah, baik limbah pabrik, detergen, atau pestisida. Untuk suhu airnya, belut akan tumbuh dengan baik pada air yang suhunya 25-31°C
Air yang higienis tadi dibutuhkan terutama untuk anakan belut, yang ukurannya kira-kira sekitar 1-2 cm. Tapi ketika belut sudah dewasa, kondisi air ini sudah tidak menjadi problem lagi alasannya yaitu belut remaja umumnya hidup di air keruh atau bahkan air berlumpur.
Pemilihan Bibit Belut
Pemilihan bibit belut sanggup dengan membelinya dari hasil budidaya atau hasil tangkapan di alam bebas. Kedua jenis bibit tersebut tentu mempunyai kekurangan dan kelebihan masing-masing.
Kelebihan dari bibit yang merupakan hasil tangkapan mempunyai rasa yang lebih gurih sehingga harga jualnya akan lebih tinggi. Sedangkan kekurangannya yaitu ukurannya yang tidak seragam dan ada kemungkinan belut menjadi trauma alasannya yaitu metode penangkapan yang dilakukan.
Kekurangan dari bibit hasil budidaya yaitu harga jual biasanya lebih rendah dari pada belut tangkapan. Sedangkan kelebihan bibit budidaya yaitu mempunyai ukuran yang seragam, tersedia dalam jumlah yang banyak, dan ketersediaannya sanggup terjamin.
Selain itu, bibit hasil budidaya mempunyai ketahanan badan yang relatif sama alasannya yaitu biasanya bibit tersebut berasal dari indukan yang seragam atau sama.
  1. Untuk menentukan bibit yang baik, kau harus memerhatikan beberapa kriteria.
  2. Gerakannya lincah dan aktif, serta belut tidak loyo.
  3. Ukuran belut seragam, hal ini dimaksudkan untuk memudahkan dalam pemeliharaan dan menekan terjadinya kanibalisme atau saling mangsa antar belut satu dengan yang lain.
  4. Fisiknya bagus, tidak terluka ataupun cacat.
  5. Bebas penyakit.
Bibit untuk segmentasi pembesaran biasanya dipilih yang berukuran panjang sekitar 10-12 cm. Bibit dengan ukuran tersebut membutuhkan waktu sekitar 3-4 bulan untuk pemeliharaannya, hingga siap dikonsumsi. Sedangkan jikalau untuk keperluan ekspor, maka ukuran yang dikehendaki lebih besar, biasanya membutuhkan waktu pemeliharaan sekitar 6 bulan.
Media Kolam Budidaya Belut
Untuk membudidayakan belut, kita sanggup menggunakan kolam permanen ataupun semi permanen. Kolam permanen biasanya menggunakan kolam tanah, di sawah, atau kolam dari beton. Kalau kolam semi permanen, kau sanggup menggunakan kolam terpal, tong, drum, kontainer plastik, atau jaring.
Cara yang kini akan kita coba yaitu menggunakan kolam tembok. Kolam jenis ini dipilih alasannya yaitu lebih kuat dan umur ekonomisnya bias hingga lima tahun.
Kamu sanggup membangun kolam tembok dengan luas yang diubahsuaikan dengan lahan dan juga kebutuhan. Ketinggian kolam yang dibangun kira-kira 1-1,25 meter. Kolam harus dilengkapi dengan lubang pengeluaran yang agak besar, fungsinya untuk memudahkan penggantian media tumbuh.
Jika menggunakan kolam yang masih baru, sebaiknya kolam dikeringkan terlebih dulu selama beberapa minggu. Setelah itu kolam direndam dengan air yang ditambahkan daun pisang, pelepah pisang, atau sabut kelapa. Kemudian dilakukan pembersihan minimal sebanyak tiga kali supaya amis semen hilang.
 Di alam bebas belut akan gampang ditemukan di perairan yang berlumpur. Nah, lumpur itu merupakan tempat berlindungnya belut. Makara ketika kita akan budidaya belut, dibutuhkan juga media lumpur ini.
Kita sanggup menggunakan beberapa materi untuk menciptakan lumpur, ibarat kompos, lumpur sawah, humus, sekam padi, pupuk kandang, pelepah pisang, jerami padi, tumbuhan air, dedak, dan juga mikroba dekomposer.
Untuk menciptakan media lumpur ini, bekerjsama tidak ada patokan khusus mengenai komposisi material organiknya. Semua tergantung kebiasaan dan juga pengalaman yang sudah didapat.Anda sanggup menciptakan  media lumpur sendiri dari materi yang gampang didapat di sekitar rumah.
Berikut ini yaitu beberapa langkah untuk pembuatan media lumpur untuk pembudidayaan belut, diantaranya yaitu sebagai berikut;
Pertama bersihkan dan keringkan kolam, kemudian masukkan jerami yang telah dirajang pada dasar kolam dengan ketebalan sekitar 20 cm.
  1. Kemudian masukkan pelepah pisang yang juga sudah dirajang di atas lapisan jerami dengan tebal 6 cm.
  2. Tambahkan kompos, pupuk kandang, atau tanah humus di atas pelepah pisang, buat ketebalannya 20-25 cm. Penggunaan pupuk organik ini akan berfungsi untuk memicu pertumbuhan biota yang nantinya sanggup menjadi masakan alami bagi belut.
  3. Lalu siram lapiasn media tumbuh dengan cairan bioaktivator atu mikroba dekomposer. Kamu sanggup menggunakan contohnya ibarat larutan EM4.
  4. Setelah itu tutup dengan lumpur sawah setebal 10-15 cm dan diamkan media tumbuh ini selama 1-2 minggu, supaya sanggup terfermentasi dengan sempurna.
  5. Setelah didiamkan, alirkan air higienis selama 3-4 hari pada media yang telah difermentasi untuk membersihkan racun yang ada. Debit air yang dialirkan jangan terlalu deras supaya tidak terjadi pengikisan pada media.
  6. Untuk langkah terakhir, tambahkan air higienis pada media tumbuh hingga menggenang. Air yang ditambahkan mempunyai kedalaman 5 cm dari permukaan. Kamu sanggup juga memperlihatkan tumbuhan air ibarat eceng gondok, tetapi jangan terlalu banyak.
  7. Jika proses dilakukan dengan baik dan benar, kita nanti akan mendapat lapisan lumpur dengan tebal sekitar 60 cm. Setelah itu, gres deh kita sanggup menebar bibit belut-nya.

Penebaran Bibit Dan Pengaturan Air

Belut ini ibarat mirip lele, biasanya binatang ini sanggup dibudidayakan dengan kepadatan yang cukup tinggi. Kita sanggup menebar bibit belut yang panjangnya 10-12 cm sekitar 50-100 ekor per meter persegi.
Penebaran bibit sanggup dilakukan ketika pagi atau sore hari, tujuannya supaya belut tidak menjadi stres.
Jika menggunakan bibit yang berasal dari hasil tangkapan di alam, sebaiknya mengkarantinanya terlebih dahulu selama 1-2 hari. Proses karantina ini dilakukan dengan menempatkan bibit di dalam air higienis yang mengalir. Selama proses karantina, belut diberi makan berupa kocokan telur.
Sirkulasi air juga harus diperhatikan, kita perlu mengatur sirkulasi air ini dengan seksama. Jangan mengalirkan air terlalu deras sehingga ibarat kalau di sawah alirannya, Cukup yang penting ada sirkulasi air saja.
Kedalaman air juga perlu diperhatikan, hal ini akan besar lengan berkuasa terhadap postur badan belut. Jika air terlalu dalam, belut akan banyak bergerak menuju permukaan, sehingga belut akan menjadi lebih kurus.

Pemberian Pakan

Pemberian pakan usahakan jangan hingga ada keterlambatan alasannya yaitu belut merupakan binatang yang rakus. Jika kita hingga terlambat memberi makan, bisa-bisa akan terjadi hal yang tidak diinginkan. Terutama kalau belut gres saja ditebar ke media.
Banyaknya pakan yang diberikan harus diubahsuaikan dengan bobot populasi belut. Umumnya, belut membutuhkan jumlah pakan sekitar 5-20% dari bobot tubuhnya per hari.
Berikut ini pola kebutuhan pakan harian jikalau kita membudidayakan belut dengan bobot populasi 10 kg.
  • Umur 0-1 bulan: 0,5 kg
  • Umur 1-2 bulan: 1 kg
  • Umur 2-3 bulan: 1,5 kg
  • Umur 3-4 bulan: 2 kg
Pakan yang diberikan sanggup berupa pakan hidup atau mati.
Untuk belut yang masih kecil (larva) pakan hidupnya berupa zooplankton, cacing, kutu air, kecebong, larva serangga, atau larva ikan.
Belut remaja pakan hidupnya sanggup berupa ikan, serangga, katak, bekicot, kepiting yuyu, keong, atau belatung.
Pakan hidup sanggup diberikan dengan frekuensi sebanyak tiga hari sekali.
Untuk pakan mati, kita sanggup memperlihatkan cincangan bekicot, bangkai ayam, cincangan kepiting yuyu, ikan rucah, atau pelet.
Sebaiknya, pakan mati ini sebelum diberikan ke belut direbus terlebih dahulu. Kita sanggup memperlihatkan pakan mati ini 1-2 kali setiap hari.
Waktu derma juga perlu diperhatikan, alasannya yaitu belut merupakan binatang nokturnal, derma pakan yang paling efektif yaitu sore atau malam hari. Kecuali jikalau tempat budidayanya ternaungi, kita sanggup memperlihatkan pakan sepanjang hari.

Pemanenan Belut

Sebenarnya tidak ada patokan besar belut yang dikatakan siap untuk dikonsumsi. Tapi, umumnya pasar domestik menghendaki belut dengan ukuran yang lebih kecil, sedangkan untuk ekspor ukuran belut-nya lebih besar.
Jika yang kau tembak yaitu pasar domestik, usang pemeliharaan belut sekitar 3-4 bulan, tapi jikalau untuk ekspor, waktunya sanggup 3-6 bulan atau bahkan lebih. Waktu pemeliharaan ini biasanya dihitung dari ketika bibit mulai ditebar.
Kita sanggup menentukan di antara dua cara memanen belut, mau dipanen sebagian atau total. Panen sebagian sanggup dilakukan dengan memanen terlebih dahulu semua belut, gres kemudian dipisahkan belut yang masih kecil dan dipisahkan untuk dipelihara lagi.
Sedangkan pemanenan total biasanya dilakukan pada belut intensif. Maksudnya yaitu derma pakan dan metode budidaya dilakukan dengan cermat dan teliti. Sehingga, belut yang dihasilkan mempunyai ukuran dan bobot yang lebih seragam.

0 Response to "Cara Budidaya Belut Sawah Dikolam Dengan Gampang Dan Menguntungkan"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel