Teknik Pembenihan Ikan Nila Yang Benar
Teknik Pembenihan Ikan Nila Ikan nila yang hidup di habitat aslinya mempunyai cara berkembangbiak yang tergolong unik.
Setelah induk betina bertelur dan dibuahi oleh jantan, induk betina nila akan mengerami larvanya di dalam lisan hingga larva sipa menetas.
Induk yang mengeram kadang kala menyemburkan larva di dalam mulutnya, kemudian menyedot dan mengeraminya kembali.
Sama halnya dengan proses pembenihan alami, sistem pemijahan ikan nila ini belum banyak campur gan manusia.
Petani pembenihan ikan nila di kawasan Sleman, Yogyakarta memijahkan ikan nila dengan cara alami menyerupai di habitat aslinya.
Namun, pelaksanannya dilakukan di kolam pemijahan.
Berbeda dengan ikan nila, pemijahan jenis ikan konsumsi lainnya menyerupai ikan lele, ikan patin, dan ikan mas sudah mulai melaksanakan dengan buatan manusia.
Berikut tahapan pemijahan dan teknik pembenihan ikan nila menurut sifat alaminya di alam dan hasil buatan manusia.
Memilih Induk Ikan Nila
Teknik pembenihan ikan nila tidak luput dari menentukan indukan yang berkualitas unggul.
Indukan yang berkualitas elok diharapkan untuk memijahkan ikan nila.
Tips menentukan induk yang baik dan benar sebaiknya mempunyai asal-usul yang jelas, terutama jenis atau strain.
Untuk mendapat induk nila yang berkualitas, teman sanggup menemukannya di Balai Benih Induk atau UPTD perikanan yang ada di setiap kabupaten.
Syarat Induk Ikan Nila yang Baik menyerupai Berikut ini:
Induk jantan dan betina harus sehat dan matang gonad.
Ciri-ciri induk nila matang gonad:
Induk betina biasanya perutnya membesar dan alat kelamin berwarna merah
Untuk pematangan gonad, ikan nila sanggup dipelihara pada bak terpisah dengan padat tebar 1 – 3 ekor/m2 dan diberi pakan dengan kandungan protein 20 – 30%.
Setelah 20 – 30 hari, lebih dari 75% ikan sudah matang gonad dan siap memijah.
Bobot tubuh induk jantan minimum 250 gram per ekor. Dengan oanjang standar tubuh ikan nila 25 cm untuk jantan dan 22 cm untuk induk nila betina.
Kondisi sisik besar dan berangasan (ctenoid). Indukan mempunyai contoh sisik yang normal.
Perbandingan antara tinggi terhadap panjang standar indukan yaitu 1 : 2,1 hingga 1 : 2,7
Idealnya, dalam meijahkan ikan nila diharapkan induk betina dan jantan dengan perbandingan 3 : 1.
Artinya, tiga ekor betina dengan satu ekor pejantan. Padat tebar ideal yaitu tiga ekor per m2.
Ciri Induk Ikan Nila Jantan
Ciri Induk Ikan Nila Betina
Menyiapkan Kolam Pemijahan dan Pendederan Ikan Nila
Teknik pembenihan ikan nila tahap selanjutnya yaitu menyiapkan kolam.
Untuk memijahkan ikan nila diharapkan minimum 2 kolam, yakni bak pemijahan dan bak pendederan.
Kolam pemijahan dipakai untuk memijahkan indukan (menyatukan induk jantan dan betina hingga terjadi pembuahan telur hingga induk betina mengerami telur dan larva).
Sementara itu, bak pendederan dipakai sebagai tempat memelihara larva hingga setiap tebar ke bak pembesaran.
Skala ideal yang sering dipakai petani dalam memijahkan ikan nila yaitu 300 ekor betina dan 100 ekor jantan.
Induk nila sebanyak ini biasanya dipijahkan dalam bak seluas 400 cm2.
Standar Kolam untuk Teknik pembenihan ikan nila
Standar Kolam Penampungan Larva
Berikut acara yang perlu dilakukan pada bak dan lahan sebelum proses teknik pembenihan ikan nila dan pemijahan pendederan berjalan.
Mengeringkan bak minimum selam satu ahad untuk mencegah adanya hama, penyakit, dan jamur.
Mencangkul lahan dengan cara membalik lumpur untuk membantu mematuikan hama di seluruh bagian, khususnya dasar bak yang berlumpur.
Memeriksa derajat keasaman (pH) tanah. Tambahkan kapur sebanyak 100 gram per m2 untuk menetralkan derajat keasaman tanah.
Memupuk lahan untuk meningkatkan kesuburan tanah. Dapat berupa pupuk sangkar dari kotoran sapi, ayam, atau puyuh dengan takaran 250 gram/m2.
Pupuk ditebar di lahan, kemudian dicangkul hingga mendapat ketebalan lumpur sekitar 20 cm.
Memperbaiki pematang atau tanggul sambil mendeteksi bila terjadi kebocoran. Selain tiu, perlu dibuatkan kemalir (selokan untuk mengumpulkan ikan) dengan arah membujur.
Menambahkan air hingga ketinggian 70 – 100 cm, kemudian membiarkannya selama seminggu sebelum di tebar indukan.
Pasang saringan kawat kassa berdiameter 0,5 mm di pipa seluruh pemasukan untuk menghindari masuknya ikan-ikan kecil atau telur ikan predator yang sanggup memangsa larva.
Pemijahan Ikan Nila
Teknik pemijahan dan pendederan ikan nila langkah selanjutnya yaitu gantian proses pemijahan.
Pemijahan ikan nila dilakukan dengan menyatukan indukan (betina dan jantan) dalam bak pemijahan. Pemijahan ini sanggup dilakukan di bak permanen atau bak tanah.
Pemijahan di bak tanah biasanya dilakukan dengan padat tebar 1 ekor/m2.
Di BBI Cangkringan, satu bak dengan luas 400 m2 biasanya diisi satu paket induk sebanyak 100 induk jantan dan 300 induk betina.
Setelah 3 – 5 hari, induk jantan biasanya akan menciptakan sarang di dasar kolam. Sarangnya berbentuk cekungan sebesar tubuh induk betina.
Perawatan Ikan Nila Selama Proses Pemijahan
Setelah itu tahap selanjutnya teknik pembenihan ikan nila, induk betina akan mendatangi sarang yang sudah dibuat. Tidak usang kemudian, induk betina akan bertelur dan segera dibuahi oleh pejantan.
Proses pemijahan ini biasanya hanya terjadi dalam waktu 60 menit untuk satu pasang indukan. Telur yang sanggup dihasilkan sepasang sebanyak 2.000 butir telur.
Setelah telur dibuahi pejantan, induk betina akan menangkap atau mengambil telur tersebut untuk dierami di dalam mulutnya.
Telur ikan nila akan menetas menjadi larva dalam waktu 4 – 5 hari.
Selama proses pemijahan, induk nila harus tetap diberi makan berupa pelet dengan kandungan protein tinggi (minimum 25%).
Dosisi pinjaman pakan sebanyak 2 – 3% dari berat biomassa.
Perawatan Larva Ikan Nila
Larva yang telah menetas akan bertahan hidup dengan cadangan makanan berupa kuning telur dalam waktu 5 – 7 hari.
Pemanenan atau pengambilan larva dilakukan pada hari ke-10 hingga hari ke-15 sesudah proses pemijahan atau penyatuan induk nila.
Waktu yang sempurna untuk memanen larva ikan nila yaitu pada pukl 6 – 8 pagi.
Teknik Pemanenan Larva Ikan Nila
Teknik pembenihan ikan nila tahap final yaitu pengembila larva dan juga perawatan larva yang benar.
Cara pengambilan larva awalnya dengan mengamati bak pemijahan setiap pagi.
Biasanya induk betina sesekali muncul ke permukaan dan menyemburkan larva dari dalam mulutnya ke permukaan air, kemudian menyedotnya lagi.
Pada dikala larva disemburkan keluar dari lisan indukan, itulah dikala yang sempurna untuk memanen larva ikan nila.
Pemanenan dilakukan memakai scoop net. Setelah itu, larva hasil panen ditampung di dalam ember.
Setelah semua larva terkumpul bersihkan dari kotoran larva yang mati. Setelah itu, pindahkan larva ke bak pendederan yang sudah disiapkan.
Pemindahan ke bak pendederan atau bak pemeliharaan ini tidak eksklusif ditebar di bak tetapi ditebar dalam hapa selama 3 – 5 hari.
Setelah itu, larva siap untuk dipelihara selama beberapa waktu, tergantung dari kebutuhan benih yang diminta.
Itulah beberapa langkah teknik pembenihan ikan nila yang dirasa gampang dikerjakan oleh siapa saja, baik untuk perjuangan sampingan maupun dijadikan sebagai perjuangan penghasilan tetap. Semoga bermanfaat dan selamat mencoba.
Setelah induk betina bertelur dan dibuahi oleh jantan, induk betina nila akan mengerami larvanya di dalam lisan hingga larva sipa menetas.
Induk yang mengeram kadang kala menyemburkan larva di dalam mulutnya, kemudian menyedot dan mengeraminya kembali.
Sama halnya dengan proses pembenihan alami, sistem pemijahan ikan nila ini belum banyak campur gan manusia.
Petani pembenihan ikan nila di kawasan Sleman, Yogyakarta memijahkan ikan nila dengan cara alami menyerupai di habitat aslinya.
Namun, pelaksanannya dilakukan di kolam pemijahan.
Berbeda dengan ikan nila, pemijahan jenis ikan konsumsi lainnya menyerupai ikan lele, ikan patin, dan ikan mas sudah mulai melaksanakan dengan buatan manusia.
Berikut tahapan pemijahan dan teknik pembenihan ikan nila menurut sifat alaminya di alam dan hasil buatan manusia.
Teknik Pembenihan Ikan Nila
Memilih Induk Ikan Nila
Teknik pembenihan ikan nila tidak luput dari menentukan indukan yang berkualitas unggul.
Indukan yang berkualitas elok diharapkan untuk memijahkan ikan nila.
Tips menentukan induk yang baik dan benar sebaiknya mempunyai asal-usul yang jelas, terutama jenis atau strain.
Untuk mendapat induk nila yang berkualitas, teman sanggup menemukannya di Balai Benih Induk atau UPTD perikanan yang ada di setiap kabupaten.
Syarat Induk Ikan Nila yang Baik menyerupai Berikut ini:
Induk jantan dan betina harus sehat dan matang gonad.
Ciri-ciri induk nila matang gonad:
- Sudah berumur 4 – 5 bulan,
- Tubuh tidak cacat
- Tidak ada kelainan bentuk
- Organ tubuh lengkap
- Sisik teratur
- Perilaku yang normal
- Tubuh tidak ditempeli parasite
- Tidak adanya menunjukkan klinik nanah penyakit
- Insang bersih
- Tutup insang normal
- Berlendir normal
Induk betina biasanya perutnya membesar dan alat kelamin berwarna merah
Untuk pematangan gonad, ikan nila sanggup dipelihara pada bak terpisah dengan padat tebar 1 – 3 ekor/m2 dan diberi pakan dengan kandungan protein 20 – 30%.
Setelah 20 – 30 hari, lebih dari 75% ikan sudah matang gonad dan siap memijah.
Bobot tubuh induk jantan minimum 250 gram per ekor. Dengan oanjang standar tubuh ikan nila 25 cm untuk jantan dan 22 cm untuk induk nila betina.
Kondisi sisik besar dan berangasan (ctenoid). Indukan mempunyai contoh sisik yang normal.
Perbandingan antara tinggi terhadap panjang standar indukan yaitu 1 : 2,1 hingga 1 : 2,7
Idealnya, dalam meijahkan ikan nila diharapkan induk betina dan jantan dengan perbandingan 3 : 1.
Artinya, tiga ekor betina dengan satu ekor pejantan. Padat tebar ideal yaitu tiga ekor per m2.
Ciri Induk Ikan Nila Jantan
- Tubuh membulat
- Warna cerah
- Sirip berwarna kemerahan
- Gerakan lincah
- Satu buah lubang kelamin yang memanjang
- Jika dipijat alat kelaminnya, keluar cairan putih bening.
Ciri Induk Ikan Nila Betina
- Tubuh memanjang
- Warna agak kusam
- Perut agak gendut
- Gerakan lamban
- Memiliki 2 lubang kelamin berbentuk membulat yang erfungsi sebagai lubang telur dan lubang ekskresi.
Menyiapkan Kolam Pemijahan dan Pendederan Ikan Nila
Teknik pembenihan ikan nila tahap selanjutnya yaitu menyiapkan kolam.
Untuk memijahkan ikan nila diharapkan minimum 2 kolam, yakni bak pemijahan dan bak pendederan.
Kolam pemijahan dipakai untuk memijahkan indukan (menyatukan induk jantan dan betina hingga terjadi pembuahan telur hingga induk betina mengerami telur dan larva).
Sementara itu, bak pendederan dipakai sebagai tempat memelihara larva hingga setiap tebar ke bak pembesaran.
Skala ideal yang sering dipakai petani dalam memijahkan ikan nila yaitu 300 ekor betina dan 100 ekor jantan.
Induk nila sebanyak ini biasanya dipijahkan dalam bak seluas 400 cm2.
Standar Kolam untuk Teknik pembenihan ikan nila
- Luas bak 400 m2
- Kedalaman air 100 cm
- Debit air minimum 1 liter per detik
Standar Kolam Penampungan Larva
- Luas bak 200 – 500 m2
- Kedalaman air 50 – 70 cm
- Debit air minimum 1 liter per detik
- Peralatan
- Hapa 2x2x1 m3 (mesh ukuran 1 – 1,5 mm)
- Seser benih 0,2 x 0,4 m2 (mesh ukuran 1 – 1,5 mm)
- Ember plastic
- Scoop net dan lambit.
Berikut acara yang perlu dilakukan pada bak dan lahan sebelum proses teknik pembenihan ikan nila dan pemijahan pendederan berjalan.
Mengeringkan bak minimum selam satu ahad untuk mencegah adanya hama, penyakit, dan jamur.
Mencangkul lahan dengan cara membalik lumpur untuk membantu mematuikan hama di seluruh bagian, khususnya dasar bak yang berlumpur.
Memeriksa derajat keasaman (pH) tanah. Tambahkan kapur sebanyak 100 gram per m2 untuk menetralkan derajat keasaman tanah.
Memupuk lahan untuk meningkatkan kesuburan tanah. Dapat berupa pupuk sangkar dari kotoran sapi, ayam, atau puyuh dengan takaran 250 gram/m2.
Pupuk ditebar di lahan, kemudian dicangkul hingga mendapat ketebalan lumpur sekitar 20 cm.
Memperbaiki pematang atau tanggul sambil mendeteksi bila terjadi kebocoran. Selain tiu, perlu dibuatkan kemalir (selokan untuk mengumpulkan ikan) dengan arah membujur.
Menambahkan air hingga ketinggian 70 – 100 cm, kemudian membiarkannya selama seminggu sebelum di tebar indukan.
Pasang saringan kawat kassa berdiameter 0,5 mm di pipa seluruh pemasukan untuk menghindari masuknya ikan-ikan kecil atau telur ikan predator yang sanggup memangsa larva.
Pemijahan Ikan Nila
Teknik pemijahan dan pendederan ikan nila langkah selanjutnya yaitu gantian proses pemijahan.
Pemijahan ikan nila dilakukan dengan menyatukan indukan (betina dan jantan) dalam bak pemijahan. Pemijahan ini sanggup dilakukan di bak permanen atau bak tanah.
Pemijahan di bak tanah biasanya dilakukan dengan padat tebar 1 ekor/m2.
Di BBI Cangkringan, satu bak dengan luas 400 m2 biasanya diisi satu paket induk sebanyak 100 induk jantan dan 300 induk betina.
Setelah 3 – 5 hari, induk jantan biasanya akan menciptakan sarang di dasar kolam. Sarangnya berbentuk cekungan sebesar tubuh induk betina.
Perawatan Ikan Nila Selama Proses Pemijahan
Setelah itu tahap selanjutnya teknik pembenihan ikan nila, induk betina akan mendatangi sarang yang sudah dibuat. Tidak usang kemudian, induk betina akan bertelur dan segera dibuahi oleh pejantan.
Proses pemijahan ini biasanya hanya terjadi dalam waktu 60 menit untuk satu pasang indukan. Telur yang sanggup dihasilkan sepasang sebanyak 2.000 butir telur.
Setelah telur dibuahi pejantan, induk betina akan menangkap atau mengambil telur tersebut untuk dierami di dalam mulutnya.
Telur ikan nila akan menetas menjadi larva dalam waktu 4 – 5 hari.
Selama proses pemijahan, induk nila harus tetap diberi makan berupa pelet dengan kandungan protein tinggi (minimum 25%).
Dosisi pinjaman pakan sebanyak 2 – 3% dari berat biomassa.
Perawatan Larva Ikan Nila
Larva yang telah menetas akan bertahan hidup dengan cadangan makanan berupa kuning telur dalam waktu 5 – 7 hari.
Pemanenan atau pengambilan larva dilakukan pada hari ke-10 hingga hari ke-15 sesudah proses pemijahan atau penyatuan induk nila.
Waktu yang sempurna untuk memanen larva ikan nila yaitu pada pukl 6 – 8 pagi.
Teknik Pemanenan Larva Ikan Nila
Teknik pembenihan ikan nila tahap final yaitu pengembila larva dan juga perawatan larva yang benar.
Cara pengambilan larva awalnya dengan mengamati bak pemijahan setiap pagi.
Biasanya induk betina sesekali muncul ke permukaan dan menyemburkan larva dari dalam mulutnya ke permukaan air, kemudian menyedotnya lagi.
Pada dikala larva disemburkan keluar dari lisan indukan, itulah dikala yang sempurna untuk memanen larva ikan nila.
Teknik Pembenihan Ikan Nila - Cara Pengambilan Larva Ikan Nila
Pemanenan dilakukan memakai scoop net. Setelah itu, larva hasil panen ditampung di dalam ember.
Setelah semua larva terkumpul bersihkan dari kotoran larva yang mati. Setelah itu, pindahkan larva ke bak pendederan yang sudah disiapkan.
Pemindahan ke bak pendederan atau bak pemeliharaan ini tidak eksklusif ditebar di bak tetapi ditebar dalam hapa selama 3 – 5 hari.
Setelah itu, larva siap untuk dipelihara selama beberapa waktu, tergantung dari kebutuhan benih yang diminta.
Itulah beberapa langkah teknik pembenihan ikan nila yang dirasa gampang dikerjakan oleh siapa saja, baik untuk perjuangan sampingan maupun dijadikan sebagai perjuangan penghasilan tetap. Semoga bermanfaat dan selamat mencoba.
0 Response to "Teknik Pembenihan Ikan Nila Yang Benar"
Posting Komentar