Berikut Teknik Pembesaran Ikan Patin Secara Intensif
Pembesaran Ikan Patin Sudah tahu cara pembesaran ikan patin di bak terpal? Atau ingin tahu masa panen ikan patin di bak beton?
Ikan patin sanggup dibesarkan secara intensif dibeberapa media, ibarat kolam, jaring apung, atau karamba.
Pembesaran ikan patin di jaring apung hanya sanggup dilakukan di kawasan - kawasan yang mempunyai waduk atau danau yang memenuhi syarat untuk budidaya perikanan.
Pembesaran patin di karamba umumnya dilakukan para petani ikan di sungai-sungai yang terdapat di jawa, sumatera, dan kalimantan.
Seperti jenis ikan konsumsi lainnya, sebelum membuka perjuangan ternak ikan teman harus mengetahui dulu teknik- tekniknya terutama analisa modal budidaya.
Berikut ini beberapa tahapan pembesaran ikan patin secara intensif yang sudah terbukti sanggup memperlihatkan hasil oleh sebagian petani Nusantara.
Pembesaran dikolam
Persiapan kolam
Kolam yang akan dipakai untuk pembesaran ikan patin dikeringkan 3-5 hari hingga tanah dasar bak menjadi retak-retak.
Maksud pengeringan yakni untuk membunuh bibit-bibit penyakit yang ada dikolam tersebut, serta untuk memudahkan pekerjaan pemupukan, perbaikan pematang yang bocor, dan pengolahan tanah dasar kolam.
Tanah dasar bak diratakan, sementara pematang bak yang bocor diperbaiki guna menghindari lolosnya ikan patin yang dipelihara.
Saluran tengah atau yang dikenal dengan sebutan kamalir dari jalan masuk pemasukan hingga ke pengeluaran diperbaiki dan dijaga jangan hingga dangkal.
Jika mengalami pendangkalan, penangkapan ikan patin ketika panen akan menemui kesulitan.
Selanjutnya, dipintu pemasukan dan pintu pengeluaran air dipasang saringan yang berfungsi untuk mencegah masuknya ikan-ikan liar dan keluarnya ikan patin yang dipelihara.
Untuk menumbuhkan kuliner alami berupa plankton yang dibutuhkan ikan patin ketika ditebarkan, bak harus dipupuk dengan memakai pupuk kandang.
Jenis pupuk sangkar serta takaran yang bisa dipakai untuk bak pembesaran patin sama dengan yang dipakai dikolam pendederan.
Selanjutnya bak diisi air secara bertahap. Pada hari pertama ketinggian air 20 cm selanjutnya ditambah hingga mencapai ketinggian minimal 100 cm.
Hal tersebut di maksudkan untuk memberi kesempatan semoga pupuk sanggup bereaksi dengan sempurna, sehingga plankton sanggup tumbuh sesuai dengan yang di harapkan.
Baca: Mengenal Ikan Patin secara Detail
Pembesaran Ikan Patin - Penebaran benih
Penebaran benih gres sanggup dilakukan sesudah persiapan bak selesai dan plankton dipastikan telah tumbuh.
Agar benih yang ditebarkan tidak mengalami stres, penebaran benih dilakukan pada pagi atau sore hari ketika suhu masih rendah.
Penebaran benih dilakukan secara hati - hati dengan cara aklimatisasi suhu air di wadah pengangkutan dengan bak pembesaran. Jumlah benih patin yang ditebarkan sebanyak 5 ekor/m2 dengan ukuran 5 - 8 cm per ekornya.
Pemeliharaan
Selama pemeliharaan, ikan patin diberi kuliner komplemen untuk mempercepat proses pertumbuhan.
Pakan buatan yang sanggup diberikan berupa pelet yang biasa diberikan kepada ikan mas atau ikan lainnya.
Sebenarnya, pakan untuk ikan patin sanggup dibentuk sendiri dengan komposisi tepung sebanyak 30%, tepung kedelai 25%, bungkil kelapa 25%, dan dedak halus 20%.
Komposisi tersebut diperkirakan mempunyai kandungan protein sekitar 20%. Jumlah pakan yang diberikan berkisar antara 3 - 4% dari berat total ikan patin yang dipelihara.
Pemberiannya dilakukan secara bertahap pada pagi, siang, sore,dan malam hari.
Kegiatan lain yang dilakukan selama pemeliharaan yakni pengontrolan terhadap ikan yang dipelihara kalau terjadi serangan penyakit sehingga sanggup di ambil tindakan pengobatan.
Juga pengontrolan terhadap jalan masuk masuk dan keluar dikolam serta kebocoran-kebocoran dipematang bak yang sanggup mengakibatkan ikan patin yang dipelihara lolos keluar.
Baca juga: Teknik Pembenihan Ikan Patin
Pembesaran Ikan Patin - Pemanenan hasil
Pemanenan hasil dilakukan sesudah ikan patin mencapai umur atau ukuran tertentu.
Biasanya usang pemeliharaan kurang lebih 3 - 4 bulan atau tergantung pada seruan pasar.
Saluran pemasukan ditutup sedangkan jalan masuk pembuangan yang terletak didasar bak dibuka sambil dipasangi saringan. Sehingga permukaan air akan turun secara perlahan - lahan hingga hasilnya air ditinggal disaluran tengah. Ikan patin akan berkumpul didalam jalan masuk tersebut.
Ikan-ikan yang sudah terkumpul disaluran tengah tersebut digiring ke kobokan yang terletak dipintu pembuangan untuk selanjutnya ditangkap secara hati-hati dengan memakai alat tangkap ibarat serok atau scop net.
Selanjutnya, ikan patin ditampung ditempat khusus yang airnya mengalir atau pribadi dijual ke pasar.
Mortalitas atau kehilangan dan maut ikan sangat tergantung pada proses pemeliharaan, ibarat sumbangan pakan, serangan hama atau penyakit. Biasanya, mortalitas kurang lebih antara 15 - 20% dari total ikan patin yang dipelihara.
Baca ini: Manfaat Ikan Patin untuk Kesehatan
Pembesaran Ikan Patin di Jaring Apung
Pembesaran ikan patin dijaring apung bersama-sama sanggup dilakukan tersendiri (hanya ikan patin).
Namun demikian menurut pengalaman peternak dan hasil percobaan beberapa peneliti, pemeliharaan yang terbaik yakni sekaligus dengan ikan nila. Ikan nila yang dipakai bisa ikan nila biasa, nila merah, bisa pula nila gift.
Pemeliharaan patin dengan nila di jaring apung bukan dalam konteks polikultur (pemeliharaan adonan didalam satu wadah yang sama), melainkan dalam dua wadah jaring yang disusun bertingkat.
Bagian atas yakni wadah jaring apung untuk pemeliharaan ikan patin, pecahan bawahnya yakni wadah jaring apung untuk pemeliharaan ikan nila.
Beda kedua pecahan itu yakni jaring apung untuk pembesaran patin merupakan jaring apung dengan konstruksi biasa (bentuk kotak atau persegi), sementara jaring apung untuk pemeliharaan nila merupakan jaring apung jenis jaring kolor.
Untuk pembesaran patin dengan nila, satu unit jaring apung terdiri atas 4 petak jaring apung, 1 buah jaring kolor untuk nila, dan 1 buah rumah jaga.
Jangka usia hemat jaring apung 5 tahun (60 bulan) dan alat - alat perikanan lainnya 3 tahun (36 bulan).
Ikan nila tidak diberi pakan komplemen secara khusus, tapi hanya memanfaatkan sisa - sisa pakan yang diberikan pada ikan patin.
Pakan yang diberikan berupa pelet merek pahe (paket hemat) yang harganya lebih murah dibandingkan pelet lain.
Baca juga yuk,.Panduan Lengkap Budidaya Ikan Patin di Kolam Terpal
Pembesaran Ikan Patin - Persiapan Membuat jaring
Jaring yang akan dipakai sebelumnya diperiksa dan dipastikan tidak ada yang sobek atau rusak.
Kemudian jaring dipasang di rakit yang telah disiapkan sesudah diberi pemberat berupa watu atau benda lainnya disetiap sudut pecahan bawah jaring semoga bentuk jaring benar - benar tepat sebagaimana yang diharapkan.
Pembesaran Ikan Patin - Penebaran benih
Penebaran benih pembesaran ikan patin dilakukan sesudah persiapan jaring selesai.
Ukuran ikan patin yang akan ditebarkan harus diubahsuaikan dengan ukuran mata jaring apung. Benih yang akan ditebarkan harus lebih besar daripada ukuran mata jaring apung semoga ikan patin yang dipelihara tidak sanggup lolos keluar jaring.
Padat penebaran harus diperhatikan lantaran ada keterkaitan antara jumlah ikan yang ditebarkan dan daya tampung optimal jaring apung. Untuk memilih jumlah ikan patin yang akan ditebarkan.
Tips Menebar Benih Agar tidak Stress
Agar ikan patin yang ditebarkan tidak mengalami stres, penebaran benih patin sebaiknya dilakukan pada pagi atau sore hari ketika suhu masih rendah.
Untuk itu perlu proses adaptasi antara kondisi di wadah pegangkutan dan kondisi dilingkungan yang baru.
Caranya, benih ikan patin yang berada didalam kantung plastik pengangkutan dibiarkan mengapung di atas air selama 5 - 10 menit.
Kemudian kantung plastik dibuka dan ditambahkan bertahap air jaring ke dalam kantung itu hingga kondisi air didalam kantung sama dengan kondisi air didalam jaring.
Proses aklimatisasi ini selesai kalau ikan patin didalam kantung plastik keluar dengan sendirinya ke dalam jaring apung.
Baca ini: Resep Pepes Ikan Patin Sederhana
Pembesaran Ikan Patin - Pemeliharaan Benih Patin
Untuk mempercepat pertumbuhan, selama pemeliharaan, setiap hari patin di beri kuliner komplemen berupa pelet sebanyak 3 - 5% dari berat total tubuhnya.
Pemberian pakan dilakukan sebanyak 4 kali, yaitu pada pagi, siang, sore dan malam hari.
Setiap sepuluh hari sekali dilakukan sampling dengan mengambil sampel populasi. Tujuannya mengetahui berat rata - rata ikan sehingga sanggup diketahui berat total ikan patin, kita akan sanggup pula mengetahui jumlah pakan yang diberikan.
Kegiatan lain yang perlu dilakukan selama pemeliharaan yakni pengontrolan jaring, kualitas air, kesehatan ikan, dan keamanan lingkungan.
Jika ada pecahan yang rusak atau putus, jaring harus segera diperbaiki. Jika tidak dilakukan, ikan yang dipelihara akan lolos dari lolos dari jaring atau hama pemangsa akan masuk ke dalam jaring.
Pengontrolan terhadap kualitas air di maksudkan guna memastikan bahwa air tersebut masih layak dipakai sebagai media hidup ikan.
Sebaiknya secara rutin dilakukan pengukuran kualitas air. Cara yang sangat sederhana yakni dengan mengetahui tingkah laris ikan yang dipelihara.
Misalnya, kalau tingkah laris ikan gelisah, berarti terjadi kekurangan oksigen atau air terkontaminasi atau ikan yang dipelihara terjangkit penyakit.
Pengontrolan lingkungan di maksudkan untuk mengamankan ikan dari serangan hama, baik berupa ular, biawak, sero, bahkan mungkin pencuri.
Baca: Klasifikasi dan Morfologi Ikan Patin
Pembesaran Ikan Patin - Pemanenan hasil
Pemanenan dilakukan sesudah ikan patin mencapai ukuran tertentu sesuai dengan seruan pasar.
Lama pemeliharaan pembesaran ikan patin sangat tergantung dari ukuran benih yang ditebarkan. Semakin besar ikan patin yang ditebarkan, semakin singkat masa pemeliharaannya.
Begitupun sebaliknya, pemanenan dilakukan secara selektif, yaitu hanya memanen ikan patin yang berukuran besar saja.
Hal ini dilakukan lantaran pertumbuhannya tidak seragam, atau panen secara total mencakup seluruh ikan patin yang ada didalam jaring.
Cara permanenan yakni dengan mempersempit ruang gerak ikan patin yaitu dengan mengangkat atau menggulung beberapa sudut jaring sehingga ikan patin akan terkumpul disalah satu sudut yang lain.
Ikan patin yang sudah terkumpul ditangkap memakai serok atau alat tangkap lainnya untuk selanjutnya ditampung ditempat lain atau langsungdi bawa ke pasar.
Satu hal yangperlu mendapat perhatian ketika panen yakni ikan patin yang dipanen jangan hingga adayang luka - luka lantaran akan sanggup menurunkan mutu ikan yang pada hasilnya sanggup pula menurunkan harga jual ikan tersebut.
Ada tiga jenis karamba yang bisa dipakai untuk pembesaran ikan patin.
Pertama, karamba dasar yang dipasang didasar perairan.
Kedua, karamba di bawah permukaan air.
Ketiga, karamba di permukaan air.
Lokasi pemasangan karamba untuk pembesaran patin bisa dikolam, didanau, bisa pula diwaduk.
Sebagian peternak ikan patin di riau ada yang memasang karamba di sungai - sungai dengan kedalaman tertentu.
Persiapan Karamba
Sebelum dipakai untuk pembesaran ikan patin, karamba perlu dipersiapkan terlebih dahulu.
1. Pertama, tentukan terlebih dahulu tempat karamba tersebut akan dipasang. Pertimbangannya tergantung juga pada bentuk perairan dan kedalaman perairan.
Karamba dasar perairan umumnya dipakai perairan yang sempit dan tidak terlalu dalam, ibarat sungai - sungai kecil atau jalan masuk yang lebarnya tidak lebih dari 2 meter dengan dasar perairan yang agak keras.
Dasar perairan yang yang keras ini sekaligus bisa juga dipakai sebagai bantalan karamba, sehingga tidak perlu lagi dibentuk dasar karamba.
Karamba di bawah permukaan air pada umumnya dipakai diperairan yang agak dalam, ibarat situ atau waduk kecil. Karamba jenis ini diletakkan 20 cm di bawah permukaan air.
Untuk itu diharapkan pemberat dan jangkar untuk mempertahankan posisinya. Sementara itu, karamba di permukaan air dipakai didanau atau waduk yang berukuran besar dan dalam.
Pada prinsipnya, karamba ini sepertiga pecahan atasnya berada di atas permukaan air dan dua pertiga pecahan lainnya terendam didalam air.
Untuk mempertahankan posisi pada kondisi yang paling aman, juga diharapkan pemberat dan jangkar sehingga pecahan yang muncul ke permukaan tetap dipertahankan sekitar sepertiga pecahan saja.
2. Kedua, perhatikan kondisi karamba sebagai wadah pemeliharaan ikan. Pastikan bahwa konstruksi karamba cukup besar lengan berkuasa dan bisa menahan beban arus dan tekanan air.
Periksa setiap sisi karamba dari kemungkinan bolong untuk mencegah ikan meloloskan diri.
Jika karamba terbuat dari materi kayu atau bilah bambu, pastikan tidak ada paku yang terlepas. Demikian juga dengan karamba yang terbuat dari kawat, pastikan ikatan kawatnya utuh.
Kemudian pastikan juga pintu berfungsi dengan baik sehingga gampang di buka, terutama ketika sumbangan pakan dan sampling ukuran ikan dilakukan.
Jika ada yang tidak beres, sebaiknya segera di perbaiki sebelum karamba dioperasikan lantaran perbaikan didalam air didalam air sulit dilakukan.
Penebaran benih ikan patin di karamba
Benih patin yang akan ditebar didalam karamba yakni benih yang sudah berukuran minimal 50 gr/ekor.
Benih seukuran ini dianggap sudah bisa menahan arus dan tidak bisa dengan gampang lolos dari karamba. Kepadatan penebaran patin di karamba dibatasi alasannya yakni ikan patin cepat bongsor.
Jika padat penebaran tinggi, dikhawatirkan terjadi kanibalisme terhadap ikan-ikan yang lebih lemah.
Disamping itu, padat tebar yang tinggi juga rentan terhadap penyakit akhir luka yang disebabkan senggolan antar ikan atau senggolan dengan dinding karamba.
Padat tebar benih dikaramba sekitar 5 kg/m2. Penebaran benih sebanyak itu akan menghasilkan ikan patin siap panen sekitar 30-40 kg/m2.
Namun ada juga yang menyebutkan bahwa didalam karamba berukuran 2 x 1 x 1 m sanggup ditebarkan ikan patin sebanyak 25 ekor yang berukuran 160 g/ekor.
Jika berpatokan pada ukuran tersebut, selanjutnya kita sanggup mengira-ngira, ketika ingin menebar lebih banyak tentunya ukuran karambanya diperbesar. Sebaliknya, kalau ukuran benih yang ditebar ternyata lebih besar, jumlahnya harus dikurangi.
Ukuran benih yang ditebar juga terkait dengan lamanya masa pemeliharaan. Semakin besar ukuran benih yang ditebar, masa pemeliharaannya akan semakin singkat.
Demikian pula sebaliknya, semakin kecil benih yang ditebar tentunya butuh waktu pemeliharaan yang lebih lama.
Hal ini yang penting dalam penebaran benih ini yakni keasaman ukuran. Artinya, usahakan benih yang ditebar tersebut mempunyai ukuran yang sama dan seumur.
Jika ada yang lebih besar dan lebih bau tanah umurnya, dikhawatirkan akan mendominasi benih lainnya, baik dalam persiangan hidup maupun persaingan mendapat makanan.
Pembesaran Ikan Patin - Pemeliharaan Benih di Karamba
Selama pemeliharaan berlangsung, ketepatan sumbangan pakan, baik dalam kualitas maupun kuantitas, akan memilih keberhasilan usaha.
Memang secara alami patin dalam karamba akan mendapat pakan dari hanyutan pedoman air sungai atau danau tempat karamba dipasang.
Namun, kuliner tersebut belum mencukupi, sehingga pakan komplemen sangat diharapkan dalam pemeliharaan patin secara intensif.
Pakan komplemen yang dipakai berupa pelet dengan kadar protein 25 - 35% yang bisa didapatkan dipasaran dengan mudah.
Dosis sumbangan pakan berkisar antara 2 - 3%dari berat total ikan per hari. Untuk memilih takaran yang tepat, setiap 2 ahad atau paling usang 1 bulan sekali di lakukan sampling berat ikan.
Dengan demikian, pakan yang diberikan tidak akan sia-sia dan sesuai dengan kebutuhan ikan.
Pemberian pakan untuk ikan patin yang dipelihara dikaramba cukup gampang tetapi perlu ketekunan. Pemberiannya dilakukan dengan membuka tutup karamba kemudian kuliner berupa pelet tersebut diloloskan ke dalam karamba bertahap semoga tidak banyak yang hanyut terbawa air.
Ketekunan diharapkan lantaran sumbangan pakan diusahakan 3 - 5 kali sehari, dimulai pada pagi hari dan diakhiri pada malam hari.
Karena ikan patin lebih aktif pada malam hari, sumbangan pakan pada malam hari dosisnya lebih banyak daripada yang diberikan pada siang hari.
Pemanenan hasil di Karamba
Cara Memanen Ikan Patin
Pembesaran ikan patin dikaramba umumnya lebih santai daripada pemeliharaan dikolam alasannya yakni adakalanya petani gres memanen ikan peliharaannya sesudah setahun dipelihara.
Namun demikian, pada umumnya pemanenan dilakukan dalam rentang waktu 6 - 12 bulan.
Cara pemanenan untuk setiap jenis karamba berbeda - beda. Pada karamba yang dipasang didasar perairan, pemanenan dilakukan ditempat. Artinya karamba tersebut tidak diutak-atik lantaran karena tertanam didasar perairan.
Cara panennya, ikan patin ditangkap dengan memasukkan serok melalui pintu pecahan atas karamba.
Ikan yang tertangkap diangkat dan disimpan diwadah penampungan. Pada karamba dibuka dibawah permukaan dan di permukaan air, pemanenan bisa dilakukan dengan lebih gampang lantaran karamba hingga di pinggir danau atau waduk.
Setelah karamba hingga di pinggir perairan, pintu karamba dibuka dan ikannya diambil dengan serok. Untuk ikan patin sebaiknya dihindari pemanenan pribadi dengan tangan alasannya yakni tangan bisa terluka terkena patil atau duri sirip ikan.
Untuk menjaga ikan panenan tetap dalam kondisi baik, pemanenan dilakukan secara terencana.
Sebelumnya siapkan wadah penampungan berupa jaring yang diletakkan di air jernih yang mengalir sehingga ikan tetap hidup dan tidak stres yang bisa menimbulkan menurunnya mutu hasil panenan.
Selanjutnya, ikan-ikan ini dimasukkan ke wadah pengangkutan untuk di jual dipasar atau didistribusikan kepada konsumen.
Dirasa itulah sedikit rangkuman teknik pembesaran ikan patin secara intensif di jaring apung serta di bak terpal maupun bak beton. Semoga bermanfaat dan selamat mencoba.
Ikan patin sanggup dibesarkan secara intensif dibeberapa media, ibarat kolam, jaring apung, atau karamba.
Pembesaran ikan patin di jaring apung hanya sanggup dilakukan di kawasan - kawasan yang mempunyai waduk atau danau yang memenuhi syarat untuk budidaya perikanan.
Pembesaran patin di karamba umumnya dilakukan para petani ikan di sungai-sungai yang terdapat di jawa, sumatera, dan kalimantan.
Seperti jenis ikan konsumsi lainnya, sebelum membuka perjuangan ternak ikan teman harus mengetahui dulu teknik- tekniknya terutama analisa modal budidaya.
Berikut ini beberapa tahapan pembesaran ikan patin secara intensif yang sudah terbukti sanggup memperlihatkan hasil oleh sebagian petani Nusantara.
Pembesaran Ikan Patin
Pembesaran dikolam
Persiapan kolam
Kolam yang akan dipakai untuk pembesaran ikan patin dikeringkan 3-5 hari hingga tanah dasar bak menjadi retak-retak.
Maksud pengeringan yakni untuk membunuh bibit-bibit penyakit yang ada dikolam tersebut, serta untuk memudahkan pekerjaan pemupukan, perbaikan pematang yang bocor, dan pengolahan tanah dasar kolam.
Tanah dasar bak diratakan, sementara pematang bak yang bocor diperbaiki guna menghindari lolosnya ikan patin yang dipelihara.
Saluran tengah atau yang dikenal dengan sebutan kamalir dari jalan masuk pemasukan hingga ke pengeluaran diperbaiki dan dijaga jangan hingga dangkal.
Jika mengalami pendangkalan, penangkapan ikan patin ketika panen akan menemui kesulitan.
Selanjutnya, dipintu pemasukan dan pintu pengeluaran air dipasang saringan yang berfungsi untuk mencegah masuknya ikan-ikan liar dan keluarnya ikan patin yang dipelihara.
Untuk menumbuhkan kuliner alami berupa plankton yang dibutuhkan ikan patin ketika ditebarkan, bak harus dipupuk dengan memakai pupuk kandang.
Jenis pupuk sangkar serta takaran yang bisa dipakai untuk bak pembesaran patin sama dengan yang dipakai dikolam pendederan.
Selanjutnya bak diisi air secara bertahap. Pada hari pertama ketinggian air 20 cm selanjutnya ditambah hingga mencapai ketinggian minimal 100 cm.
Hal tersebut di maksudkan untuk memberi kesempatan semoga pupuk sanggup bereaksi dengan sempurna, sehingga plankton sanggup tumbuh sesuai dengan yang di harapkan.
Baca: Mengenal Ikan Patin secara Detail
Pembesaran Ikan Patin - Penebaran benih
Penebaran benih gres sanggup dilakukan sesudah persiapan bak selesai dan plankton dipastikan telah tumbuh.
Agar benih yang ditebarkan tidak mengalami stres, penebaran benih dilakukan pada pagi atau sore hari ketika suhu masih rendah.
Penebaran benih dilakukan secara hati - hati dengan cara aklimatisasi suhu air di wadah pengangkutan dengan bak pembesaran. Jumlah benih patin yang ditebarkan sebanyak 5 ekor/m2 dengan ukuran 5 - 8 cm per ekornya.
Pemeliharaan
Selama pemeliharaan, ikan patin diberi kuliner komplemen untuk mempercepat proses pertumbuhan.
Pakan buatan yang sanggup diberikan berupa pelet yang biasa diberikan kepada ikan mas atau ikan lainnya.
Sebenarnya, pakan untuk ikan patin sanggup dibentuk sendiri dengan komposisi tepung sebanyak 30%, tepung kedelai 25%, bungkil kelapa 25%, dan dedak halus 20%.
Komposisi tersebut diperkirakan mempunyai kandungan protein sekitar 20%. Jumlah pakan yang diberikan berkisar antara 3 - 4% dari berat total ikan patin yang dipelihara.
Pemberiannya dilakukan secara bertahap pada pagi, siang, sore,dan malam hari.
Kegiatan lain yang dilakukan selama pemeliharaan yakni pengontrolan terhadap ikan yang dipelihara kalau terjadi serangan penyakit sehingga sanggup di ambil tindakan pengobatan.
Juga pengontrolan terhadap jalan masuk masuk dan keluar dikolam serta kebocoran-kebocoran dipematang bak yang sanggup mengakibatkan ikan patin yang dipelihara lolos keluar.
Baca juga: Teknik Pembenihan Ikan Patin
Pembesaran Ikan Patin - Pemanenan hasil
Pemanenan hasil dilakukan sesudah ikan patin mencapai umur atau ukuran tertentu.
Biasanya usang pemeliharaan kurang lebih 3 - 4 bulan atau tergantung pada seruan pasar.
Saluran pemasukan ditutup sedangkan jalan masuk pembuangan yang terletak didasar bak dibuka sambil dipasangi saringan. Sehingga permukaan air akan turun secara perlahan - lahan hingga hasilnya air ditinggal disaluran tengah. Ikan patin akan berkumpul didalam jalan masuk tersebut.
Ikan-ikan yang sudah terkumpul disaluran tengah tersebut digiring ke kobokan yang terletak dipintu pembuangan untuk selanjutnya ditangkap secara hati-hati dengan memakai alat tangkap ibarat serok atau scop net.
Selanjutnya, ikan patin ditampung ditempat khusus yang airnya mengalir atau pribadi dijual ke pasar.
Mortalitas atau kehilangan dan maut ikan sangat tergantung pada proses pemeliharaan, ibarat sumbangan pakan, serangan hama atau penyakit. Biasanya, mortalitas kurang lebih antara 15 - 20% dari total ikan patin yang dipelihara.
Baca ini: Manfaat Ikan Patin untuk Kesehatan
Pembesaran Ikan Patin di Jaring Apung
Pembesaran ikan patin dijaring apung bersama-sama sanggup dilakukan tersendiri (hanya ikan patin).
Namun demikian menurut pengalaman peternak dan hasil percobaan beberapa peneliti, pemeliharaan yang terbaik yakni sekaligus dengan ikan nila. Ikan nila yang dipakai bisa ikan nila biasa, nila merah, bisa pula nila gift.
Pemeliharaan patin dengan nila di jaring apung bukan dalam konteks polikultur (pemeliharaan adonan didalam satu wadah yang sama), melainkan dalam dua wadah jaring yang disusun bertingkat.
Bagian atas yakni wadah jaring apung untuk pemeliharaan ikan patin, pecahan bawahnya yakni wadah jaring apung untuk pemeliharaan ikan nila.
Beda kedua pecahan itu yakni jaring apung untuk pembesaran patin merupakan jaring apung dengan konstruksi biasa (bentuk kotak atau persegi), sementara jaring apung untuk pemeliharaan nila merupakan jaring apung jenis jaring kolor.
Untuk pembesaran patin dengan nila, satu unit jaring apung terdiri atas 4 petak jaring apung, 1 buah jaring kolor untuk nila, dan 1 buah rumah jaga.
Jangka usia hemat jaring apung 5 tahun (60 bulan) dan alat - alat perikanan lainnya 3 tahun (36 bulan).
Ikan nila tidak diberi pakan komplemen secara khusus, tapi hanya memanfaatkan sisa - sisa pakan yang diberikan pada ikan patin.
Pakan yang diberikan berupa pelet merek pahe (paket hemat) yang harganya lebih murah dibandingkan pelet lain.
Baca juga yuk,.Panduan Lengkap Budidaya Ikan Patin di Kolam Terpal
Pembesaran Ikan Patin - Persiapan Membuat jaring
Jaring yang akan dipakai sebelumnya diperiksa dan dipastikan tidak ada yang sobek atau rusak.
Kemudian jaring dipasang di rakit yang telah disiapkan sesudah diberi pemberat berupa watu atau benda lainnya disetiap sudut pecahan bawah jaring semoga bentuk jaring benar - benar tepat sebagaimana yang diharapkan.
Pembesaran Ikan Patin - Penebaran benih
Penebaran benih pembesaran ikan patin dilakukan sesudah persiapan jaring selesai.
Ukuran ikan patin yang akan ditebarkan harus diubahsuaikan dengan ukuran mata jaring apung. Benih yang akan ditebarkan harus lebih besar daripada ukuran mata jaring apung semoga ikan patin yang dipelihara tidak sanggup lolos keluar jaring.
Padat penebaran harus diperhatikan lantaran ada keterkaitan antara jumlah ikan yang ditebarkan dan daya tampung optimal jaring apung. Untuk memilih jumlah ikan patin yang akan ditebarkan.
Tips Menebar Benih Agar tidak Stress
Agar ikan patin yang ditebarkan tidak mengalami stres, penebaran benih patin sebaiknya dilakukan pada pagi atau sore hari ketika suhu masih rendah.
Untuk itu perlu proses adaptasi antara kondisi di wadah pegangkutan dan kondisi dilingkungan yang baru.
Caranya, benih ikan patin yang berada didalam kantung plastik pengangkutan dibiarkan mengapung di atas air selama 5 - 10 menit.
Kemudian kantung plastik dibuka dan ditambahkan bertahap air jaring ke dalam kantung itu hingga kondisi air didalam kantung sama dengan kondisi air didalam jaring.
Proses aklimatisasi ini selesai kalau ikan patin didalam kantung plastik keluar dengan sendirinya ke dalam jaring apung.
Baca ini: Resep Pepes Ikan Patin Sederhana
Pembesaran Ikan Patin - Pemeliharaan Benih Patin
Untuk mempercepat pertumbuhan, selama pemeliharaan, setiap hari patin di beri kuliner komplemen berupa pelet sebanyak 3 - 5% dari berat total tubuhnya.
Pemberian pakan dilakukan sebanyak 4 kali, yaitu pada pagi, siang, sore dan malam hari.
Setiap sepuluh hari sekali dilakukan sampling dengan mengambil sampel populasi. Tujuannya mengetahui berat rata - rata ikan sehingga sanggup diketahui berat total ikan patin, kita akan sanggup pula mengetahui jumlah pakan yang diberikan.
Kegiatan lain yang perlu dilakukan selama pemeliharaan yakni pengontrolan jaring, kualitas air, kesehatan ikan, dan keamanan lingkungan.
Jika ada pecahan yang rusak atau putus, jaring harus segera diperbaiki. Jika tidak dilakukan, ikan yang dipelihara akan lolos dari lolos dari jaring atau hama pemangsa akan masuk ke dalam jaring.
Pengontrolan terhadap kualitas air di maksudkan guna memastikan bahwa air tersebut masih layak dipakai sebagai media hidup ikan.
Sebaiknya secara rutin dilakukan pengukuran kualitas air. Cara yang sangat sederhana yakni dengan mengetahui tingkah laris ikan yang dipelihara.
Misalnya, kalau tingkah laris ikan gelisah, berarti terjadi kekurangan oksigen atau air terkontaminasi atau ikan yang dipelihara terjangkit penyakit.
Pengontrolan lingkungan di maksudkan untuk mengamankan ikan dari serangan hama, baik berupa ular, biawak, sero, bahkan mungkin pencuri.
Baca: Klasifikasi dan Morfologi Ikan Patin
Pembesaran Ikan Patin - Pemanenan hasil
Pemanenan dilakukan sesudah ikan patin mencapai ukuran tertentu sesuai dengan seruan pasar.
Lama pemeliharaan pembesaran ikan patin sangat tergantung dari ukuran benih yang ditebarkan. Semakin besar ikan patin yang ditebarkan, semakin singkat masa pemeliharaannya.
Begitupun sebaliknya, pemanenan dilakukan secara selektif, yaitu hanya memanen ikan patin yang berukuran besar saja.
Hal ini dilakukan lantaran pertumbuhannya tidak seragam, atau panen secara total mencakup seluruh ikan patin yang ada didalam jaring.
Cara permanenan yakni dengan mempersempit ruang gerak ikan patin yaitu dengan mengangkat atau menggulung beberapa sudut jaring sehingga ikan patin akan terkumpul disalah satu sudut yang lain.
Ikan patin yang sudah terkumpul ditangkap memakai serok atau alat tangkap lainnya untuk selanjutnya ditampung ditempat lain atau langsungdi bawa ke pasar.
Satu hal yangperlu mendapat perhatian ketika panen yakni ikan patin yang dipanen jangan hingga adayang luka - luka lantaran akan sanggup menurunkan mutu ikan yang pada hasilnya sanggup pula menurunkan harga jual ikan tersebut.
Pembesaran Ikan Patin di karamba
Ada tiga jenis karamba yang bisa dipakai untuk pembesaran ikan patin.
Pertama, karamba dasar yang dipasang didasar perairan.
Kedua, karamba di bawah permukaan air.
Ketiga, karamba di permukaan air.
Lokasi pemasangan karamba untuk pembesaran patin bisa dikolam, didanau, bisa pula diwaduk.
Sebagian peternak ikan patin di riau ada yang memasang karamba di sungai - sungai dengan kedalaman tertentu.
Persiapan Karamba
Sebelum dipakai untuk pembesaran ikan patin, karamba perlu dipersiapkan terlebih dahulu.
1. Pertama, tentukan terlebih dahulu tempat karamba tersebut akan dipasang. Pertimbangannya tergantung juga pada bentuk perairan dan kedalaman perairan.
Karamba dasar perairan umumnya dipakai perairan yang sempit dan tidak terlalu dalam, ibarat sungai - sungai kecil atau jalan masuk yang lebarnya tidak lebih dari 2 meter dengan dasar perairan yang agak keras.
Dasar perairan yang yang keras ini sekaligus bisa juga dipakai sebagai bantalan karamba, sehingga tidak perlu lagi dibentuk dasar karamba.
Karamba di bawah permukaan air pada umumnya dipakai diperairan yang agak dalam, ibarat situ atau waduk kecil. Karamba jenis ini diletakkan 20 cm di bawah permukaan air.
Untuk itu diharapkan pemberat dan jangkar untuk mempertahankan posisinya. Sementara itu, karamba di permukaan air dipakai didanau atau waduk yang berukuran besar dan dalam.
Pada prinsipnya, karamba ini sepertiga pecahan atasnya berada di atas permukaan air dan dua pertiga pecahan lainnya terendam didalam air.
Untuk mempertahankan posisi pada kondisi yang paling aman, juga diharapkan pemberat dan jangkar sehingga pecahan yang muncul ke permukaan tetap dipertahankan sekitar sepertiga pecahan saja.
2. Kedua, perhatikan kondisi karamba sebagai wadah pemeliharaan ikan. Pastikan bahwa konstruksi karamba cukup besar lengan berkuasa dan bisa menahan beban arus dan tekanan air.
Periksa setiap sisi karamba dari kemungkinan bolong untuk mencegah ikan meloloskan diri.
Jika karamba terbuat dari materi kayu atau bilah bambu, pastikan tidak ada paku yang terlepas. Demikian juga dengan karamba yang terbuat dari kawat, pastikan ikatan kawatnya utuh.
Kemudian pastikan juga pintu berfungsi dengan baik sehingga gampang di buka, terutama ketika sumbangan pakan dan sampling ukuran ikan dilakukan.
Jika ada yang tidak beres, sebaiknya segera di perbaiki sebelum karamba dioperasikan lantaran perbaikan didalam air didalam air sulit dilakukan.
Penebaran benih ikan patin di karamba
Benih patin yang akan ditebar didalam karamba yakni benih yang sudah berukuran minimal 50 gr/ekor.
Benih seukuran ini dianggap sudah bisa menahan arus dan tidak bisa dengan gampang lolos dari karamba. Kepadatan penebaran patin di karamba dibatasi alasannya yakni ikan patin cepat bongsor.
Jika padat penebaran tinggi, dikhawatirkan terjadi kanibalisme terhadap ikan-ikan yang lebih lemah.
Disamping itu, padat tebar yang tinggi juga rentan terhadap penyakit akhir luka yang disebabkan senggolan antar ikan atau senggolan dengan dinding karamba.
Padat tebar benih dikaramba sekitar 5 kg/m2. Penebaran benih sebanyak itu akan menghasilkan ikan patin siap panen sekitar 30-40 kg/m2.
Namun ada juga yang menyebutkan bahwa didalam karamba berukuran 2 x 1 x 1 m sanggup ditebarkan ikan patin sebanyak 25 ekor yang berukuran 160 g/ekor.
Jika berpatokan pada ukuran tersebut, selanjutnya kita sanggup mengira-ngira, ketika ingin menebar lebih banyak tentunya ukuran karambanya diperbesar. Sebaliknya, kalau ukuran benih yang ditebar ternyata lebih besar, jumlahnya harus dikurangi.
Ukuran benih yang ditebar juga terkait dengan lamanya masa pemeliharaan. Semakin besar ukuran benih yang ditebar, masa pemeliharaannya akan semakin singkat.
Demikian pula sebaliknya, semakin kecil benih yang ditebar tentunya butuh waktu pemeliharaan yang lebih lama.
Hal ini yang penting dalam penebaran benih ini yakni keasaman ukuran. Artinya, usahakan benih yang ditebar tersebut mempunyai ukuran yang sama dan seumur.
Jika ada yang lebih besar dan lebih bau tanah umurnya, dikhawatirkan akan mendominasi benih lainnya, baik dalam persiangan hidup maupun persaingan mendapat makanan.
Pembesaran Ikan Patin - Pemeliharaan Benih di Karamba
Selama pemeliharaan berlangsung, ketepatan sumbangan pakan, baik dalam kualitas maupun kuantitas, akan memilih keberhasilan usaha.
Memang secara alami patin dalam karamba akan mendapat pakan dari hanyutan pedoman air sungai atau danau tempat karamba dipasang.
Namun, kuliner tersebut belum mencukupi, sehingga pakan komplemen sangat diharapkan dalam pemeliharaan patin secara intensif.
Pakan komplemen yang dipakai berupa pelet dengan kadar protein 25 - 35% yang bisa didapatkan dipasaran dengan mudah.
Dosis sumbangan pakan berkisar antara 2 - 3%dari berat total ikan per hari. Untuk memilih takaran yang tepat, setiap 2 ahad atau paling usang 1 bulan sekali di lakukan sampling berat ikan.
Dengan demikian, pakan yang diberikan tidak akan sia-sia dan sesuai dengan kebutuhan ikan.
Pemberian pakan untuk ikan patin yang dipelihara dikaramba cukup gampang tetapi perlu ketekunan. Pemberiannya dilakukan dengan membuka tutup karamba kemudian kuliner berupa pelet tersebut diloloskan ke dalam karamba bertahap semoga tidak banyak yang hanyut terbawa air.
Ketekunan diharapkan lantaran sumbangan pakan diusahakan 3 - 5 kali sehari, dimulai pada pagi hari dan diakhiri pada malam hari.
Karena ikan patin lebih aktif pada malam hari, sumbangan pakan pada malam hari dosisnya lebih banyak daripada yang diberikan pada siang hari.
Pemanenan hasil di Karamba
Cara Memanen Ikan Patin
Pembesaran ikan patin dikaramba umumnya lebih santai daripada pemeliharaan dikolam alasannya yakni adakalanya petani gres memanen ikan peliharaannya sesudah setahun dipelihara.
Namun demikian, pada umumnya pemanenan dilakukan dalam rentang waktu 6 - 12 bulan.
Cara pemanenan untuk setiap jenis karamba berbeda - beda. Pada karamba yang dipasang didasar perairan, pemanenan dilakukan ditempat. Artinya karamba tersebut tidak diutak-atik lantaran karena tertanam didasar perairan.
Cara panennya, ikan patin ditangkap dengan memasukkan serok melalui pintu pecahan atas karamba.
Ikan yang tertangkap diangkat dan disimpan diwadah penampungan. Pada karamba dibuka dibawah permukaan dan di permukaan air, pemanenan bisa dilakukan dengan lebih gampang lantaran karamba hingga di pinggir danau atau waduk.
Setelah karamba hingga di pinggir perairan, pintu karamba dibuka dan ikannya diambil dengan serok. Untuk ikan patin sebaiknya dihindari pemanenan pribadi dengan tangan alasannya yakni tangan bisa terluka terkena patil atau duri sirip ikan.
Untuk menjaga ikan panenan tetap dalam kondisi baik, pemanenan dilakukan secara terencana.
Sebelumnya siapkan wadah penampungan berupa jaring yang diletakkan di air jernih yang mengalir sehingga ikan tetap hidup dan tidak stres yang bisa menimbulkan menurunnya mutu hasil panenan.
Selanjutnya, ikan-ikan ini dimasukkan ke wadah pengangkutan untuk di jual dipasar atau didistribusikan kepada konsumen.
Dirasa itulah sedikit rangkuman teknik pembesaran ikan patin secara intensif di jaring apung serta di bak terpal maupun bak beton. Semoga bermanfaat dan selamat mencoba.
0 Response to "Berikut Teknik Pembesaran Ikan Patin Secara Intensif"
Posting Komentar